Sumpah Pemuda merupakan pergerakan bersejarah par...
Read MoreRiuh rendah suara memenuhi lapangan indoor SPK PE...
Read MorePada era teknologi yang berkembang pesat, penting...
Read More
Ratusan siswa memamerkan kreasi mereka dalam bidang teknologi di area SDK PENABUR Gading Serpong (02/03). Karya-karya istimewa yang ditampilkan membuat kemeriahan final dan exhibition PENABUR Kids Fest SDK PENABUR Jakarta 2024 semakin terasa. Ini merupakan ajang tahunan untuk mendorong siswa meningkatkan kemampuan 6C, yaitu Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity, Character dan Citizenship.
Bunyi gong yang menggelegar menandai telah dibukanya acara ini secara resmi oleh Adri Lazuardi, Ketua BPK PENABUR dan Kenny Lim, Ketua BPK PENABUR Jakarta didampingi pengurus dan struktural.
“Kami selalu berkomitmen membekali buah hati Papa dan Mama dengan pembelajaran abad 21 agar anak dapat mempersiapkan diri di masa depan, bukan sebagai pengguna saja tetapi menjadi inventor. Melalui acara ini anak dilatih untuk dapat berkreasi, berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja sama, saling menghargai hasil karya teman, dan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah.” ujar Kenny dalam kata sambutannya.
Adri turut mengapresiasi guru-guru yang mampu mendorong talenta siswa sehingga berhasil tampil apik di atas panggung, ada yang bernyanyi, menari, bermain musik, dan masih banyak lagi, “Ini merupakan bagian dari kegembiraan. Jika Bapak dan Ibu dapat menanamkan pondasi yang benar pada siswa, nantinya mereka akan memiliki potensi yang besar. Semoga jenjang SD dapat terus menghasilkan anak-anak yang hebat.” harapnya.
Siswa dan orang tua beramai-ramai mengunjungi pameran 266 peserta yang berpartisipasi dari 20 SDK PENABUR Jakarta. Para peserta dengan antusias menjelaskan hasil karya mereka.
“Kami membuat kulkas dari styrofoam. Kulkas ini dapat menghasilkan dingin hingga 10 derajat karena dipasang heatsink dan peltier di bagian atasnya.” tutur Eucharistia, siswa SDK PENABUR Kota Modern menjelaskan Project Based Learning (PjBL) yang diciptakannya bersama teman satu tim. Ia menuturkan bahwa untuk pembuatannya diperlukan satu bulan dengan bantuan orang tua dan panduan video dari YouTube.
Exhibition PjBL digelar di lantai satu dengan deretan booth yang menarik mata, salah satunya karya PjBL siswa SDK 9 PENABUR, “Melalui proyek yang saya dan teman-teman ciptakan, saya ingin mengingatkan kembali makanan dan bangunan tradisional Indonesia yang kerap kali terlupakan di zaman modern sekarang ini. Tadi saya menjelaskan kepada pengunjung booth, seperti makanan putu mayang yang berasal dari Betawi yang juga makanan favorit saya.” jelas Cathryne Leona Hermawan, siswa SDK 9 PENABUR bersama rekan timnya.
Tak kalah menariknya, exhibition robotic serta coding yang berlangsung di lantai dua dan tiga juga menarik perhatian pengunjung.
“Kami membuat karya ‘Sistem Keamanan Banjir Berbasis Arduino’ yang bertujuan menyelamatkan penghuni rumah dari banjir. Arduino adalah otak robot yang bekerja untuk menahan banjir, sehingga air tidak masuk ke dalam rumah. Jadi, orang di dalam rumah tidak perlu khawatir dan dapat beraktivitas seperti biasa di kala banjir melanda. Kami juga memasang sumur di sekitar rumah sehingga air tidak langsung masuk ke dalam rumah.” ujar Liberty Amadea, siswa SDK 9 PENABUR dengan rekan timnya menjelaskan hasil karya robot yang diciptakan.
Tidak hanya menjawab keresahan terkait permasalahan lingkungan seperti banjir yang sering dihadapi masyarakat, para siswa juga peduli terhadap isu bullying yang belakangan marak dibicarakan di media sosial.
“Saya dan Tristan membuat aplikasi permainan menarik, diawali dengan cerita tentang seorang anak yang di bully. Selanjutnya, muncul pertanyaan-pertanyaan, seperti “Mengejek Teman” pengunjung dapat menentukan itu tindakan benar atau salah dengan mengklik tombol ‘Benar’ dan ‘Salah’.” jelas Roderick Matthew Halomoan Tambunan, siswa SDK 4 PENABUR menjelaskan hasil karya coding yang dibuat.
Tristan rekan satu tim Roderick mengaku dalam membuat aplikasi tersebut bukanlah hal yang mudah, diperlukan waktu satu bulan dengan bantuan guru informatika di sekolah dalam pembuatannya, “Saya menemukan kesulitan dalam mengatur sound agar sesuai sama animasi yang ditampilkan. Saya pun terus mencoba sampai akhirnya berhasil.” ungkap Tristan.
Selain memamerkan hasil karya kepada orang tua dan siswa, para peserta turut mempresentasikan karya di hadapan para observer yang ahli dibidangnya. Dengan penuh percaya diri mereka menjelaskan. Para pemenang dari kegiatan ini diharapkan mampu mengembangkan lebih lanjut kreasinya untuk berlaga di International Robotic Olympiad (IROC).
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR