God’s (not) Dead

Berita Lainnya - 13 August 2021

Gods (not) Dead

Oleh: Jeffry Dwi Kurniawan, M. Pd

 

Berbicara tentang Tuhan tidak pernah ada habisnya karena selalu menarik diulik dari segala sisi. Hal yang selalu “gayeng” diperdebatkan adalah apakah Tuhan itu ada? Apakah Tuhan sudah mati? Atau apakah Tuhan merupakan proyeksi manusia? Apabila kita bertanya lebih dalam lagi, sebenarnya yang menciptakan manusia itu Tuhan atau justru manusialah yang menciptakan Tuhan?

Tema Gods (not) Dead yang diberikan, membuat saya kembali teringat tahun 2014 ketika saya menjadi ketua persekutuan mahasiswa Kristen Kota Malang dibawah naungan Perkantas mengadakan bedah film yakni Gods Not Dead. Film ini berkisah tentang perdebatan antara mahasiswa yang alim dengan dosen yang atheis mengenai apakah Tuhan itu ada atau tidak.

Di akhir film, ditutup dengan tjiamik ketika mahasiswa tersebut berhasil mematahkan argumen dari dosennya yakni “kalau Tuhan itu tidak ada kenapa kita harus bersusah payah membuktikan keberadaan Tuhan? Ketika kita berusaha membuktikan keberadaan Tuhan artinya Tuhan itu ada. Kalau tidak ada berarti kita tidak perlu membuktikan keberadaan Tuhan”.

Kecewa Kepada Tuhan

Setiap pilihan hidup selalu ada alasan dan setiap pilihan hidup selalu ada konsekuensinya. Kita tidak boleh menghakimi apa yang menjadi pilihan hidup orang lain. Pun ketika melihat film tersebut, nalar dan emosi kita dipermainkan sehingga kita bisa merefleksikan sejauh mana pilihan hidup memengaruhi kehidupan kita? Apakah kita bangga atau justru menyesal atas pilihan-pilihan hidup yang kita pilih?

Dosen di dalam film Gods Not Dead pada awalnya dia seorang yang taat namun dalam perjalanan hidupnya dia kecewa kepada Tuhan karena apa yang dimilikinya diambil semua oleh Tuhan. Oleh sebab itu dia menjadi seorang Atheis dan menyebarkan pahamnya kepada para mahasiswa untuk mengingkari iman yang dipilih mahasiswanya.

Melihat film tersebut, saya diingatkan kembali bahwa seringkali kita kecewa kepada Tuhan karena Tuhan seperti tidak ada atau tidak hadir dalam permasalahan hidup kita. Terlebih pada masa pandemi covid 19 ini, seakan Tuhan itu tidak peduli kepada kehidupan kita semua. Kita mungkin kehilangan hal-hal yang paling berharga dan cintai seperti orang tua, saudara kandung, pasangan hidup, atau pacar bahkan sahabat kita yang harus meninggal karena terjangkit Covid-19. Ditambah lagi perekonomian keluarga kita hancur karena orang tua kita harus kehilangan pekerjaan atau usaha orang tua kita bangkrut karena perekonomian dunia hancur.

Pada titik ini, seringkali respon pertama yang kita lakukan adalah menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan atau bahkan menyalahkan Tuhan atas penderitaan yang kita alami. Tentu hal ini manusiawi karena kita memiliki sisi emosi. Namun kita tidak boleh berlarut lebih dalam atas emosi dan keadaan yang kita alami. Kita harus mengambil jarak atau jeda atas realita hidup yang kita alami. Agar kita bisa berpikir jernih dan obyektif atas apa yang kita alami.

 

Percaya Atas Pemeliharaan Allah

Kita boleh kecewa dan kita boleh marah pada Tuhan namun jangan lama-lama. Luapkan semua kekecewaan, kemarahan dan permasalahan hidup kita melalui doa. Tuhan tahu setiap permasalahan yang kita alami, Tuhan pasti mendengar seluruh doa kita karena Tuhan itu ada. Apapun yang terjadi atas hidup kita saat ini, Tuhan mengizinkannya. Jangan takut dan jangan khawatir, nikmati dan syukuri setiap proses yang kita alami. Hal ini sebagai penanda bahwa akan ada kenaikan level keimanan kita. Tetap percaya pemeliharaan Tuhan atas kehidupan kita itu nyata.

Tuhan mengizinkan keburukan yang kita alami pada saat pandami ini, artinya ada rencana yang lebih besar dan indah dimasa yang akan datang. Kita harus belajar melihat gambaran besar yang Tuhan sudah kerjakan. Sejak ada pandemi yang diikuti kebijakan lockdown diberbagai negara dan PPKM di Jawa dan Bali ini membuat bumi kembali beristirahat dan memulihkan dirinya sendiri. Bumi semakin membaik dengan bukti lapisan ozon yang selama ini menjadi ancaman untuk kesehatan manusia dan iklim mengalami penurunan 15 persen secara global. Artinya ada keseimbangan disini dan tentu saja akan baik dimasa kini dan yang akan datang. Jadi kita harus tetap percaya atas pemeliharaan Tuhan bukan hanya pada diri kita sebagai manusia tetapi alampun Tuhan juga pelihara.

Seringkali kita tidak bisa melihat gambaran secara utuh atas peristiwa apa yang kita alami karena kita terbiasa memikirkan hidup kita sendiri namun melupakan tempat dimana kita tinggali juga perlu kita rawat. Nalar dan iman kita seringkali tidak mampu memahami maksud Tuhan atas hidup kita. Bahkan seringkali antara nalar dan iman saling bertentangan. Kita sering mengutamakan nalar dan mengesampingkan iman namun kita juga sering beriman tanpa menggunakan nalar padahal keduanya harus bersinergi.

Kita beriman bukan berarti memberi persetujuan pada suatu rumusan. Kita beriman bukan berserah pada seperangkat dogma yang diwariskan. Sebaliknya, beriman adalah sebuah sikap keberpihakan. Iman mengambil peran sebagai orientasi dan nalar sebagai alat eksekusi. Keduanya akan bergulat dalam proses dialektika yang panjang. Dalam proses inilah iman akan menajamkan nalar. Karena Iman yang disertai nalar belum utuh, iman hanya utuh apabila seluruh manusia terlibat dan itu berarti bahwa nalarpun harus beriman.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 11 August 2020
TABAH: BERTAHAN UNTUK BERTAHAN
Berita Lainnya - 01 September 2020
Saat sendiri, kutemukan Tuhan
Berita Lainnya - 18 August 2020
7 Fakta Menarik Bahasa Indonesia
Berita Lainnya - 20 August 2020
Belum Sah Jadi Orang Indonesia Kalau Belum Tahu K...
Berita Lainnya - 17 August 2020
Upacara Online HUT 75 Tahun Republik Indonesia
Berita Lainnya - 18 July 2023
Mengapa Bilangan Biner Hanya Menggunakan 0 dan 1?
Berita Lainnya - 21 July 2023
Sunk Cost Fallacy: Menghindari Jebakan Biaya Terl...
Sunk Cost Fallacy: Menghindari Jebakan Biaya Terl...
Berita Lainnya - 05 August 2023
Perjamuan Kasih | Zebulon Yakhin Dan Boas, M. Th
Salah satu lukisan kristiani yang terkenal di dun...
Berita Lainnya - 18 August 2023
BUAH ROH: KESABARAN | Elisabet Oktrianty, S.Pd
“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai se...
Berita Lainnya - 26 July 2023
Oops… Ternyata Kesenjangan Digital Itu Ada, Loh ....
Hal lain yang bisa kamu jadikan contoh juga adala...
Berita Lainnya - 10 November 2024
Selamat Hari Pahlawan Nasional 2024
Berita Lainnya - 12 November 2024
English Day | 12 November 2024
English Day | 12 November 2024
Berita Lainnya - 22 November 2024
English Day | 22 November 2024
English Day | 22 November 2024
Berita BPK PENABUR Jakarta - 17 August 2022
Upacara Peringatan HUT RI ke-77 SMAK 2 PENABUR Ja...
Upacara Peringatan HUT RI ke-77 SMAK 2 PENABUR Ja...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 12 September 2022
Pengumuman Penerimaan Siswa Baru Gelombang 1 2023...
Pengumuman Penerimaan Siswa Baru Gelombang 1 2023...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 03 August 2023
Ibadah bulanan siswa
Berita BPK PENABUR Jakarta - 10 August 2023
JUARA 1 BUSINESS PLAN COMPETITION di Universitas ...
Tim Business Plan SMAK 2 PENABUR JAKARTA berhasil...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 12 August 2023
PENABUR SPECTACULER SMAK 2 JAKARTA | Sabtu, 12 Ag...
Keseruan Launching PSB BPK PENABUR dalam acara...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 August 2023
JUARA 3 MATH AND REAL SCIENCE COMPETITION (MARS) ...
Selamat kepada Ibu Vania Frisylia,S.Pd yang telah...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 11 August 2023
OPEN HOUSE SMAK 2 PENABUR JAKARTA 2023
Open House 2023 di SMAK 2 PENABUR Jakarta pada Ju...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 July 2024
JUARA 1 DUTA GENRE JAKARTA PUSAT 2024
Berita BPK PENABUR Jakarta - 17 July 2024
DAY 2 MPLS 2024
DAY 2 MPLS 2024
Berita BPK PENABUR Jakarta - 18 July 2024
DAY 3 MPLS 2024
Pelaksanaan MPLS Day 3 di SMAK 2 PENABUR Jakarta....
Berita BPK PENABUR Jakarta - 19 July 2024
DAY 4 MPLS 2024
Pelaksanaan MPLS Day 4 di SMAK 2 PENABUR Jakarta....
Berita BPK PENABUR Jakarta - 19 July 2024
HUT KE 74 BPK PENABUR JAKARTA 2024
Selamat HUT ke-74, BPK Penabur! Terima kasih atas...

Choose Your School

GO