Meski memiliki postur badan kecil dan usia yang p...
Read MoreKevin Adi Senjaya, peserta didik Brilliant Class ...
Read MoreKakak kelas yang berbaris rapi mengenakan seragam...
Read MorePelecehan seksual menjadi masalah penting yang kerap kali dianggap tabu untuk dibicarakan, namun sebenarnya menjadi masalah krusial yang harus diperhatikan oleh sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah adalah rumah kedua bagi siswa dan guru merupakan orangtua siswa selama di sekolah, yang seharusnya memberikan pendidikan sex serta pendampingan yang tepat ketika pelecehan seksual terjadi pada siswa.
Berdasarkan data dari Dinas Sosial, sebanyak 8.600 kasus kekerasan seksual terjadi selama pandemi dan menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak(KPPA) sebanyak 4.600 kasus kekerasan seksual terjadi di masa pandemi, yang 60% diantaranya terjadi di rumah dimana anak termasuk korbannya. Data tersebut diambil pada 1 Januari - 31 Juli 2020.
Sebagai lembaga pendidikan, BPK PENABUR Jakarta melihat pelecehan seksual sebagai masalah penting yang harus dipahami, terkhususnya oleh para guru dalam menghadapi siswa di sekolah.
Untuk itu, BPK PENABUR Jakarta mengadakan pembekalan melalui webinar “Raising the Awarness of Sexual Harrasment” bagi setiap guru dari jenjang TK-SMA.
“Pembekalan ini mengingatkan kita kembali kalau pelecehan seksual merupakan topik yang penting untuk dibicarakan. Bapak dan Ibu silahkan serap ilmu lewat narasumber yang akan berbicara, agar dapat membimbing siswa di sekolah dengan baik.” pesan Donny Gatot Laharjo, Deputi Direktur Pelaksana II, BPK PENABUR Jakarta, mengawali webinar.
Webinar pertama ditujukan untuk jenjang SD yang diadakan pada Jumat, 20 Agustus 2021, Pukul 13.00-16.00 WIB, dan disiarkan langsung di YouTube Channel BPK PENABUR Jakarta.
“Pelecehan seksual yaitu melakukan tindakan memaksa secara seksual atau membuat ancaman sehingga korban tidak memiliki pilihan. Perhatian yang tidak diinginkan seperti sentuhan, ciuman, panggilan, lalu melakukan kekerasan gender dengan berkata kasar atau memberikan komentar yang merendahkan kepada orang lain.” jelas Bunga K. Kobong, narasumber dalam webinar dari Yayasan Sobat Peduli.
Bunga juga menjelaskan bahwa Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) juga dapat terjadi di era teknologi saat ini. Untuk itu, perlu upaya dalam mencegah kekerasan seksual dan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan.
“Pada anak usia 6-12 tahun, mereka mulai memasuki masa pra pubertas. Peristiwa ini memberikan pengalaman yang berbeda pada anak dan rasa ingin tahu yang besar. Lalu, ketika anak mengalami pelecehan seksual seperti cat calling, karena kurangnya pengetahuan anak jadi menyelesaikan masalah dengan coba-coba, yang justru jadi berbahaya. Oleh karenanya, penting memberikan pendidikan seksual pada anak sejak dini termasuk usia SD dan pendampingan yang tepat.” papar Natasya Dotulong, Psikolog dan Trainer di Yayasan Sobat Peduli, yang juga menjadi narasumber dari webinar kali ini.
Ketika siswa mengalami pelecehan seksual, maka guru berfungsi memberikan dukungan psikologis awal, dengan menciptakan kondisi safety (rasa aman), calming (tenang dan nyaman), connectedness to others (tidak sendiri dan ada dukungan sosial), self-efficiacy-empowerment (sikap positif terhadap diri sendiri), dan hopefulness (harapan). Di dalam hal ini guru juga harus terlatih, siap, dan punya empati.
Unutk mencegah adanya pelecehan seksual, Natasya mengatakan ada dua hal yang wajib dilakukan oleh sekolah, terutama di masa pandemi saat ini dimana siswa lebih banyak terpapar teknologi. Yaitu dengan memberikan pendidikan digital literacy dan sex education.
Webinar “Raising the Awarness of Sexual Harrasment” selanjutnya berlangsung pada Selasa, 24 Agustus 2021 untuk jenjang SMP, Jumat, 27 Agustus 2021 untuk jenjang TK, dan Selasa, 31 Agustus 2021 untuk jenjang SLTA. Webinar disiarkan langsung dari YouTube Channel BPK PENABUR Jakarta.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR