Jakarta Informal Meeting

BERITA LAINNYA - 03 January 2024

Andrew Zuriel XIIS1  

 

JIM atau Jakarta Informal Meeting merupakan salah satu tujuan indonesia untuk menjaga perdamaian di ASEAN. Nah JIM adalah suatu perdamaian antara negara kamboja dan vietnam dan dibantu oleh indonesia. Jadi kamboja dan vietnam merupakan negara tetangga yang sudah lama sering berselisih. Puncak permasalahan ini terjadi saat vietnam menginvasi kamboja menggulingkan kepemerintahan. Pada tanggal 7 Januari 1979 tentara vietnam melakukan penyerangan ke kota phnom penh dan menyerang pemereintahan Khmer merah.

 

Perang kamboja dan vietnam merupakan perang yang besar hingga diperkirakan telah menelan korban sebanyak dua juta jiwa. Perang ini membuat indonesia turun tangan untuk melakukan shuttle diplomacy yaitu indonesia sebagai penengah kedua belah pihak yang berselisih untuk mengusahakan perdamaian. Shuttle diplomacy dibuat untuk hasil dimana vietnam dan kamboja bersedia duduk berhqdapan dalam suatu perundingan yang dinamakan Jakarta Informal Meeting (JIM), JIM juga bertujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata atau perang antara vietnam dan kamboja. Jakarta Informal Meeting I dilaksanakan di Bogor pada 5-28 Juli 1988 dan Jakarta Informal Meeting II dilaksanakan di Jakarta pada 19-21 Februari 1989.

 

 

Banyak orang tewas dalam perang lama antara Kamboja dan Vietnam. Pergeseran dan tingkat ketegangan politik yang tinggi di Kamboja dan Vietnam menyebabkan konflik antara kedua negara tersebut. Sejak tahun 1975, Republik Sosialis Vietnam dan Pemerintah Demokratik Kamboja berperang. Pemerintahan Pol Pot bermaksud membuat Kamboja menjadi negara agraris. Namun, program tersebut tidak berhasil, menyebabkan kelaparan, penyakit, dan pembantaian massal oleh rezim Khmer Merah. Pembantaian orang Vietnam di Kamboja menyebabkan Vietnam menyerang Kamboja untuk menghentikan pembantaian. Vietnam mengirimkan 150.000 tentara untuk menyerang Kamboja dan berhasil memerangi pemerintahan Khmer Merah.

 

 

Keamanan politik Asia Tenggara terancam karena perang Kamboja-Vietnam. Negara-negara Asia Tenggara yang bergabung dalam ASEAN mendukung Indonesia karena mereka percaya bahwa Indonesia dapat membantu menyelesaikan konflik di Kamboja. Pemerintah Indonesia, dipimpin oleh Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, terus berupaya mencapai proses perdamaian di Kamboja. Akhirnya, pada tahun 1988, pemerintah Indonesia, dipimpin oleh Ali Alatas, berhasil mengatur pertemuan di Kamboja antara pihak-pihak yang berselisih. lebih dikenal sebagai Pertemuan Informal Jakarta atau JIM.

 

 

Tujuan dari Pertemuan Informal I di Jakarta adalah untuk membantu pihak-pihak yang bertikai di Kamboja berkumpul. Indonesia berusaha menjadi pihak sentral dalam pelaksanaannya. Hal itu dilakukan untuk membantu menyelesaikan konflik Kamboja-Vietnam. Setiap pihak yang terlibat dalam konflik mengirimkan perwakilan mereka pada JIM I, yang dilaksanakan pada bulan Juli 1988. Norodom Sihanouk dari Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja, Mochtar Kusumaatmadja dari Indonesia, Nguyen Co Tach dari Vietnam, dan Hun Sen dari Republik Rakyat Kamboja. Pada JIM I, Norodom Sihanouk mengusulkan tiga rencana untuk menyelesaikan Perang Indocina III.

 

 

Pada bulan Februari 1989, rapat informal kedua dilaksanakan. Australia terlibat dalam JIM II. Australia hadir, diwakili oleh Gareth Evans, Menteri Luas Negeri, dan Jakarta Informal Meeting II menghasilkan beberapa keputusan. Cambodia Peace Plan yang diusulkan oleh Australia bertujuan untuk mendorong gencatan senjata antara pihak yang bertikai di Kamboja, menurunkan pasukan penjaga perdamaian PBB dari wilayah yang sedang dilanda konflik, dan membangun Pemerintahan Persatuan Nasional untuk menjaga kedaulatan Kamboja sampai pemilihan umum diadakan.

 

Dari Pertemuan Informal Jakarta I dan II, hingga Pertemuan Informal Jakarta III. JIM III dirilis pada Februari 1990. Dengan dibentuknya Supreme National Council (SNC), JIM III berbicara tentang bagaimana Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja dan Republik Rakyat Kamboja membagi kekuasaan. Pada tanggal 23 Oktober 1991, pertemuan internasional Paris tentang Kamboja dimulai. Setelah kelompok-kelompok yang bertikai di Kamboja menandatangani Perjanjian Paris, salah satu syaratnya adalah pemilihan umum akan diadakan pada tahun 1993. Pemilihan ini akan dilakukan dengan pengawasan PBB dan penjagaan ketat oleh pasukan UNTAC. Hasil dari pemilihan umum tersebut, Hun Sen dipilih sebagai pemimpin Kamboja dan terus memimpin hingga saat ini.

 

 

Perselisihan Kamboja-Vietnam dapat diselesaikan secara damai tanpa perang. Untuk mencapai perdamaian global, terutama di wilayah asia tenggara, diselenggarakan Pertemuan Informal Jakarta. Indonesia dianggap sebagai negara yang berpartisipasi dalam upaya perdamaian global. Konferensi Informal Jakarta memiliki potensi untuk meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia. Ini karena Indonesia telah menyelesaikan kebijakan pertamanya, JIM. Indonesia menjadi negara yang dihormati di dunia internasional setelah berhasil menyelesaikan masalah Kamboja.

 

Daftar Pustaka

https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/24/110000379/peran-indonesia-dalam-penyelesaian-masalah-kamboja#:~:text=Jakarta%20Informal%20Meeting%20(JIM)%20adalah,dan%20Februari%201989%20di%20Jakarta.

 

https://bpkpenabur.or.id/bekasi/smak-penabur-harapan-indah/berita/berita-lainnya/peran-indonesia-dalam-menciptakan-perdamaian-di-kamboja-melalui-jakarta-informal-meeting

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 30 May 2021
Mampu Bertahan dan Bangkit Lagi
BERITA LAINNYA - 31 May 2021
Dari Depresi Hingga Membuka Bisnis Kecantikan
Dari Depresi Hingga Membuka Bisnis Kecantikan
BERITA LAINNYA - 31 May 2021
Pantang Menyerah Demi Aku dan Kamu
Pantang Menyerah Demi Aku dan Kamu
BERITA LAINNYA - 31 May 2021
Nadiem Anwar Makarim : Berawal dari Diskusi yang ...
Nadiem Anwar Makarim : Berawal dari Diskusi yang ...
BERITA LAINNYA - 13 April 2021
Creative, High Innovative, Capable Leadership : M...
“Jepret!” Itulah bunyi khas yang orang pikirkan ...
BERITA LAINNYA - 09 February 2022
Menilik Sisi Lain Wisata Bali selain Kuta
BERITA LAINNYA - 07 February 2022
Meneguhkan Hati dalam Mencapai Tujuan Hidup
Meneguhkan Hati dalam Mencapai Tujuan Hidup
BERITA LAINNYA - 08 February 2022
Bejana Berhubungan
Bejana Berhubungan
BERITA LAINNYA - 05 February 2022
DOPPLER INSIGHT
DOPPLER INSIGHT
BERITA LAINNYA - 09 February 2022
Sejarah : Bergerak ke Selatan
Bergerak ke Selatan
BERITA LAINNYA - 28 July 2022
Selamat Bagi Siswa/i yang diterima di Perguruan T...
BERITA LAINNYA - 11 July 2022
Upside Down Life of Samantha, The Florist
Upside Down Life of Samantha, The Florist
BERITA LAINNYA - 16 January 2023
BATIK DALAM KURIKULUM PART 2
BATIK DALAM KURIKULUM PART 2
BERITA LAINNYA - 12 January 2023
Gelombang Cinta Kasih
Gelombang Cinta Kasih
BERITA LAINNYA - 24 March 2023
HARI TUBERKULOSIS SEDUNIA
HARI TUBERKULOSIS SEDUNIA
BERITA LAINNYA - 20 September 2023
Daily Reminder, 20 September 2023
BERITA LAINNYA - 30 September 2023
Opening Excelsior : The Return of Great Adventure...
Opening Excelsior : The Return of Great Adventure...
BERITA LAINNYA - 23 September 2023
Tecnical Meeting, Excelsior 2023
Tecnical Meeting, Excelsior 2023
BERITA LAINNYA - 05 October 2023
Daily Inspiration, 05 Oktober 2023
Daily Inspiration, 05 Oktober 2023
BERITA LAINNYA - 11 October 2023
Daily Inspiration, 11 Oktober 2023
Daily Inspiration, 11 Oktober 2023
BERITA LAINNYA - 22 January 2024
Integritas Dalam Menentukan Langkah Geopolitik In...
BERITA LAINNYA - 23 January 2024
Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika
Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika
BERITA LAINNYA - 24 January 2024
Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian di Laut Ch...
Peran Indonesia dalam Upaya Perdamaian di Laut Ch...
BERITA LAINNYA - 25 January 2024
Rohingya, nasibmu kini....
Rohingya, nasibmu kini....
BERITA LAINNYA - 26 January 2024
Di Jakarta, konflik Kamboja dibereskan
Di Jakarta, konflik Kamboja dibereskan

Choose Your School

GO