Meski memiliki postur badan kecil dan usia yang p...
Read MoreKevin Adi Senjaya, peserta didik Brilliant Class ...
Read MoreKakak kelas yang berbaris rapi mengenakan seragam...
Read More
Dr. Yuhyun Park, Narasumber Webinar DQ BPK PENABUR Jakarta : “How Should I Control My Child’s Unse of Technology?”
Pada masa revolusi industri pertama di tahun 1784 anak belajar dari orang tua. Body yaitu kekuatan tubuh menjadi hal yang penting, setiap anak akan belajar mengenai bagaimana orang tua bertani misalnya dan berbagai pekerjaan serupa lainnya. Bergeser ke revoulsi industri kedua tahun 1870, zaman mulai berubah kekuatan fisik tidak lagi diperlukan. Pada masa ini banyak tercipta mesin yang menggantikan tenaga manusia. Orang tua mulai mengajarkan anak mind atau yang biasa disebut IQ (Intellectual Quotient).
Kemudian, memasuki revolusi industri ketiga pada 1970 internet mulai diciptakan. Setiap orang mulai berpergian ke kantor dan membangun interaksi dengan orang lain. Disinilah dimana EQ (Emotional Quotient) lahir karena diyakini tidak hanya sekedar mind saja yang penting dalam bekerja, tetapi membangun relasi dengan rekan kerja menjadi hal yang tidak kalah penting.
Seiring berkembangnya zaman, saat ini manusia hidup dimana teknologi digital terus berkembang. Di samping body dan mind yang harus diperhatikan, spirit menjadi hal terpenting yang harus dikembangkan. Seorang anak harus memiliki kebijaksanaan sebagai masyarakat digital (digital citizenship).
BPK PENABUR Jakarta sebagai lembaga pendidikan Kristen di Indonesia turut berkembang mengikuti zaman. Saat ini, peserta didik tidak hanya harus memiliki kemampuan IQ dan EQ saja, tetapi juga DQ (Digital Quotient). Oleh karena itu, BPK PENABUR Jakara ingin memberikan pemahaman kepada orang tua secara lebih dengan mengadakan Webinar DQ bertajuk “How Should I Control My Child’s Unse of Technology?”. Pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu yang dapat disaksikan melalui YouTube Channel BPK PENABUR Jakarta.
Webinar tersebut menghadirkan Dr. Yuhyun Park seorang ahli terkemuka di dunia dalam hal literasi digital. Dr. Yuhyun Park membuat konsep Digital Intelligence (DQ) yang menjadi standar global pertama dan kerangka umum untuk literasi digital, kemampuan, dan kesiapan menghadapi era digital yaitu IEEE 3527.1. . Standar global ini didukung oleh Institute of Electrical and Electronic Engineering (IEEE) Standars Association asal Amerika Serikat, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yakni organisasi internasional yang berdiri tahun 1948 dan terdiri dari 34 negara di dalamnya, serta World Economic Forum di tahun 2018.
“Pengembangan DQ yang saya lakukan awalnya bertujuan untuk anak saya sendiri, dimana Ia hidup di dalam perkembangan teknologi digital. Kita bisa melihat kembali pada tahun 2018, masa dimana kami mengidentifikasi adanya cyber pandemic yang menimbulkan cyber risk pada anak seperti cyber bullying, social media disorder, gaming disorder, dan berbagai ancaman lainnya. Hal ini terus meningkat terutama ketika kita berada di masa pandemi Covid-19 yakni dari 56% menjadi 60%. Namun, sayangnya dalam hal ini orang tua belum siap berpindah ke dunia digital.” jelas Dr. Yuhyun Park.
Mengingat cyber pandemic efek dari pandemi Covid-19 yang menyerang setiap orang tua dan anak di berbagai belahan dunia, maka diperlukan solusi untuk meningkatkan kemampuan digital seorang anak, sehingga siap menghadapi cyber risk. Sayangnya, masih banyak orang tua yang tidak siap memberikan pemahaman pada anak karena adanya ketakukan karena ketidaktahuan akan teknologi, memandang teknologi terlalu kompleks dan hanya untuk orang pintar, dan merasa sudah ketinggalan zaman dari anak-anak mereka.
“Children use more, it doesn’t mean they know more. Hal ini yang perlu dipahami oleh orang tua. Harus diingat sebagai orang tua kita punya kedudukan lebih kuat dari anak-anak kita. Untuk itu, orang tua harus peduli pada teknologi, sehingga dapat menghadapi tantangan digital secara bersama-sama.” ungkap Dr. Yuhyun Park.
Konsep DQ tidak hanya sekedar mengukur seberapa hebat seorang anak menguasai coding atau mahir menggunakan mobile, tetapi tentang nilai-nilai kemanusiaan, mengenai bagaiamana anak dapat menjadi manusia yang berakhlak di dalam perkembangan digital saat ini.
Materi Webinar DQ BPK PENABUR Jakarta : “How Should I Control My Child’s Unse of Technology?”
Dr. Yuhyun Park mengembangkan konsep DQ di dalam 8 area Digital Indetity, Digital Rights, Digital Use, Digital Literacy, Digital Safety, Digital Communication, Digital Security, dan Digital Emotion Intelligence.
Selain itu, Dr Yuhyun Park juga menjelaskan mengenai digital citizenship tentang bagaimana sebagai masyarakat digital menggunakan teknologi dengan aman dan penuh rasa tanggung jawab. Sebagai digital citizenship dapat membangun kreatifitas yang bisa diubah menjadi realita digital, memanfaatkan dunia digital sebagai wadah pendapatan, dan mampu berkompetisi di dunia digital seperti menjadi pengusaha yang terus berkembang dan memberikan dampak. Lewat digital citizenship dapat meminimalisir cyber risk yang bisa terjadi pada anak.
Digital citizenship skill yang harus dimiliki anak adalah disiplin menggunakan media dan teknologi, mengerti hal-hal dasar dalam berkomunikasi online, berkomunikasi di dunia maya harus menggunakan tutur kata yang sopan. Proaktif meminta perlindungan dari cyber risk kepada Cyber Bullying Management atau Cyber Security Management dan memiliki identitas kuat sebagai digital citizenship.
Sebagai orang tua tentu perlu menetapkan standar di dalam keluarga terhadap penggunaan teknologi sehingga mendorong anak memiliki kebijaksanaan dalam menggunakan teknologi, menghargai nilai-nilai yang ada di keluarga, siap menghadapi masa depan, dan juga jenjang karir yang semakin meningkat. Orang tua sebagai digital parenting tidak hanya sekedar mengontrol anak, tetapi memberdayakan anak agar menjadi pribadi yang mandiri, bijaksana, dapan meminimalisir cyber risk yang dihadapi, dan menjadi digital citizenship yang baik.
Ada 3 prinsip yang harus dimiliki orang tua dalam menjalankan digital parenting antara lain :
1. Family Media Boundary
Orang tua memiliki peraturan dan prinsip teknologi yang jelas untuk proteksi dan arahan yang tepat bagi anak. Menetapkan batasan-batasan, mengajarkan peraturan dan nilai-nilai keluarga kepada anak supaya dapat memastikan keamanan mereka ketika menggunakan media digital.
2. Parental Engagement
Orang tua membangun hubungan yang terbuka dan aktif mendukung mediasi untuk meminimalisir efek negatif dan memaksimalkan efek positif pada anak dalam menggunakan media digital.
3. Family Network
Orang tua perlu mempunyai relasi diluar keluarga sendiri seperti guru, konselor eksternal, keluarga besar, sehingga anak mempunyai orang-orang yang dapat ditemui dan dipercaya pada saat memerlukan bantuan.
Kemudian, orang tua dapat menciptakan lingkungan digital yang sehat untuk anak dari konektivitas terhadap teknologi digital dengan membangun jaringan untuk meingkatkan pengetahuan tentang tren teknologi dan dampaknya pada anak.
DQ World merupakan online program dari Dr. Yuhyun Park yang memfasilitasi anak dalam hal kecerdasan digital dan di desain dalam bentuk animasi sehingga anak dapat belajar dengan interaktif dan menyenangkan.
BPK PENABUR Jakarta mengadakan DQ test bagi para peserta didik. DQ World diperuntukkan peserta didik jenjang SD yang baru saja berlangsung pada September 2022, sedangkan peserta didik jenjang SMP dan SLTA mengikuti tes pada Agustus - September 2022 dalam bentuk assessment.
“Semoga webinar yang kami selenggarakan ini dapat memberikan ilmu yang baik bagi para orang tua, sehingga mampu memperlengkapi anak-anak di era digital saat ini, dimana di dalam kehidupan sehari-hari kita bersentuhan dengan teknologi.” tutur Iening, Pengurus BPK PENABUR Jakarta yang hadir dalam webinar.
Bagi orang tua yang belum menyaksikan Webinar DQ : “How Should I Control My Child’s Unse of Technology?” dapat klik link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=K_i0__HXOy8&t=3104s
***
Mari bergabung di BPK PENABUR Jakarta https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR