Geraldi Ryan Wibinata, Alumnus SMAK 6 PENABUR
“Menjadi seorang pendeta memang dapat membuatmu memberkati banyak jemaat, tetapi dengan menjadi seorang politisi bisa membuatmu menjadi berkat bagi masyarakat umum”, petuah singkat dari Ibu Vale, Guru Agama SMAK 6 PENABUR, menjadi titik terang ketika salah satu muridnya, Geraldi Ryan Wibinata, yang hingga kelas XII mengalami kebimbangan menentukan pilihan jurusan lanjutan di perguruan tinggi.
Dari percakapan dengan Ibu Vale itu, Geraldi yang menyukai pelajaran PPKN ini, memantapkan pilihannya untuk mengambil kuliah jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia (UI) dibanding belajar teologi, ketika Ia lulus pada tahun 2017.
Meskipun semasa SMA mengambil jurusan IPA, Geraldi memiliki ketertarikan lebih di bidang sosial. Aktif sebagai Ketua OSIS dan berbagai kepanitiaan, kemampuan Geraldi semakin dikembangkan dengan keikutsertaannya dalam kelas yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tema “Politik Cerdas Berintegritas” ketika berada di kelas XII. Para peserta yang ikut adalah ketua OSIS dari berbagai sekolah.
Dengan dukungan penuh dari Kepala Sekolah, Geraldi mengikuti proses seleksi dan berhasil menjadi satu-satunya peserta yang lolos dari sekolah swasta. “Aku mengikuti kelas intensif selama satu minggu dan menginap bersama peserta lain. Kami sebagai ketua OSIS diajarkan mengenai pendidikan anti korupsi.” cerita Geraldi.
Pengalaman yang didapatkan Geraldi dalam kelas intensif tersebut, sungguh membekas baginya. Meskipun ia merupakan kelompok minoritas seorang keturunan Indonesia-Tionghoa dan beragama Kristen, Geraldi dengan teguh hati memilih untuk terjun ke dunia politik, mengikuti jejak inspiratornya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Geraldi merasa bersyukur mendapatkan dorongan dan dukungan penuh dari guru-guru di sekolah mengenai keputusannya untuk mengambil kuliah jurusan politik. Tidak hanya itu, setiap hari Geraldi juga diberikan penanaman moto “Iman, Ilmu, Pelayanan” dalam pergaulan dan berbagai kegiatan di sekolah, seperti lewat Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang mengajak siswa turun ke desa. “Disana saya membantu warga merenovasi dan mengecat rumah. Jadi, di BPK PENABUR Jakarta moto tersebut tidak hanya diucapkan, tetapi diasah lewat berbagai kegiatan sosial yang diikuti oleh siswa.” tutur Geraldi.
OSIS Sebagai Wadah Memaksimalkan Masa Sekolah
Bagi Geraldi pengalaman menjadi Ketua OSIS di SMAK 6 PENABUR merupakan hal yang tak terlupakan. Ia ingat ketika di sekolah dulu, harus bolak balik ke sebuah gereja dan panti asuhan untuk membuat kegiatan sosial yaitu pasar baju bekas layak pakai. Puji Tuhan, kegiatan tersebut menarik orang banyak untuk datang dan membeli. Lalu, yang paling seru adalah kegiatan turun ke lapangan seperti mengadakan Masa Orientasi Sekolah (MOS) untuk siswa baru dengan berbagai permainan seru serta camping.
“Menurutku OSIS adalah wadah untuk teman-teman memaksimalkan masa-masa di sekolah. Jadi, sebagai pengurus OSIS harus terbuka dan mampu menjaring kebutuhan siswa. Oleh karena itu, siswa diluar kepengurusan OSIS harus proaktif juga, misalkan ingin mengadakan lomba catur, teman-teman bisa mengutarakan kepada pengurus dan kami akan membantu untuk mengadakannya, yang tentunya dibawah pengawasan Kepala Sekolah dan guru.” ujar Geraldi.
Keseimbangan Hidup Remaja ala Geraldi
Selain menjadi Ketua OSIS, Geraldi aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, Paskibraka, dan Paduan Suara. Ia tergabung ke dalam Cantible Choir, paduan suara SMAK 6 PENABUR yang mengantarkannya mengikuti BEST Student Choir Festival (BSCF) dan PENABUR International Choir Festival (PICF), ajang perlombaan paduan suara yang digelar setiap dua tahun oleh BPK PENABUR Jakarta.
Sebagai siswa yang memiliki segudang aktifitas di luar kegiatan belajar mengajar di kelas, Geraldi tentu harus mengatur waktu belajar dengan efektif.
“Pembagiannya sederhana saja, kuncinya bagi teman-teman yang berorganisasi adalah jangan memikirkan program kerja saat belajar di kelas atau sebaliknya, itu akan membuat waktu belajar jadi tersita. Jadi, ketika di kelas fokuslah belajar dan setelah itu pikirkan program kerja yang akan dilaksanakan. Disiplin membagi waktu menjadi kunci utamanya.” tutur Geraldi.
Menurut Geraldi yang terpenting dari nilai akademis yang baik adalah prosesnya. Misalkan belajar Fisika. Untuk mendapatkan nilai dengan target yang memuaskan tentu harus melalui berbagai perjuangan, seperti bertanya kepada guru, membangun sosialisasi dengan teman untuk mendapatkan bantuan, dan mengikuti pelajaran tambahan. Proses inilah yang membuat lulusan BPK PENABUR Jakarta menjadi pribadi yang rajin, disiplin, dan memiliki sikap pantang menyerah, sejalan dengan profil lulusan BPK PENABUR yaitu BEST - Be Tough, Excel Worldwide, Share with Society, Trust in God.
“Jadi, saat kuliah sikap tersebut yang dibawa, bahkan ketika aku terjun di politik. Aku harus mempersiapkan diri dengan baik dan hadir tepat waktu pada saat menghadiri rapat.” ucap Geraldi.
Politik adalah Panggilan Hidup
Lulus dari Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di UI, Geraldi kini aktif bekerja sebagai Assistant Executive sekaligus Badan Pemenangan Pemilu di Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
“Politik adalah panggilan bagiku. Mungkin bagi sebagian anak muda pemberitaan mengenai politik adalah hal yang berat, banyak membahas politisi, undang-undang, kebijakan, hingga isu-isu nasional. Namun, disini aku ingin menyampaikan bahwa politik tidak hanya mengenai itu saja, tetapi politik dapat memengaruhi teman-teman di dalam segala aspek.” ungkap Geraldi, terkhususnya kepada peserta didik BPK PENABUR Jakarta.
Biaya sekolah, harga sembako yang dibeli untuk kebutuhan di rumah, transportasi umum yang digunakan, keselamatan dan kesehatan publik, akses rumah sakit, UMR, BPJS, serta semua bidang pekerjaan, itu semua dipengaruhi oleh berbagai isu sosial politik di Indonesia.
“Jadi, tidak harus kuliah dulu baru menyukai ilmu politik, tetapi harus punya pemahaman bahwa kehidupan kita bermasyarakat tidak bisa terlepas dari politik. Jadi, meskipun tidak terlibat langsung dalam politik, paling tidak kalian harus sadar tentang situasi yang terjadi setiap hari di Indonesia.” sambung Geraldi.
Geraldi berharap agar peserta didik BPK PENABUR Jakarta mampu menjadi lulusan yang dapat membuka diri di tengah-tengah lingkungan heterogen dalam bermasyarakat.
“Jadilah pribadi yang rendah hati, mau membuka diri dengan perbedaan apalagi kita hidup di Indonesia yang beragam dari segi Suku, Agama, Ras, dan Budaya, serta mau menolong sesama lewat bidang pekerjaan yang digeluti nantinya.” pesan Geraldi kepada peserta didik BPK PENABUR Jakarta.
***
Mari bergabung di BPK PENABUR Jakarta https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR