Meski memiliki postur badan kecil dan usia yang p...
Read MoreKevin Adi Senjaya, peserta didik Brilliant Class ...
Read MoreKakak kelas yang berbaris rapi mengenakan seragam...
Read More
Prestasi membanggakan ditorehkan Mikha Clementinus Togamulia Butar Butar, peserta didik SMAK 7 PENABUR, yang berhasil meraih medali perunggu dalam ajang APhO (Asian Physics Olympiad) ke-25 yang diselenggarakan di Dhahran, Saudi Arabia pada 4 - 12 Mei 2025.
APhO diikuti oleh 224 remaja terbaik dari 29 negara di asia yang terbagi ke dalam 30 tim. Indonesia mengirimkan dua tim yang berisikan delapan pelajar SMA terbaik dari berbagai sekolah di Indonesia.
“Ajang ini mulai diselenggarakan sejak tahun 2000 dan merupakan kegiatan yang baik bagi remaja SMA di Indonesia untuk mengembangkan minat bakat terkhususnya di bidang Fisika, karena menjadi kesempatan bagi mereka bertemu serta bersaing secara sportif dengan anak remaja terbaik dari berbagai negara di asia.” ujar Hendra Kwee presiden APhO 2025.
Hendra berpendapat, Mikha merupakan salah satu yang terbaik mewakili tim Indonesia dalam APhO 2025.
Fokus Mempersiapkan diri untuk Olimpiade Selama Tiga Tahun
Mikha bercerita awal mula Ia bisa berpartisipasi dalam APhO 2025. Ketika masuk SMA pertama kali, Ia menyukai mesin dan teknologi, sehingga Fisika menjadi mata pelajaran yang relevan dengan kedua hal itu.
“Sejak saat itu saya sadar dengan memperdalam mata pelajaran tertentu dapat membawa saya ikut berbagai ajang kompetisi bahkan dan meraih prestasi.” ungkap Mikha yang memulai perjalanan kompetisinya dari Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat provinsi.
Sekolah mendukung Mikha dalam olimpiade secara penuh lewat bimbingan guru Fisika di Science Club Jenjang serta menghadirkan pelatih khusus dari luar.
“Kami memberikan dukungan penuh tidak hanya Mikha, tetapi kepada setiap peserta didik di sekolah yang ingin serius menekuni berbagai bidang hingga ikut kompetisi.” tutur Hendro Lumbanraja, Kepala SMAK 7 PENABUR.
Mikha berhasil lolos OSN hingga tingkat nasional pada September 2024 lalu dan mendapatkan medali Perak untuk bidang Fisika. Dari situlah, Ia memulai langkah mengikuti tahapan seleksi APhO 2025, dua minggu setelah pengumuman OSN.
“Ada tiga tahapan seleksi APhO yang aku ikuti dimulai dari bulan September. Puji Tuhan, aku berhasil lolos di tiga seleksi tersebut dan mendapatkan pelatihan secara intensif bersama teman-teman lainnya selama empat bulan, meliputi latihan eksperimen, teori, soal, dan berbagai macam tes lainnya.” cerita Mikha.
Selain itu, Mikha juga mengadakan pelatihan secara mandiri dengan belajar dari buku perkuliahan, buku olimpiade, dan beragam soal olimpiade tahun-tahun sebelumnya.
Perjalanan Mikha dalam mempersiapkan diri tidak semulus itu, Ia kerap kali menemukan tantangan, “Tantangan terberat ketika menemukan tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi dan memerlukan kunci jawaban relevan serta perlu verifikasi bahwa ilmu yang didapatkan benar dan akurat.” tuturnya.
Oleh karena itu, Mikha meminta bantuan kepada guru pendamping maupun berdiskusi dengan teman satu timnya untuk menemukan jawaban dari soal-soal tersebut. Ia juga mencari sumber referensi dari internet dan berbagai buku.
“Biasanya saya berhasil menemukan jawabannya sekitar 1-2 hari.” lanjut Mikha.
Usaha Tidak Menghianati Hasil
Seperti pepatah “usaha tidak menghianati hasil”, persiapan Mikha selama tiga tahun untuk mempersiapkan diri mengikuti kompetisi terkhususnya APhO 2025 terbayar dengan prestasi yang diraih, yakni medali perunggu di tangan serta sertifikat penghargaan, yang menjadi tiket untuknya yang sudah berada di kelas XII agar mendapatkan beasiswa penuh dalam melanjutkan kuliah ke luar negeri.
“Saya sangat senang perjuangan dengan latihan terus menerus selama tiga tahun di SMA bisa membuahkan hasil yang baik, saya berharap ini dapat menginspirasi teman-teman di Indonesia.” tutur Mikha yang memiliki keinginan melanjutkan perkuliahan di jurusan aerospace engineering, karena bisa belajar ilmu fisika lebih mendalam dan melakukan banyak penelitian.
Mikha turut berpesan kepada setiap peserta didik BPK PENABUR Jakarta untuk tetap semangat dan yakin bahwa prestasi yang diraih bukan sekedar mendapatkan sebuah medali, tetapi bisa berguna dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Menurut saya yang terpenting dari sebuah kompetisi adalah mental kita jadi terbentuk untuk berprestasi lebih tinggi lagi, serta menjadi pribadi yang konsisten dalam mengejar mimpi dan tangguh menghadapi berbagai tantangan.” tutup Mikha.
Sebagai Kepala Sekolah, Hendro mengucapkan selamat kepada Mikha, “Saya dan guru-guru tentu bangga dengan prestasi yang Mikha raih. Mikha tentu menjadi salah satu lulusan BPK PENABUR Jakarta yang BEST.” tuturnya.
BEST akronim dari Be Tough, memiliki jati diri, spiritualitas dan karakter Kristiani yang utuh dan tangguh. Excel Worldwide, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan memiliki jiwa kepemimpinan untuk tujuan positif. Share with Society, menghargai kemajemukan dan memiliki kepedulian sosial. Trust in God, memiliki sikap mengandalkan Tuhan dan menunjukan sikap takut akan Tuhan dalam kehidupan keluarga, sekolah, gereja dan masyarakat.
Informasi selengkapnya tentang SMAK 7 PENABUR dapat klik tautan berikut ini https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR