Mewujudkan Kasih Dengan Kepedulian

BERITA LAINNYA - 17 December 2020

Mewujudkan Kasih Dengan Kepedulian

 

 

Pada awal bulan September 2020 lalu, saya memutuskan untuk mengikuti program “The Duke of Edinburgh's International Award” atau biasa juga dikenal sebagai  DofE. Dalam program DofE ini, saya harus memilih satu kegiatan keterampilan, satu kegiatan rekreasi fisik, dan juga satu kegiatan pelayanan masyarakat yang akan saya jalani setiap minggunya selama 6 bulan.

 

Bentuk kegiatan pelayanan masyarakat yang saya lakukan selama enam bulan adalah melayani anak-anak di Gang Eretan, Karawaci-Tangerang. Awalnya saya berencana membantu pelayanan di gereja lokal saya. Tetapi dengan adanya pandemi Covid-19, pelayanan di gereja beralih kepada pelayanan online. Oleh karena itu tidak banyak yang bisa saya lakukan untuk membantu pelayanan gereja. Singkat cerita, Papa saya menawarkan saya untuk melayani anak-anak Sabtu Ceria di Gang Eretan.

 

Sabtu Ceria adalah nama sebuah kegiatan pelayanan anak yang diadakan di hari Sabtu untuk anak-anak yang tinggal di sekitar Gang Eretan. Pelayanan ini berawal dari kasih. Sekitar 9 tahun yang lalu, saat Papa saya masih menjadi guru sekolah minggu, Papa terbeban saat melihat anak-anak di sekitar rumah tante saya di Gang Eretan ini yang kurang beruntung. Beliau merasa bahwa anak-anak ini seperti domba yang tidak bergembala. Papa rindu untuk bisa membimbing anak-anak ini agar mereka memiliki nilai-nilai yang baik dalam diri mereka. Papa kemudian mengajak rekan-rekan guru sekolah minggunya yang lain untuk mengadakan pelayanan anak di Gang Eretan.

 

Sabtu Ceria pada dasarnya sama seperti sekolah minggu, tetapi berlangsung di hari sabtu. Anak-anak ini bisa bernyanyi bersama, mendengarkan kisah-kisah dalam Alkitab, mengikuti berbagai macam aktivitas, dan mendapat snack. Saya ingat saat saya masih kecil dulu saya pun juga ikut beribadah bersama mereka. Banyak dari anak-anak ini yang sebenarnya berasal dari latar belakang agama berbeda, tetapi tujuan diadakan Sabtu Ceria ini bukan untuk mengkristenkan mereka, melainkan untuk mendidik anak-anak ini dengan nilai-nilai kehidupan yang benar atas dasar kasih Kristus. Tidak jarang juga orang tua dari anak-anak ini ikut beribadah bersama dan kami dapat melihat raut wajah mereka yang bahagia.  

 

Oleh karena adanya pandemi Covid-19 dan aturan PSBB, anak-anak Sabtu Ceria tidak bisa berkumpul lagi seperti sebelumnya. Jadi, kami memutuskan untuk membagikan renungan harian kepada anak-anak ini sebagai wujud pelayanan masyarakat saya untuk program DofE agar mereka bisa tetap mendapat pengajaran Firman Tuhan. Yang menjalani pembagian renungan ini hanya Papa dan saya.

 

Membagikan renungan harian mungkin terlihat sederhana, tetapi saat awal memulai saya sangat bingung memikirkan bagaimana membuat cover renungan yang menarik, aktivitas mingguan yang menarik, ditambah lagi Papa meminta saya yang mencari materi renungan yang mungkin disukai oleh anak-anak kecil. Selama beberapa minggu pertama saya mencari renungan anak dari berbagai sumber di internet dan membagikannya kepada mereka. Namun setelah beberapa minggu berlalu, Papa mengusulkan kepada saya untuk memakai renungan harian anak Kiddy yang dulu sering saya pakai saat masih kecil.

 

Renungan harian Kiddy ternyata tidak lagi dicetak dalam bentuk buku melainkan hanya dalam bentuk soft copy. Kami pun membagi tugas, jadi pertama-tama saya yang mencetak master copy renungan yang berwarna hitam-putih di rumah setiap dua minggu sekali dan 20 lembar cover renungan berwarna untuk 20 anak, kemudian Papa akan membawa master copy renungan yang hitam-putih tersebut ke tempat foto copy untuk memperbanyaknya. Oleh karena foto copy berwarna sangat mahal, maka dari itu cover renungan saya cetak semua dengan printer di rumah.

 

Pada minggu pertama, saya ikut Papa pergi ke Gang Eretan untuk membagikan renungan bersama dengan snack untuk anak-anak itu. Saya sangat senang dengan anak-anak. Karena tidak semua bisa kami bagikan sendiri, kami meminta bentuan dari salah satu orang tua dari anak Sabtu Ceria untuk membagikannya pada anak Sabtu Ceria lain. Kami menjelaskan bahwa di renungan tersebut ada aktivitas mingguan yang anak-anak bisa kerjakan. Hasil aktivitas tersebut kemudian difoto dan dikirimkan melalui Whatsap kepada kami untuk dinilai dan dicatat poinnya. Jika mereka sudah mencapai poin tertentu, maka mereka akan mendapat hadiah.

 

Di minggu berikutnya, kami juga membagikan renungan bersama dengan snack, tetapi Papa menyuruh saya untuk menyelipkan masker yang ada dalam bungkusan plastik juga untuk setiap dari anak-anak itu. Di situ saya berpikir, mengapa Papa mau memberi begitu banyak bagi anak-anak ini? Mengapa beliau bisa begitu peduli terhadap mereka? Bahkan saat Papa mengetahui bahwa ada satu renungan yang belum diselipkan masker, beliau menyuruh adik saya untuk kembali ke mobil untuk mengambil satu masker yang kurang itu. Saya yakin bahwa kepedulian tidak akan mungkin ada tanpa kasih. Setelah dua minggu itu, saya tidak bisa lagi ikut datang membagikan renungan karena kabarnya di daerah tersebut ada orang yang terinfeksi virus COVID-19.

Suatu hari, Papa saya mengirimkan foto beberapa anak Sabtu Ceria yang tersenyum sambil memegang buku renungan dan snack yang mereka dapatkan. Foto-foto itu membuat saya tersenyum juga. Sepertinya saya mulai merasakan adanya kasih di hati saya terhadap anak-anak itu. Saya tidak lagi hanya sekedar melakukan kewajiban karena saya sedang mengikuti program DofE tetapi karena saya mengasihi mereka dan peduli akan pertumbuhan rohani mereka.

 

Beberapa minggu pun berlalu, beberapa dari anak-anak tersebut yang sudah mengumpulkan banyak poin. Saya pun mulai berpikir, hadiah apa yang akan disukai anak-anak tersebut? Saya mengingat-ingat kembali apa hadiah yang membuat saya senang saat saya masih anak-anak dulu. Kalau boleh jujur, ada tersimpan beberapa kenangan pahit dalam masa kanak-kanak saya dulu. Saya yakin bahwa anak-anak ini juga pasti memiliki kesusahan mereka sendiri, entah itu mungkin karena karena mereka diejek teman, ataupun karena dimarahi orang tuanya, yang bagi mereka sangat berat. Saya ingin supaya dengan hadiah kecil ini mereka bisa tersenyum dan semangat kembali. Terbukti, setelah saya memberi pulpen karakter yang lucu pada beberapa anak yang saat itu paling rajin mengirim aktivitas mingguan, semakin banyak anak-anak lain yang semangat mengirimkan aktivitas mingguan tersebut.

 

Dalam Alkitab, yaitu Matius 19, diceritakan suatu kejadian dimana murid-murid Yesus memarahi dan menghalangi orang yang ingin membawa anak-anak kecil untuk datang kepada Yesus, namun Tuhan Yesus berkata “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Dari ayat ini kita dapat melihat betapa Tuhan mengasihi anak-anak dan betapa pentingnya bagi kita untuk belajar dari anak-anak.

 

Kasih kita kepada Tuhan yang tidak terlihat hanya dapat terbukti melalui perbuatan kita yang mengasihi sesama kita yang terlihat. Mengasihi haruslah dengan kasih agape, yaitu kasih tanpa syarat yang telah Tuhan berikan kepada kita. Kasih Tuhan yang kita teruskan kepada sesama kita akan menumbuhkan sukacita di hati kita. Mari kita lakukan tindakan kasih dengan peduli kepada sesama kita. Tuhan pasti akan senantiasa membimbing kita dalam setiap perbuatan kasih yang kita lakukan. Tuhan Yesus memberkati.

 

~ Darlene Ozora Alice Djuffri ~

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 12 November 2021
MECHATRONICS GO TO SCHOOL 2021
BERITA LAINNYA - 08 October 2021
SEDERHANA TAPI BERMAKNA
SEDERHANA TAPI BERMAKNA
BERITA LAINNYA - 11 October 2021
PELAYANAN BERMAKNA
PELAYANAN BERMAKNA
BERITA LAINNYA - 12 October 2021
SEDIKIT PEMBERIAN, BERJUTA MANFAAT
SEDIKIT PEMBERIAN, BERJUTA MANFAAT
BERITA LAINNYA - 13 October 2021
MEMBANTU SESAMA
MEMBANTU SESAMA
BERITA LAINNYA - 02 September 2021
Virtual Career Day 2021
BERITA LAINNYA - 02 September 2021
BINA IMAN 2021
BINA IMAN 2021 SMAK PENABUR KOTA TANGERANG
BERITA LAINNYA - 02 September 2021
EDU FAIR 2021
EDU FAIR 2021 SMAK PENABUR Kota Tangerang
BERITA LAINNYA - 27 October 2021
TIGA HARI YANG BERMAKNA
TIGA HARI YANG BERMAKNA
BERITA LAINNYA - 04 November 2021
PROXIMITY AKT 2021
WINNERS OF PROXIMITY AKT 2021
BERITA LAINNYA - 25 February 2022
LOST FAITH?
BERITA LAINNYA - 25 February 2022
TIME TO CHANGE
MOTIVATION TRAINING
BERITA LAINNYA - 04 March 2022
NETFLIX & HEAL
NETFLIX & HEAL
BERITA LAINNYA - 04 March 2022
UNSELFISHNESS
UNSELFISHNESS
BERITA LAINNYA - 04 March 2022
Menjadi Pembawa Damai Sejahtera
Menjadi Pembawa Damai Sejahtera
BERITA LAINNYA - 23 May 2022
Buku Biruku
BERITA LAINNYA - 26 May 2022
Kenaikan Isa Almasih
Kenaikan Isa Almasih
BERITA LAINNYA - 27 May 2022
Keluar dari Belenggu PJJ
Keluar dari Belenggu PJJ
BERITA LAINNYA - 27 June 2022
SARASEHAN PMR KOTA TANGERANG 2022
SARASEHAN PMR KOTA TANGERANG 2022
BERITA LAINNYA - 27 June 2022
MENGHITUNG LANGKAH MENUJU KESUKSESAN!
MENGHITUNG LANGKAH MENUJU KESUKSESAN!
BERITA LAINNYA - 17 September 2023
Education Fair SMAK PENABUR Kota Tangerang - 15-1...
BERITA LAINNYA - 17 September 2023
Seminar Penjelasan Psikotes Kelas X
Seminar Penjelasan Psikotes Kelas X
BERITA LAINNYA - 13 October 2023
Character Camp Siswa Kelas X, 11-13 Oktober 2023
Character Camp Siswa Kelas X - 11-13 Oktober 2023
BERITA LAINNYA - 03 October 2023
Melihat, Tergerak, Bertindak - CSP AKT 2023-2024
Melihat, Tergerak, Bertindak - CSP AKT 2023-2024
BERITA LAINNYA - 13 October 2023
Character Camp 2023 - Dari Sudut Pandang Siswa
Character Camp 2023 - Dari Sudut Pandang Siswa

Choose Your School

GO