ADAKAH YANG BISA DIBANTU? - DAILY DEVOTION
Artikel - 11 April 2025
Dalam sebuah kelas pemantapan belajar sebelum ujian, Bimo melihat beberapa temannya kesulitan menjawab soal yang diberikan oleh guru. Bimo mendekati mereka bermaksud menawarkan bantuan dengan bertanya, “Adakah yang bisa kubantu?” Teman-temannya menjawab dengan sinis, “Kami bisa mengerjakannya kok. Gak usah sok peduli, Bim.” Bimo meninggalkan teman-temannya itu tanpa rasa marah sedikit pun. Saat pulang sekolah, Bimo melihat seorang bapak tua di pinggir jalan yang tampak kesulitan menghidupkan sepeda motor miliknya. Bimo mendekati bapak tua itu lalu bertanya, “Pak, adakah yang bisa saya bantu?” Bapak tua itu menjawab, “Kamu baik sekali nak. Motor bapak tiba-tiba mati dan tidak bisa hidup lagi. Apakah kamu bisa membantu Bapak?” Bimo segera menolong bapak tua itu dan beberapa saat kemudian motor sang bapak hidup kembali. Bapak tua itu sangat berterima kasih atas kepedulian Bimo yang mau menolongnya, sehingga ia bisa melanjutkan perjalanannya.
Memang tidak mudah menjadi peduli. Keramahan dan kepedulian kita bisa saja disalahpahami atau disalahartikan. Ketika kita menawarkan bantuan dengan tulus, tawaran kita ini bisa ditanggapi dengan sinis. Lantas, bagaimana seharusnya sikap kita? Haruskah kita berhenti peduli kepada orang lain dan fokus mengurus diri sendiri saja? Atau, sesungguhnya kita tidak bisa tidak peduli sekalipun kepedulian kita tidak selalu ditanggapi dengan baik? Sebagai orang Kristen, teladan kita tentu adalah Yesus sendiri. Dalam bacaan kita tadi, seorang buta yang tahu kedatangan Yesus berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Sekalipun sempat ditegur oleh banyak orang, ia berseru lebih keras hingga Yesus berhenti dan bertanya kepadanya, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Yesus bisa saja terus berjalan dan mengabaikan orang buta tadi. Namun, Yesus tidak melakukannya. Ia berhenti karena Ia peduli. Ia bertanya karena Ia tahu orang buta itu mengharapkan sesuatu dari-Nya.
Dari Yesus kita belajar peduli lewat sebuah pertanyaan sederhana, “Adakah yang bisa aku bantu?” Pertanyaan itu bisa saja ditanggapi dengan tidak baik. Namun, jangan berhenti peduli. Sebab, di kesempatan-kesempatan lain ada banyak orang yang sangat membutuhkan pertolongan. Ketika ada orang yang sedang kesusahan, bertanyalah: “Adakah yang bisa aku bantu?” Jika ia tidak bersedia, pergilah dengan senyuman. Jika ia bersedia, bantulah dengan ketulusan.
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur