Belajar dari Perempuan Disabilitas
BERITA LAINNYA - 04 March 2022
Belajar dari Perempuan Disabilitas
oleh Katarina Cahyadi (XI-MIPA.3/16)
Buku ini adalah karya tulis Angkie Yudistia, seorang gadis tuna rungu. Angkie dikenal sebagai anak muda inspiratif yang bergerak di bidang sociopreneur. Keterbatasan yang dia miliki tidak menghalanginya meraih segudang prestasi. Wanita kelulusan London School of Public Relation ini bahkan berhasil mendirikan perusahaan Thisable, startup yang punya visi membantu teman-teman difabel untuk masuk ke dunia kerja.
Angkie gemar membagikan kesaksian hidupnya melalui berbagai media. Salah satunya adalah buku. Buku Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas ini mengupas perjalanan hidup Angkie Yudistia yang tiba-tiba menjadi tuna rungu saat berusia sepuluh tahun dan dituntut untuk menyesuaikan dirinya di lingkungan masyarakat.
Dari kecil, Angkie selalu diremehkan oleh teman sebayanya. Peristiwa itu membuatnya kehilangan percaya diri. Namun melalui dukungan dari orang-orang terdekat, terutama sang ibu, ia dapat menerima keterbatasan yang ia miliki dan mengubahnya menjadi sebuah kelebihan. Angkie banyak menuangkan kisah hidupnya saat ia dikucilkan di sekolah maupun tempat kerja. Ia seringkali tidak diajak dalam pertemuan penting. Bahkan, ia keluar dari tempat kerjanya karena keterbatasannya dalam menggunakan telepon.
Kendati begitu, Angkie tetap berusaha tanpa mengenal lelah untuk menggapai impiannya. Dalam buku ini, sang penulis menyampaikan pelajaran hidup yang ia dapat selama berproses. Misalnya betapa pentingnya membaca buku dan mengasah kemampuan sosialisasi. Ia menekankan bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Angkie menyampaikan keinginannya untuk terus aktif berbagi pengalaman pada teman-teman disabilitas dalam memaksimalkan potensi mereka. Selain itu, Angkie juga ingin mengajak para pembaca untuk melakukan perubahan sosial yang meliputi pemberdayaan kaum penyandang disabilitas di Indonesia.
Buku Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas ini dikemas dengan suasana yang inspiratif. Penulis banyak menuangkan perasaan hatinya dan berhasil mendeskripsikan tiap cerita dengan sempurna. Oleh karena itu, para pembaca dapat bersimpati dengan tokoh Angkie. Buku ini juga menyelipkan beberapa ilustrasi kartun sehingga pembaca tidak bosan. Penggunaan bahasa dalam buku ini mudah dimengerti. Namun, ada beberapa istilah jabatan yang sulit dipahami.
Menurut saya, buku ini cocok dibaca oleh seluruh kalangan masyarakat dari remaja hingga lansia. Khususnya, bagi orang-orang yang belum tahu seputar disabilitas. Saat membaca perjalanan hidup seorang disabilitas, kita pasti akan mendapat wawasan lebih tentang apa itu disabilitas. Buku ini mengajak kita untuk melihat sisi kehidupan yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Banyak hal inspiratif yang bisa kita petik dan terapkan dari buku ini. Salah satunya adalah kita diajarkan untuk menghargai orang-orang dengan disabilitas.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur