STOP BERHEMAT!!!

BERITA LAINNYA - 19 March 2022

STOP BERHEMAT!!!

Oleh Caroline Devina, Lisa Anastasya, Athalia Bernica, Yehezkiel Vito

 

 

Dilansir dari laman Kementerian ESDM, konsumsi listrik di kuartal III tahun 2021 adalah sebesar 1.109 kWh per kapita. Meskipun hal ini belum mencapai target nasional yaitu sebesar 1.203 kWh per kapita, namun pemerintah cukup bangga karena mengalami tren kenaikan dari tahun sebelumnya. Sisi lain yang dapat kita lihat bahwa total kapasitas pembangkit nasional yang terpasang per 2020 adalah sebesar 71 Giga Watt (GW). Angka ini mengalami kenaikan, karena pada tahun 2019, pemerintah mencatat di angka 69,7 GW. Kita patut berbangga akan pencapaian ini. Lalu, apakah arti angka tersebut dan pencapaian yang telah pemerintah lakukan bagi kita sebagai konsumen energi listrik?

 

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, menjelaskan bahwa dari kapasitas pembangkit nasional sebesar 70,96 GW di atas hanya sebesar 10,9% energi listrik yang dihasilkan dari energi baru dan terbarukan (EBT). Negara kita masih bergantung kepada PLTU dan PLTG sebagai sumber utama untuk dapat menghasilkan listrik. Perlu kita ketahui bersama bahwa baik PLTU maupun PLTG keduanya menggunakan energi fosil. Energi fosil yang digunakan dalam pembangkit listrik jenis ini bisa berupa batu bara, minyak bumi, atau gas alam.

 

Lebih lanjut, dalam berbagai sumber referensi yang bisa kita cari, saat ini bisa dikatakan Indonesia sedang darurat energi fosil. Arifin Tasrif menjelaskan bahwa dalam sembilan tahun ke depan minyak bumi akan habis, selanjutnya 22 tahun lagi gas bumi akan habis dan terakhir batubara akan habis dalam 65 tahun mendatang. Tentunya prediksi dan perhitungan ini berasal dari para ahli yang dapat memprediksi kondisi Indonesia dan dunia dalam jangka panjang. Pemerintah Indonesia sempat melarang ekspor batu bara selama satu bulan, namun dicabut kembali karena banyaknya protes dari negara-negara yang menikmati ekspor batu bara dari negara kita.

 

Sebagai konsumen listrik negara, sudah selayaknya kita melihat hal ini sebagai sebuah isu serius, karena tanpa adanya penemuan akan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia, maka energi fosil akan habis dalam waktu yang cepat. Perlu kita ketahui juga bahwa saat inipun Indonesia telah melakukan impor minyak bumi. Tentunya kita tidak mau jika anak cucu kita nanti menikmati energi fosil bukan dari hasil bumi pertiwi, tapi hasil impor dari negara lain. Indonesia sebagai salah satu negara penghasil batu bara adalah dongeng bagi anak cucu kita.

 

Satu langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan mendukung program pemerintah untuk pengoptimalan dan eksplorasi penggunaan EBT di Indonesia. Melalui pembelajaran berbasis proyek dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU), anak-anak kelas XI MIPA diajak untuk melihat hal di atas sebagai sebuah masalah bersama. Sebagian anak-anak tersebut secara kreatif mencoba menjawab permasalahan yang ada dengan melakukan proyek kecil dalam pemanfaatan konversi EBT ke dalam energi listrik. Berikut adalah hasil karya anak-anak kelas XI MIPA dalam mewujudnyatakan EBT dalam skala kecil.

 

1. Aqua Sol

Perkenalkan saya Caroline dari kelas XI MIPA 2. Produk kami diberi nama Aqua Sol. Inspirasi kami membuat produk ini karena panel surya biasanya memakan banyak tempat, lalu di daratan pun mempunyai banyak tempat yang panas, sehingga efisiensi menurun. Tetapi jika di air, suhu nya tidak sepanas di darat, sehingga menjadi lebih efisien dan tidak memakan banyak tempat.

 

Manfaat dari Aqua Sol adalah bisa memakai lapangan air yang biasanya kurang bisa dipakai, seperti di permukaan laut dalam. Selain itu, Aqua Sol juga tidak membutuhkan lahan/daratan yang umumnya lebih mahal atau bernilai.

Kreator:

  • Caroline Devina Lawita / XI MIPA 2 / 07
  • Cornelius Silitonga / XI MIPA 2 / 09
  • Maria Patricia / XI MIPA 2 / 19
  • Samuel Clement / XI MIPA 2 / 26
  • Timothy Paul / XI MIPA 2 / 29

 

2. Cabinol

Cabinol merupakan produk energi terbarukan karya kelompok 4 yang dibuat melalui fermentasi singkong. Cabinol sendiri berasal dari dua kata, yaitu cassava dan bioetanol. Cassava merupakan bahasa Inggris dari singkong, sementara bioetanol merupakan bahan bakar alkohol yang terbuat dari bahan baku tanaman melalui proses fermentasi. Ide membuat Cabinol pertama kali muncul ketika kami menyaksikan video pemanasan global. Kami ingin mengurangi polusi di udara dalam rangka meminimalisir terjadinya pemanasan global dengan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Menurut kami, bioetanol merupakan bahan bakar yang paling tepat untuk digunakan sekarang ini dibandingkan Compressed Natural Gas (CNG), biomass methane, dan hidrogen karena berasal dari makhluk hidup yang tentunya jumlahnya tidak terbatas.

 

Pembuatan Cabinol memerlukan alat dan bahan berupa empat batang singkong yang telah diparut, ragi tape secukupnya, batu gamping, air, dan alat destilasi. Proses pembuatan Cabinol dimulai dari menyaring air singkong, lalu memasak air singkong, selanjutnya memasukkan ragi tape ke air singkong, memfermentasikan singkong selama dua minggu, menyaring air singkong yang telah difermentasi, menuangkan air singkong ke dalam alat destilasi, memasukkan batu gamping ke air singkong hasil destilasi, setelah itu biarkan air singkong hasil destilasi selama dua puluh empat jam, dan viola! Cabinol sudah dapat digunakan. Selain menjadi bahan bakar kendaraan, Cabinol juga bisa digunakan sebagai bahan bakar memasak dan bahan bakar alternatif dalam membakar kayu pemanas ruangan.

Kreator:

  • Calvin Sidharta K / XI MIPA 2 / 06
  • Laura Victoria G / XI MIPA 2 / 17
  • Lisa Anastasya / XI MIPA 2 / 18
  • Stephanie Devithawaty /  XI MIPA 2 / 28
  • Westton Herman / XI MIPA 2 / 31

 

3. SW-2

Nama produk yang kami buat adalah SW-2, nama SW-2 sendiri merupakan kepanjangan dari Solar Wheeler 2. Penamaan Solar Wheeler diartikan sebagai kendaraan beroda yang menggunakan tenaga solar/surya, sedangkan penomoran angka 2 merujuk pada kelompok yang merancang produk ini, yaitu kelompok 2. Ide kelompok kami membuat produk ini adalah, kami melihat di abad ke-21 perkembangan globalisasi semakin maju tetapi sayangnya tidak diikuti oleh perkembangan teknologi di negara kita, dapat dikatakan bahwa teknologi di negara kita jauh tertinggal dengan negara lain. Sudah banyak peluang yang dapat kita terapkan dengan basis teknologi, terutama dalam sistem konversi energi. Teknologi yang terus berkembang pesat menjadi sebuah acuan baru untuk mendukung kehidupan modern pada abad ini.

 

Beberapa tahun belakangan ini, dampak pandemi kian meningkat dengan seiring berkembangnya varian virus dari Covid-19, banyak orang-orang yang lebih memilih untuk berada didalam rumah dengan menggunakan AC secara terus menerus. Hal ini berdampak besar pada peningkatan efek rumah kaca. Perancangan produk solar cell yang akan kami buat ini bertujuan untuk menjadikan solar cell sebagai komponen substitusi atau pengganti baterai yang umum digunakan. Banyak hal yang dapat diperoleh dari komponen solar cell ini. Hal ini dilatarbelakangi oleh tujuan kami dalam mengupayakan pemanfaatan sisi positif dari sisi negatif yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca. World Meteorological Organization mengatakan emisi gas rumah kaca kian meningkat selama pandemi, bukan karena asap kendaraan melainkan dari penggunaan CFC yang mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Selama emisi gas rumah kaca berlanjut, maka suhu global akan terus meningkat. Oleh karena itu, kami berpikir untuk membuat produk yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi yang sudah ada.

Kreator:

  • Athalia Bernice P. XI MIPA 4/02
  • Ian Frederick XI MIPA 4/11
  • Joshepine Graciella XI MIPA 4/17
  • Nathan Aurelius XI MIPA 4/24
  • Samuel Dwi Rafael XI MIPA 4/27

 

4. Enlighten

Kelas XI MIPA 1 ditugaskan untuk membuat produk konversi energi. Kelompok yang beranggotakan Delvin, Leonard, Shayna, Tobias, Valentina, dan Yehezkiel membuat produk yang bernama 'enlighten'. Apa itu 'enlighten'? Berikut penjelasannya!

 

'enlighten' merupakan kepanjangan dari 'experience the natural light transforms into the beauty of life'. Ya, betul sekali. Produk yang kami buat adalah senter panel surya yang  menggunakan cahaya matahari (natural light) sebagai sumber energi dan ditransformasi untuk menerangi kita. Kami menggunakan panel surya dan power bank dimana bisa mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik dan energi akan disimpan di power bank

 

Tentu saja, alasan dari pembuatan produk ini adalah untuk  membuat barang yang mudah dibawa dan pastinya bermanfaat. Produk kami sangatlah sederhana. Kamu tidak perlu menggunakan listrik untuk mengisi senter lagi. Kamu cukup menjemur senter di bawah sinar matahari dan sinar matahari tersebut bisa menjadi sumber energi. Senter ini cocok digunakan pada saat berkemah karena tidak ada listrik di tengah hutan. 

Kreator: 

  • Delvin Aurelio XI MIPA 1/8
  • Leonard Nathaniel Saputra XI MIPA 1/17
  • Shayna Bunga Drianlis Widjaja XI MIPA 1/23
  • Tobias Ega Ekaputra XI MIPA 1/25 
  • Valentina Andriana Tjhiputra XI MIPA 1/27 
  • Yehezkiel Vito XI MIPA 1/31

 

 

Demikianlah ide kreatif dari anak-anak kelas XI MIPA untuk menjawab permasalahan energi fosil yang semakin menipis. Sebagai konklusi, gerakan yang dulu sempat dicanangkan untuk menghemat listrik, menurut saya kurang ada dampaknya. Tren menunjukkan konsumsi listrik per kapita selalu naik tiap tahun. Kita perlu mengubah gerakan hemat energi yang selama ini digaungkan dengan gerakan ganti energi, yaitu mengganti energi fosil yang selama ini kita gunakan dengan energi baru dan terbarukan (EBT).

 

Akhir kata, penulis mengajak kita semua untuk benar-benar peduli terhadap sumber daya alam yang kian lama semakin menipis. Sumber daya alam yang kini dapat kita nikmati, seyogyanya juga dapat dinikmati oleh generasi penerus kita. Langkah kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan EBT bagi kebutuhan energi dalam kehidupan kita. Kita bisa secara mandiri membangun PLTS bagi rumah-rumah kita. Kita juga bisa mengganti kendaraan bahan bakar fosil dengan kendaraan tenaga listrik. Kita juga bisa mengganti kompor listrik atau gas dengan kompor berbahan bioetanol. Selamat menjelang hari bumi, mari lestarikan bumi kita!

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 05 February 2020
Keluarga Kristen Yang Berbahagia
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 07 September 2020
Gempita PENABUR 9.9
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 02 October 2020
Community Social Project (CSP) - Come, Lend A Hel...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 14 October 2020
Bebras Computational Thinking Challenge
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 19 November 2020
Bintang SMA 2020
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 28 January 2021
Peranan Allah dalam Kehidupan Keluargaku
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 02 February 2021
LDK OSIS SMAK PENABUR KOTA TANGERANG 2021
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 15 February 2021
Ibadah Persiapan TO Penabur Kelas XII "Bersama Tu...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 27 March 2021
SEMINAR ORANG TUA SISWA "PELUANG KARIR MASA PANDE...
SEMINAR ORANG TUA SISWA "PELUANG KARIR MASA PANDE...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 05 April 2021
COMMUNITY SOCIAL PROJECT
COMMUNITY SOCIAL PROJECT
BERITA LAINNYA - 11 October 2021
PELAYANAN BERMAKNA
BERITA LAINNYA - 12 October 2021
SEDIKIT PEMBERIAN, BERJUTA MANFAAT
SEDIKIT PEMBERIAN, BERJUTA MANFAAT
BERITA LAINNYA - 13 October 2021
MEMBANTU SESAMA
MEMBANTU SESAMA
BERITA LAINNYA - 14 October 2021
LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA - TINGKAT PROVINSI
LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA - TINGKAT PROVINSI
BERITA LAINNYA - 13 October 2021
TOP 1000 - BERDASARKAN NILAI UTBK
TOP 1000 - BERDASARKAN NILAI UTBK
BERITA LAINNYA - 06 January 2022
PROFESIONALISM
BERITA LAINNYA - 13 January 2022
ANAK BELAJAR “SELINGKUH” DARI PJJ
ANAK BELAJAR “SELINGKUH” DARI PJJ
BERITA LAINNYA - 23 January 2022
KEGIATAN PERKEMAHAN JUMAT-SABTU
KEGIATAN PERKEMAHAN JUMAT-SABTU
BERITA LAINNYA - 23 January 2022
DIVYA COMPETITION
DIVYA COMPETITION
BERITA LAINNYA - 22 January 2022
PERJUSA PASKIBRA AKT
PERJUSA PASKIBRA AKT
BERITA LAINNYA - 01 November 2022
Rich in Memories
BERITA LAINNYA - 11 November 2022
MENJADI PEJUANG DAN PEMENANG DALAM SETIAP TANTANG...
MENJADI PEJUANG DAN PEMENANG DALAM SETIAP TANTANG...
BERITA LAINNYA - 15 December 2022
AKT’s Christmas Day - “The Deja Vu Christmas”
“The Deja Vu Christmas”
BERITA LAINNYA - 08 October 2022
Karir Day
Karir Day
BERITA LAINNYA - 01 November 2022
BERAWAL DARI SEBUAH POT MENJADI SEBUAH KEISTIMEWA...
BERAWAL DARI SEBUAH POT MENJADI SEBUAH KEISTIMEWA...

Choose Your School

GO