“Bunga Matahari” | Zebulon Yakhin Dan Boas, S.Si., M.Th.
Berita Lainnya - 30 August 2024
Perang Dunia telah memunculkan sebuah pertanyaan hingga saat ini, yaitu “Mengapa manusia dapat tega melakukan kekejaman seperti itu?” Sebuah buku berjudul The Sunflower: On the Possibilities and Limits of Forgiveness karya seorang yang selamat dari Holocoust bernama Simon Wiesenthal adalah buku yang menarik untuk dibaca. Kalau kalian ada waktu, mari membacanya!
Bunga “Matahari” adalah pengamatan mata Simon terhadap nisan dari tiap tentara NAZI yang meninggal dunia, mereka dimakamkam dengan diatas nisannya ditumbuhkan bunga matahari yang indah. Sedangkan mereka yang meninggal di “seberangnya” yaitu para Yahudi yang dipaksa bekerja keras sama sekali tidak ada penghargaannya. Jangankan untuk dapat hidup sama dengan orang Jerman, untuk dapat dimakamkan sama dengan orang Jerman, orang Yahudi pun tidak bisa. Orang Yahudi yang meninggal dunia biasanya ditumpuk “menggunung” dan dibakar oleh tentara NAZI.
Siapakah manusia sesungguhnya? Siapakah kita dan diposisi dimanakah kita, di posisi pelaku kekerasan, ataukah di posisi korban kekerasan. Jawabannya, janganlah sampai kita di posisi keduanya itu, dalam arti jangan ada kekerasan di dalam kehidupan/relasi manusia. Bangunlah kedamaian dan kepedulian antara sesama manusia, bahkan juga dengan relasi manusia dan alam sekitar.
Bacaan kita pada saat ini adalah dari Efesus 2:10 yang bertuliskan “Karena kita ini adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus, untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalamnya. Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat Efesus untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan “durhaka” mereka karena kita dari mulanya adalah ciptaan baik, dan oleh dosa kita hidup dalam keberdosaan, tetapi kita telah ditebus oleh Tuhan Yesus sehingga kita telah merdeka dari ikatan dosa, dan diharapkan kita mampu hidup seperti rencana awal manusia yaitu melakukan pekerjaan-pekerjaan baik Allah melalui diri kita.
Saat ini, dunia sedang tidak baik-baik saja. Berbagai macam masalah yang ada di sekitar kita, lalu apa yang dapat kita perbuat? Yang dapat kita lakukan sebenarnya sederhana saja, mulailah dengan peduli kepada orang di sekitar kita. Menolong orang lain tidak harus berkorban harta bahkan nyawa, tetapi dengan melakukan pertolongan terhadap orang yang sedang membutuhkan, memberikan tenaga dan sedikit waktu kita sudah cukup.
Kenyataannya beberapa remaja saat ini susah untuk dapat peduli terhadap orang lain! Keterikatan generasi ini dengan berbagai permainan mandiri, membuat daya bersimpati, berempati dan bersosial menjadi kurang. Ada satu tips dari bacaan kita saat ini, tentang kisah Jerman dan Yahudi dan pesan dari surat Efesus yaitu cobalah menjadi orang yang disisi sebaliknya. Misalkan bagaimana orang Jerman bila berada di posisi orang Yahudi? Saya yakin dan berdasarkan beberapa film yang ditonton penulis yang bertemakan NAZI, banyak tentang Jerman yang peduli secara diam-diam terhadap orang Yahudi, dan semangat merekalah yang akhirnya dapat mengakhiri Perang Dunia khususnya di Jerman saat itu. Marilah kita peduli terhadap sesama kita, bukalah mata dan bukalah hati kita untuk melihat kesusahan orang lain. Jadilah saksi Kristus melalui perbuatan kita. Tuhan memberkati.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur