Semoga Tuhan senantiasa menyertai pelayanan Bapak...
Read Moreakarta,bpkpenabur.or.id, Vanessa Shania lahir di ...
Read MoreDi era digital seperti saat ini, mengajarkan anak-anak untuk menguasai dua bahasa alias bilingual sudah menjadi hal biasa. Ditambah lagi, banyak sekolah yang juga memiliki konsep pendidikan bilingual bagi anak didiknya. Menguasai bilingual juga memiliki berbagai manfaat untuk anak, seperti memudahkan mereka dalam belajar bahasa asing hingga meningkatkan kepercayaan diri.
Tapi, Anda sudah tahu atau belum bagaimana awal mula konsep bilingual diterapkan? Ternyata, konsep bilingual ini sudah diterapkan sejak tahun 19800-an, lho! Simak yuk penjelasannya!
Awal Mula Penerapan Konsep Bilingual
Banyak orang mengira konsep bilingual baru diperkenalkan pada 1960-an. Tetapi, sebetulnya konsep ini sudah mulai diadopsi di Amerika pada tahun 1983, lho! Menurut Rethinking Schools, pada tahun itu, Ohio, Amerika, menjadi negara bagian AS pertama yang menerapkan konsep ini ke dalam peraturan pendidikan. Waktu itu, bahasa yang diterapkan adalah Inggris dan Jerman, sesuai permintaan wali murid.
Ternyata, pada awal abad 19, siswa imigran mendapatkan kesempatan untuk belajar dengan bahasa ibu mereka. Mayoritas mereka adalah imigran asal Jerman. Jadi, pada saat itu belajar mengajar dalam Bahasa Jerman merupakan hal lumrah, terutama di sekolah dengan fokus keagamaan.
Tidak lama setelah itu, Louisiana ikut menerapkan konsep serupa pada tahun 1847 untuk bahasa Perancis dan Inggris. Berikutnya, pada 1850, New Mexico juga memberlakukan bahasa Spanyol dan Inggris dalam sistem pendidikan mereka.
Selain Amerika, negara-negara Eropa seperti Italia, Ceko, Norwegia dan Polandia juga mengikuti tren ini. Akhir abad 19, gelombang baru imigran dari Yunani, Italia, Polandia dan Slavina menetap di kota-kota besar. Hal ini membuat pengajaran ikut berkembang ke bahasa-bahasa mereka.
Pada peralihan abad ke-20, salah satu lembaga survei melaporkan sedikitnya 600.000 siswa sekolah dasar di Amerika menerima pelajaran dalam bahasa Inggris dan Jerman. Selain sekolah-sekolah, konsep bilingual juga banyak diberlakukan di pendidikan informal. Biasanya digelar oleh kelompok imigran maupun agama tertentu.
Tetapi selama Perang Dunia I, ada kekhawatiran akan hilangnya loyalitas para penutur bahasa Inggris. Mereka takut kalau nantinya warga imigran dari berbagai negara lain akan menghapus bahasa Inggris sebagai bahasa utama mereka. Orang-orang yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama kerap dinilai tidak setia.
Sebagian masyarakat menilai kemampuan bilingual dianggap sebagai suatu hal yang negatif. Sebab, menurut mereka orang-orang bilingual merupakan imigran problematik atau anak-anak hasil perkawinan campuran. Apalagi negara-negara Barat menganggap fenomena ini dapat merusak superioritas ras mereka.
Oleh sebab itu, akhirnya pada 1925 pemerintah mengeluarkan undang-undang pengajaran yang hanya memperbolehkan penggunaan bahasa Inggris. Bahkan, beberapa sekolah melarang studi bahasa asing.
Konsep pendidikan bilingual mulai bangkit kembali selama 1960-an. Setelah terbentuknya berbagai program, Undang-Undang Pendidikan Bilingual pun diajukan. Undang-undang tersebut menjadi batu loncatan untuk memberi kesempatan pendidikan yang setara bagi seluruh bahasa minoritas.
Konsep Bilingual di Tanah Air
Sebagian besar orang Indonesia bisa disebut bilingual loh. Karena umumnya bahasa pertama yang digunakan oleh orang Indonesia adalah bahsa ibu atau bahasa daerah mereka.
Biasanya, setelah masuk sekolah, pembelajaran dilakukan dengan bahasa Indonesia. Nah, dari situlah mereka dianggap bilingual karena menguasai dua bahasa, yakni bahasa daerah sebagai bahasa pertama dan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa kedua.
Bahkan, bagi masyarakat yang mempunyai akses pendidikan yang lebih berkualitas, mereka juga mempelajari beberapa bahasa asing alias multilingual. Biasanya, mereka juga cenderung memakai bahasa asing dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Ingin Lindungi Anak dari Bullying, Lakukan Langkah Ini
Masyarakat dengan akses pendidikan yang lebih tinggi juga belajar bahasa asing. Biasanya, mereka menempatkan bahasa asing lebih utama daripada bahasa Indonesia.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG