Masa pandemi membuat orangtua menghadapi fakta baru dalam kurun waktu beberapa bulan ini. Pertama, anak harus belajar dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah. Fakta kedua, yaitu implikasi dari kondisi tadi membuat anak-anak semakin dekat dan mudah mengakses gadget dan internet karena saat mengikuti kelas anak harus menggunakan Zoom Meeting, serta mengakses materi pembelajaran dan tugas-tugas lewat MLS.
Lalu, fakta yang ketiga, semakin sulit bagi orangtua untuk melihat apakah anak benar-benar sedang belajar atau melakukan aktifitas lain ketika sedang berada di depan komputer atau gadget mereka.
Kemudian, berdasarkan hasil survei dari Margareth, Komisioner di bidang pornografi dan cyber crime dari KPAI, menemukan bahwa sekita 96% anak-anak menggunakan gadget diluar kepentingan belajar seperti berbicara dengan teman lewat media sosial, menonton YouTube, dan masih banyak lagi.
Kondisi tersebut memicu kekhawatiran dan merupakan tantangan sendiri bagi orangtua karena potensi kecanduan games (games addiction) serta mengakses konten pornografi lewat internet menjadi sangat besar. Orangtua harus mampu mendeteksi apakah anak kecanduan atau tidak.
“Maka dari itu, BPK PENABUR Jakarta mengadakan Webinar Parenting : Penanganan Adiksi (Games & Pornografi) Pada Anak. Hal ini bertujuan untuk mengajak orangtua bermitra dengan kami pihak sekolah di dalam melindungi anak-anak dari gangguan kecanduan games dan pornografi. Sejalan dengan itu, siswa juga dibekali dengan digital literasi supaya mereka memiliki kecerdasan di dalam menghadapi dan menempatkan diri dengan benar pada era teknologi digital yang dihadapi saat ini.” ujar Nina Risnawati, pengurus BPK PENABUR Jakarta memberikan kata sambutan.
Webinar Parenting BPK PENABUR Jakarta : Penanganan Adiksi (Games & Pornografi) Pada Anak, berlangsung Sabtu, 13 November 2021 dan disiarkan live di YouTube Channel BPK PENABUR Jakarta, Pukul 09.00 - 11.00 WIB https://youtu.be/KzV5G9DE5-o
Susi Rio Panjaitan seorang psychoeducator, lecturer, chilrden’s activist, dan certified trainer, merupakan narasumber yang memberikan pemaparan pada webinar parenting kali ini.
“Sejak di dalam kandungan anak sudah terpapar teknologi, dan ketika anak lahir dan ibu menyusui sambil memegang gadget, juga membuat hubungan orangtua dan anak menjadi tidak harmonis. Kemudian, ketika anak berkumpul bersama keluarga di ruang tamu, semua asyik dengan gadget masing-masing. Lalu, situasi pandemi saat ini membuat penggunaan gadget pada anak semakin bebas karena anak harus beraktifitas online salah satunya mengikuti PJJ, hal inilah yang mengakibatkan kecanduan, karena anak diizinkan menggunakan gadget tanpa di monitor.” terang Susi pada saat memulai memaparkan materi yang dibawakan.
Kecanduan adalah perilaku terikat dengan tidak normal, anak terikat dengan satu kegiatan tertentu, salah satu contohnya terikat pada games dan pornografi yang mengakibatkan ketagihan dan mengalami gangguan fisik seperti leher tidak nyaman, jari tidak nyaman, saraf mulai terganggu karena posisi duduk tertentu dalam waktu yang lama dan mengakibatkan ganggun pada saraf, otot, dst. Kemudian, anak mengalami gangguan psikologis serta emosi-sosial individu dimana timbul perilaku yang tidak konstruktif atau tidak sehat.
“Dampak anak yang adiksi yakni menjadi agresif. Adiksi mampu merusak otak, sehingga kemampuan berpikir dengan logika yang benar menjadi terganggu, anak terkesan mudah tersinggung dan cepat marah. Kalau sudah adiksi perlahan-lahan kesehatan anak terganggu, anak menjadi antisosial dimana anak senang sendirian, tentu ini kondisi berbahaya. Kemudian, empati terganggu, anak tidak peduli dengan perasaan orang lain, berbohong. Lalu, muncul masalah psikologis pada anak seperti cemas, takut, gelisah, dan di tingkat tertentu dapat menimbulkan halusinasi. Dan, yang paling pasti adalah adiksi dapat merusak otak anak.” jelas Susi.
Susi juga menerangkan bahwa games sangat terkait dengan pornografi. Games merupakan salah satu wadah untuk menyebarkan pornografi pada anak, dan itu berbahaya karena anak belum bisa menyaring informasi dengan baik. Hal ini yang menyebabkan anak dapat kecanduan pornografi. Untuk itu, orangtua perlu mengenal ciri-ciri anak kecanduan pornograf, yaitu senang berbicara kotor/jorok, mata anak terlihat tidak wajar gerak-geriknya, tangannya jahil, suka berkhayal, senang berlama-lama di kamar mandi, sangat suka main games online, dan senang menyendiri.
Lalu, apa yang harus dilakukan jika anak sudah mengalami kecanduan games dan pornografi?
“Tidak ada cara instan untuk pemulihan, anak butuh konseling, mengikuti berbagai terapi yakni terapi farmakologi maupun terapi non farmakologi, pendidikan dan pembinaan moral, mental, dan spiritual. Anak juga perlu mendapatkan dukungan sosial dari orangtua dan keluarga, kebulatan tekat dari individu, putus dari sumber dan lingkungan pornografi, serta membangun kekompakan dengan orangtua.” ungkap Susi.
Anak juga perlu melakukan perubahan perilaku, apa yang harus dilakukan oleh orangtua? Mari saksikan selengkapnya di Webinar Parenting BPK PENABUR Jakarta : Penanganan Adiksi (Games & Pornografi) Pada Anak, di YouTube Channel BPK PENABUR Jakarta https://youtu.be/KzV5G9DE5-o
---
Mari bergabung di BPK PENABUR Jakarta https://psb.bpkpenaburjakarta.or.id/
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR