Permasalahan sampah di Indonesia sudah parah dan bahkan turunannya adalah bencana banjir, penyakit, serta pencemaran lingkungan. Diperlukan keseriusan untuk berani berubah dan mengurangi kebiasaan untuk membuang sampah sembarangan agar alam Indonesia tetap asri dan terbebas dari sampah. Sebagai sekolah terbaik, BPK PENABUR Jakarta melakukan aksi kepedulian “Pekan Budaya Bersih dan Bebas Plastik” yang diluncurkan oleh BPK PENABUR pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Gerakan berani berubah untuk membuat Indonesia menjadi lestari ini sudah menjadi salah satu rangkaian HUT BPK PENABUR ke-70 yang mengusung tema “Berani Berubah: Semakin Peduli dan Berbagi”.
Aksi kepedulian terhadap lingkungan ini dihadiri oleh para pengurus BPK PENABUR di 15 kota, yakni Bandung, Bandar Lampung, Bogor, Cianjur, Cicurug, Cimahi, Cirebon, Indramayu, Jakarta, Jatibarang, Metro, Rengasdengklok, Serang, Sukabumi, dan Tasikmalaya.
Produksi sampah plastik di Indonesia setiap tahunnya sangat banyak. Menurut penelitian McKinsey and Co dan Ocean Conservancy, sampah di Indonesia mencapai 175 ribu ton setiap harinya dan dalam setahun dapat mencapai 63,9 juta ton. Sungguh bukan hal yang bisa dibanggakan.
Jumlah inilah yang membuat Indonesia menjadi penyumbang sampah terbesar setelah Tiongkok. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebanyak 72 persen penduduk di Indonesia kurang peduli dengan masalah sampah, apalagi masalah sampah plastik.
Bapak Adri Lazuardi selaku Ketua Umum BPK PENABUR juga menyampaikan pendapatnya pada pembukaan acara tersebut,“Dengan adanya peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020, sekolah terbaik BPK PENABUR ingin mengajak semua warga sekolah BPK PENABUR, baik para siswa, guru serta karyawan BPK PENABUR untuk mulai menerapkan kebiasaan untuk mengurangi penggunaan plastik.” Pak Adri juga menganjurkan para tamu undangan untuk membawa tumbler, kotak makan, dan sedotan stainless sebagai bentuk peduli terhadap limbah plastik.
Beliau juga mengatakan bahwa mulai hari ini di setiap sekolah BPK PENABUR akan ditempelkan poster serta spanduk yang bertuliskan “Pekan Budaya Bersih dan Bebas Plastik” dan juga menyediakan air galon isi ulang serta tempat sampah minimal dua jenis, yakni tempat sampah organik dan anorganik.
Bapak Adri Lazuardi juga sudah mengimbau para warga sekolah untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar, “Setiap warga sekolah pun sudah diwajibkan untuk peduli saat melihat sampah serta berinisiatif untuk membuang sampah ke tempat sampah. Mereka juga diwajibkan untuk membawa tumbler, kotak makan, sedotan stainless sebagai bentuk pengurangan terhadap limbah plastik,” pungkas Bapak Adri.
Baca Juga: Ketua Umum BPK PENABUR: Revolusi Industri 4.0 Tidak Dapat Dihindari
Sebagai bentuk langkah menjadikan Indonesia menjadi lebih asri dan lestari, diharapkan aksi kepedulian yang dilakukan sekolah terbaik BPK PENABUR menjadi pelopor pengurangan sampah yang ada di Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR