PELAYANAN BERMAKNA
BERITA LAINNYA - 11 October 2021
PELAYANAN BERMAKNA
Birgita Joy Clarissa/S2/03
Melakukan Community Social Project (CSP) selama 3 hari memberikan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya. Pengalaman bekerja sama melayani orang lain, mencari solusi atas masalah yang dihadapi bersama, hingga mencapai keberhasilan berkat usaha yang dilaksanakan. Berbagai pengalaman tersebut tentunya sangat berkesan dan tidak akan terlupakan bagi saya, serta dapat menjadi pelajaran baru yang sangat berguna untuk membangun diri mulai dari sekarang.
Pada CSP hari pertama, saya mengajarkan anak dari teman orang tua saya yang bernama Tristan. Saya mengajarkan Tristan pelajaran matematika, yaitu menyelesaikan soal pecahan. Saya diberitahu oleh orang tua saya bahwa Tristan awalnya sangat tidak mengerti materi pecahan, bahkan sampai menangis saat mengerjakan latihan soal. Ketika kami belajar di zoom pun, ia juga terlihat cemas karena sebentar lagi akan melaksanakan ujian matematika pecahan. Meskipun saya belum terlalu mengenalnya, saya coba menenangkan Tristan dengan mengajarinya pelan-pelan semampu saya. Awalnya kami kesulitan, bukan hanya karena materinya, namun jaringan dan koneksi internet sangat tidak stabil. Namun, atas usaha kami dan kemauan Tristan untuk belajar, akhirnya Tristan dapat memahami dengan cepat apa yang saya ajarkan. Ia tidak terlihat cemas lagi setelah 1 jam 15 menit kami belajar. Soal-soal dengan mudah ia kerjakan. Bahkan, ia dapat mengerjakan soal yang cukup rumit dengan benar dan lancar. Melihat progress Tristan yang begitu cepat, saya menjadi sangat senang dan bangga kepadanya.
Di hari kedua, saya melaksanakan CSP di sebuah gerai minuman milik kakak teman saya, yaitu ‘Over Topping’. Kebetulan, ketika saya melaksanakan CSP, pengunjung Over Topping cukup ramai, sehingga saya melaksanakan CSP selama 3 jam. Dalam melaksanakan CSP, saya bekerja sama dengan teman saya. Kami sering kali bertukar tugas agar tidak kelelahan. Ada kalanya saya membuat minuman, ada kalanya saya mencatat pesanan, dan ada kalanya saya membuat croffle. Sehingga, pesanan yang begitu banyak dapat terselesaikan tanpa merasa sangat lelah. Sebaliknya, kami merasa puas dan senang karena telah berhasil menyelesaikan pesanan dengan baik.
Hari terakhir CSP, yaitu pada tanggal 29 September 2021, saya memutuskan untuk melaksanakan CSP dengan membantu teman adik sepupu saya, yaitu Bryan untuk belajar mengenai gitar karena ia akan melangsungkan penilaian seni budaya di sekolahnya, namun ia belum memahami bagaimana cara memainkan gitar. Oleh karena itu, kami bertemu di zoom meeting. Saya dengan perlahan mengajarinya untuk bermain chord dasar terlebih dahulu agar lebih mudah dalam mengaplikasikannya pada lagu. Setelah lancar memainkan chord dasar, Bryan mulai memilih lagu apa yang akan ia mainkan untuk penilaiannya. Bryan memilih lagu ‘Apuse’ untuk penilaian di sekolahnya, sehingga kami mulai mencari di internet apa saja chord untuk memainkan lagu ‘Apuse’. Setelah itu, saya mulai membantu Bryan dalam membunyikan chord Apuse dengan benar, seperti Dm, C, G, dan F. Tentu saja, kami mengalami banyak sekali kesulitan. Salah satunya adalah suara zoom yang ter-delay. Namun, akhirnya kami menemukan cara untuk menyelesaikannya dengan berlatih terlebih dahulu, kemudian Bryan akan merekam hasilnya pada saya, sehingga saya dapat mengoreksi jika ada kesalahan. Setelah belajar dan mengevaluasi hasil permainan selama 2,5 jam, Bryan sudah memainkan Apuse dengan sangat lancar, walaupun kadang masih ada chord yang tidak berbunyi dengan sempurna. Namun, saya tetap bangga karena apa yang saja ajarkan dapat diterima dan diaplikasikan dengan baik oleh Bryan.
Saya mendapatkan banyak sekali pengalaman dan perasaan yang mengantarkan saya kepada satu makna. Makna yang dapat saya ambil setelah melakukan CSP ini ialah hidup ini adalah tentang kasih dan melayani, bukan dilayani. Dengan melakukan pelayanan 3 hari berturut-turut, saya semakin menyadari bahwa Tuhan menciptakan kita untuk saling memberikan sukacita dan damai dengan melakukan pelayanan bagi orang lain. Dengan pelayanan yang kita berikan, orang yang kesulitan akan lebih mudah dalam menemukan titik terang, orang yang memiliki keterbatasan akan lebih terbantu dalam melampaui keterbatasannya dan meraih keberhasilan. Semua pelayanan yang kita berikan kepada orang lain mungkin memang tidak menghasilkan uang bagi kita, namun dari hal itu, kita mendapatkan rasa sukacita dan kepuasan rohani di dalam hati kita. Itulah keunikan dari pelayanan.
Setelah melakukan kegiatan CSP, saya merasa sangat bahagia dan puas karena telah memberikan manfaat bagi orang lain. Mulai dari membantu di gerai minuman, sampai menjadi tutor bagi kedua teman saya. Hal tersebut memang sederhana, namun bagi saya pelayanan ini memberikan kebahagiaan yang luar biasa bagi saya, dan saya harap pelayanan saya turut memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Saya menjadi lebih menghargai arti kepedulian, kasih, kerja sama, dan pelayanan melalui CSP ini. Sehingga, kekosongan yang ada di dalam hati saya, dapat terisi oleh kedamaian yang saya peroleh dari melaksanakan CSP. Selain itu, saya juga merasa senang, karena dengan adanya CSP, saya menjadi belajar dan mengasah lagi keterampilan bekerja sama, dan bersosialisasi dengan orang lain.
Meskipun CSP hanya berlangsung selama 3 hari, saya bertekad melanjutkan semangat pelayanan yang telah saya bangun. Janji tersebut akan saya wujudkan dengan berusaha membantu orang-orang yang memerlukan bantuan semaksimal mungkin, berusaha mengembangkan kerja sama yang baik dengan orang lain agar hasil yang didapatkan maksimal, selalu peka dan melihat keadaan sekitar serta menghilangkan kebiasaan acuh tak acuh. Saya yakin dengan menjalankan keempat tindakan tersebut, semangat pelayanan yang ada dalam hati saya akan terus berjalan dan semakin membara.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur