Perjalanan Pemimpi(n)
BERITA LAINNYA - 11 July 2022
Perjalanan Pemimpi(n)
oleh: Darlene Ozora (XII MIPA 1)
“Wah! Program leadership dari University of Pennsylvania?” Itulah yang timbul di benak saya saat melihat sebuah terusan pesan dari aplikasi Whatsapp di awal tahun 2022 lalu. Tanoto Foundation, sebuah organisasi filantropi yang bergerak di bidang pendidikan membuka kesempatan beasiswa bagi siswa-siswi yang berada di kelas 11 SMA untuk mengikuti Leadership in the Business World (LBW), sebuah Summer Program yang diadakan oleh The Wharton School of the University of Pennsylvania. Beasiswa yang diberikan ini menutup semua biaya yang diperlukan, termasuk biaya akomodasi. Sangat menggiurkan, bukan?
Sebagai seorang siswi yang aktif mengikuti organisasi, kata “leadership” dalam program ini memiliki daya tariknya tersendiri bagi saya. Untuk sepersekian detik, saya lupa bahwa juga ada kata “business” di dalamnya. Hal ini sempat membuat saya ragu untuk mendaftar karena selama SMA saya merupakan peserta program studi MIPA, sedangkan bisnis lebih mengarah ke IPS. Usut punya usut, Wharton School berada pada jejeran sekolah bisnis terbaik di dunia. University of Pennsylvania sendiri juga merupakan anggota dari Ivy League, sebuah asosiasi yang terdiri dari delapan universitas prestisius Amerika Serikat bersama dengan Harvard University, Columbia University, Yale University, dan lainnya. Elon Musk, Warren Buffet, dan Donald Trump pernah menempuh pendidikan di Wharton School, loh! Pemikiran saya berubah setelah mengetahui fakta ini. Tidak ada ruginya mengeksplor bidang ilmu baru, bukan? Saya pun membulatkan tekad untuk coba mendaftar.
Sebuah notifikasi email pada tanggal 2 Maret 2022 dini hari mengabarkan bahwa saya diterima di program Leadership in the Business World. Senangnya bukan main saat membayangkan akan terbang ke Negeri Paman Sam. Akhirnya, di tanggal 5 Juni 2022, saya bersama dengan 8 teman dari Indonesia berangkat bersama ke Amerika Serikat. Tidak ada orang dewasa yang menemani kami selama 22 jam perjalanan udara, dengan satu kali transit di Doha. Kami belajar untuk bertanggung jawab atas diri sendiri, namun juga sambil saling menjaga satu sama lain sampai akhirnya sampai dengan aman dan selamat di Philadelphia International Airport jam 3 sore waktu setempat. Philadelphia terpaut 11 jam lebih lambat daripada Jakarta. Dari bandara, kami langsung diantar oleh staf ke University of Pennsylvania.
Keesokan harinya, Senin 6 Juni 2022 menjadi hari pertama saya mengikuti rangkaian program LBW. Di kelas pertama, guru pengajar kami, Flavio Serapiao menyampaikan bahwa dalam tiga minggu ke depan kami akan dibimbing untuk terlebih dulu know (mengetahui), do (mengeksekusi), dan terakhir be (menghidupi) apa yang kami pelajari. Di minggu pertama kami belajar teori mengenai marketing, operation, human resources, finance, distribution, dan hal-hal lainnya yang perlu diketahui seputar bisnis. Minggu kedua lebih menarik bagi saya karena banyak membahas mengenai leadership. Materi di minggu terakhir lebih berfokus mengenai bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik di dunia bisnis.
Dari kelas tiga minggu ini, pelajaran yang paling berkesan bagi saya adalah tentang bagaimana membangun budaya lingkungan organisasi yang baik dan cara untuk mempertahankannya. Seorang pemimpin membutuhkan feedback agar dirinya dan organisasinya bisa berkembang. Kerendahan hati diperlukan untuk bisa menerima kritik dan saran yang ada. Hal ini sangat membantu dalam membangun budaya/kultur yang positif. Selanjutnya, agar kultur yang baik tetap bertahan, pemimpin dari sebuah komunitas harus terus menjadi contoh bagi anggota lainnya dengan cara memancarkan nilai-nilai dari organisasi. Tidak kalah penting, kita juga harus selektif dalam memilih siapa yang akan masuk ke komunitas atau organisasi kita karena jika ada satu saja seseorang dengan bad influence masuk, keseluruhan organisasi bisa terganggu. Kultur atau budaya baik yang sudah ada sejak lama juga jadi terancam.
Tidak terasa tiga minggu telah berlalu. Sampai juga ke hari terakhir dari program Leadership in the Business World. Sebagai final project, kami diminta untuk mempresentasikan hasil analisis terhadap perusahaan pilihan kelompok masing-masing melalui sebuah poster. Kelompok terbaik dipilih dengan cara voting oleh pengunjung. Kelompok saya membahas mengenai Duolingo, aplikasi untuk belajar bahasa asing favorit banyak orang. Beberapa mahasiswa program magister, pengunjung, hingga staf mampir ke booth kelompok saya untuk mendengar penjelasan mengenai Duolingo. Meskipun kami tidak menjadi kelompok terbaik, saya belajar cara untuk mengkomunikasikan suatu hal pada orang lain.
Hari terakhir kami diakhiri dengan pemberian sertifikat bagi seluruh peserta. Momen haru ini menjadi akhir dari perjalanan tiga minggu jauh dari rumah demi menempuh ilmu baru di negeri orang. Pengalaman sangat berharga yang tidak akan pernah terlupakan.
Mencoba hal yang baru, keluar dari zona nyaman, beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru jelas akan memberikan kita banyak ilmu. Bukalah mata selebar mungkin agar kita dapat memperluas wawasan sehingga kita semakin ditempa untuk menjadi lebih berdikari. Jadi, saat ada tantangan baru di depan mata, jangan takut untuk mengambil risiko. Pilih dan tentukan jalan hidupmu mulai sekarang. High risk high return!
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur