MENGAMPUNI TANPA BATAS | Jenyfah Sebril Manurung, S.Pd.
Berita Lainnya - 30 January 2025
(Matius 18:21-22, Kolose 3:13)
Mengampuni adalah salah satu ajaran inti dalam kehidupan orang percaya. Namun, meskipun begitu penting, sering kali pengampunan menjadi tantangan besar bagi kita sebagai manusia. Dalam Matius 18:21-22, Petrus pernah bertanya kepada Yesus, "Tuhan, berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Jawaban Yesus mungkin mengejutkan banyak orang, "Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali."
Jawaban ini bukan sekadar angka matematis, tetapi sebuah undangan untuk memiliki hati yang penuh kasih tanpa batas. Yesus mengajarkan bahwa pengampunan seharusnya tidak dibatasi oleh hitungan atau syarat apa pun. Ini adalah panggilan tinggi bagi kita untuk menunjukkan kasih yang sama seperti kasih Tuhan kepada kita.
Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus juga menekankan hal serupa. Ia berkata, "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila seorang mempunyai keluhan terhadap yang lain. Sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah." (Kolose 3:13). Ayat ini mengingatkan kita bahwa pengampunan kita kepada orang lain seharusnya mencerminkan betapa besar pengampunan Tuhan atas hidup kita.
Mari kita bayangkan sebuah ilustrasi sederhana. Ada dua sahabat yang sudah lama bersama-sama. Suatu hari, salah satu dari mereka melakukan kesalahan besar yang menyakiti hati sahabatnya. Di tengah emosi dan rasa marah, tentu sulit bagi sahabat yang tersakiti untuk langsung mengampuni. Namun, setelah merenung, ia mulai menyadari bahwa ia sendiri juga sering berbuat salah. Dan tahukah kita? Tuhan tidak pernah lelah memberikan pengampunan atas segala dosa-dosa kita. Akhirnya, ia memilih untuk mengampuni sahabatnya itu—bukan karena sahabatnya layak, tetapi karena kasih Tuhan yang telah ia alami.
Pengampunan yang sejati tidak hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang tindakan hati. Mengampuni berarti melepaskan beban amarah, dendam, dan kepahitan yang selama ini kita bawa. Ketika kita memilih untuk mengampuni, kita sedang membuka pintu bagi damai sejahtera Tuhan untuk masuk ke dalam hidup kita. Pengampunan juga membawa penyembuhan, baik bagi pemberi maupun penerima.
Namun, kita semua tahu bahwa mengampuni tidak selalu mudah. Kadang luka yang kita rasakan begitu dalam hingga butuh waktu untuk benar-benar melepaskannya. Proses ini memerlukan kesabaran dan kerendahan hati. Tetapi, ingatlah bahwa pengampunan bukan hanya soal orang lain; pengampunan juga memberi kita kemerdekaan. Dengan mengampuni, kita melepaskan beban berat yang bisa saja membelenggu hati kita.
Hidup sebagai pengikut Kristus berarti belajar untuk mengampuni sebagaimana kita telah diampuni. Kita mungkin tidak bisa menghapus masa lalu atau kesalahan yang telah terjadi, tetapi kita dapat memilih untuk membiarkan kasih Tuhan mengubah hati kita. Yesus mengajarkan, "Jika kamu mengampuni kesalahan orang lain, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga." (Matius 6:14).
Mengampuni tanpa batas bukanlah hal yang mudah, tetapi itulah panggilan kita sebagai orang percaya. Dengan mengampuni, kita menjadi saluran kasih Tuhan bagi dunia ini. Jadi, mari kita belajar untuk mengampuni tanpa syarat, karena kasih Tuhan sendiri telah tercurah tanpa syarat atas kita.
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur