Meski memiliki postur badan kecil dan usia yang p...
Read MoreKevin Adi Senjaya, peserta didik Brilliant Class ...
Read MoreKakak kelas yang berbaris rapi mengenakan seragam...
Read MoreDi salah satu kota di Indonesia yaitu Bekasi yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan berdekatan dengan Jakarta. Sehingga sering membuat banyak orang bertanya tentang kultur dan masyarakat Bekasi. Apakah berasal dari Sunda atau Betawi ? Tetapi sering terdengar masyarakat terutama para remaja di Bekasi menggunakan bahasa yang kerap menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Betawi dan bahkan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari hari. Sebenarnya Betawi dan Sunda merupakan suku yang berbeda, tetapi seiring berkembangnya zaman para remaja mulai membawa perubahan yang besar.
Banyak bahasa yang telah tercampur menjadi kesatuan dan menjadi bahasa khas Bekasi. Contohnya seperti “Bagen aku mah dikata apa aja” dimana kata bagen berasal dari bahasa Betawi, bagen artinya biarin. Sedangkan mah berasal dari bahasa Sunda yang artinya mau. Dari kalimat tersebut kita dapat melihat bahwa bahasa Bekasi menyerap dari bahasa daerah lainnya.
Karena menyerap bahasa yang berbeda lainnya, banyak bahasa Bekasi yang sulit untuk diidentifikasi bahasa mana yang menjadi kata kunci kalimat tersebut. Hal tersebut terjadi karena Bekasi adalah kota tujuan urbaniasi sehingga diksi dan kata-kata yang diucapkan warga bekasi sering kali condong mirip bahasa dan dialek betawi atau sunda.
Ternyata asal usul bahasa Bekasi ialah perpaduan antara bahasa Sunda dan Betawi lho. Alasannya karena pada zaman dahulu, Bekasi memiliki mayoritas penduduk etnis Sunda dan Betawi. Orang asli Bekasi umumnya berbicara dengan bahasa Sunda dengan campuran dialek betawi.
Faktor Pendukung
Pada akhirnya ada beberapa faktor yang mendukung kebertahanan sebagai kearifan lokal masyarakat etnis Betawi Bekasi. Adapun faktor pendukung tersebut, yaitu…
1. Adanya partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam proses kegiatan paketan menjadi salah satu kunci untuk menjaga dan melestarikan warisan Budaya.
2. Adanya kerjasama.
Kerjasama sangatlah penting dalam keberlanjutan sebuah kegiatan . Kegiatan kemasyarakatan dapat dilihat efektif atau tidak ditentukan dengan faktor-faktor yang bersifat prinsipil dalam kegiatan tersebut. Salah satunya yaitu kerjasama dalam kegiatan. Di mana kerjasama seluruh unsur masyarakat didasarkan pada sistem kerjasama yang baik. kepercayaan dalam masyarakat sangat diperlukan dalam proses menjaga dan melestarikan kearifan lokal bagi etnis Betawi Bekasi
3. Adanya rasa kepercayaan dalam masyarakat.
Adanya kepercayaan ini maka akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang baik. Tidak ada kecurigaan antara sesama masyarakat, justru yang ada rasa saling tolong menolong untuk terlaksananya suatu kegiatan tertentu. Selain adanya faktor yang membuat paketan bertahan hingga saaat ini, rupanya paketan juga memiliki faktor hambatan dan gangguan yang dapat membuat paketan tidak lagi bertahan atau hilang dalam kebudayaan masyarakat etnis Betawi Bekasi.
Selain adanya faktor yang membuat budaya tersebut bertahan hingga saat ini, rupanya juga memiliki faktor penghambat atau pengganggu yang dapat membuat hilangnya kebudayaan masyarakat etnis Betawi Bekasi. Adapun faktor penghambat, yaitu
1. Sikap praktis.
Sikap praktis disini maksudnya adalah sikap yang serba cepat dan tidak mau susah. Pada konteks, rupanya sebagian masyarakat karena kesibukan aktivitas sosial yang lain atau kerja, kemudian membuat sebagian dari mereka saat ada kegiatan hanya cukup memberikan bantuan uang tanpa terlibat secara fisik dalam kegiatannya.
2. Pengaruh modernisasi dan globalisasi.
Di era modernisasi dan globalisasi yang melanda hampir seluruh kehidupan masyarakat Kota Bekasi menjadi tantangan tersendiri bagi budaya-budaya lokal Betawi Bekasi, khususnya budaya tersebut. Wujud dari modernisasi dan globalisasi dapat dilihat dari pembangunan fisik Kota Bekasi, perkembangan dunia internet, serta berbagai produk teknologi
3. Pengaruh budaya masyarakat pendatang.
Seiring perkembangan Kota Bekasi dan beberapa daerah lainnya disekitar Kota Bekasi, membuat masyarakat dari luar Kota Bekasi berdatangan untuk bekerja atau bertempat tinggal. Kondisi ini tentu mempengaruhi interaksi budaya yang ada.
Kota Bekasi kini menjadi berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri di Provinsi Jawa Barat. Hal inilah yang kemudian secara perlahan membuat kehidupan sosial dan budaya di Kota Bekasi ikut mengalami perubahan sosial. Modernisasi dan globalisasi selain memiliki dampak positif, juga ternyata memiliki dampak negatif.
Dampak Positif :
Dampak Negatif :
Setelah mengetahui apa saja dampak- dampak nya, apakah kalian penasaran dengan contoh kebudayaan nya? Jika penasaran, yuk kita lihat apa aja sih kebudayaan yang masih memiliki pencampuran antara “Betawi” dan “Sunda”.
Berbeda dengan ciri khas Kota Semarang yang memiliki “Bandeng Presto”, “Bandeng Rorot” merupakan makanan khas Kota Bekasi dimana duri-duri pada ikan bandeng tersebut telah dipisahkan dari daging dan kulitnya.
“Bir pletok” ini merupakan minuman khas dari Betawi. Karena masyarakat Bekasi juga banyak yang keturunan Betawi, maka “Bir Pletok” ini juga menjadi salah satu minuman khas Bekasi.
Dodol ini hanya muncul di waktu tertentu saja, misalkan pada Lebaran, Pernikahan, dan Sunatan. Hal ini dikarenakan waktu pembuatannya yang relatif lama dan ketersediaan alat yang sangat minim.
Kue ini bernama “akar kelapa” karena bentuknya yang menyerupai bentuk akar kelapa. Namun ada juga yang menyebutnya “Kue Procot”, disebabkan cara pembuatannya yang harus dicetak berbentuk tabung kecil kemudian disodok dengan alat sehingga adonan harus diprocotkan untuk dapat keluar masuk ke minyak panas.
Kue yang satu ini juga biasa ditemukan pada saat lebaran dan menjadi hantaran kue pernikaha masyarakat Bekasi.
Berbeda dengan Kue Gipang, Kue Rengginang ini terbuat dari beras yang setelah diolah kemudia dijemur dan digoreng hingga mengambang.
Kue ini hampir sama dengan Kue Geplak yang terbuat dari tepung beras, hanya saja kue ini biasanya disajikan dengan aneka warna dan rasanya sangat manis.
Makanan ini terbuat dari ketan yang difragmentasikan, seperti halnya tape singkong.
Pendapat Remaja Mengenai Budaya Bekasi
Banyak remaja yang mengatakan bahwa budaya Bekasi harus menumbuhkan keyakinan untuk mampu bangkit & harus mempunyai keberanian.
Dengan kata lain, tantangannya adalah harus mulai membangun jaringan komunikasi, baik dengan industri dan masyarakat. Contohnya dengan peraturan daerah yang sudah cukup kuat untuk melindungi. Karena pemerintah daerah lain tidak bisa mengklaim lagi.
Beberapa remaja juga mengatakan kebudayaan Bekasi berkembang berdasar sikap masyarakatnya yang terbuka, sehingga banyak pengaruh daerah lain masuk. Persoalan lain yang perlu diantisipasi adalah adanya “ancaman” daerah lain yang akan megklaim beberapa kesenian tradisi Bekasi sebagai bagian dari tradisinya.
Masa Depan Kota Bekasi
Kota Bekasi memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan berkembang. Dengan berbagai upaya perencanaan dan pembangunan yang tepat, Bekasi dapat menjadi salah satu kota yang lebih berkelanjutan dan nyaman untuk ditinggali.
Sebenarnya Betawi dan Sunda merupakan suku yang berbeda, tetapi seiring berkembangnya zaman para remaja mulai membawa perubahan yang besar.
Karena menyerap bahasa yang berbeda lainnya, banyak bahasa Bekasi yang sulit untuk diidentifikasi bahasa mana yang menjadi kata kunci kalimat tersebut.
Persoalan lain yang perlu diantisipasi adalah adanya “ancaman” daerah lain yang akan megklaim beberapa kesenian tradisi Bekasi sebagai bagian dari tradisinya.
Penulis : Nathania Shallom Sibarani & Fidela Alena Paramesti Loppies - SMPK PENABUR Summarecon Bekasi
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR