Aku dan Saudaraku | Jennifer
Berita Lainnya - 15 October 2024
Aku dan Saudaraku
KEJADIAN 37:18-28; 43:1, 27-34
Siapa dari kita yang memiliki saudara? Jika ya, pernahkah anda berselisih paham dengan kakak atau adik kalian?Bagaimana perasaan kalian setelah berselisih paham sama kakak atau adik kalian? Atau adakah hal yang menyenangkan saat bersama kakak atau adik? misalnya bermain bersama atau bantuin orang tua bareng-bareng? Manakah yang sering kalian alami? Melalui tema Aku dan Saudaraku kita akan belajar mengenai arti persaudaraan antara kakak dan adik dan sikap yang harus ditunjukkan sehari-hari sebagai seorang kakak dan adik pada sebuah keluarga Kristen.
Yusuf adalah putra pertama yang dilahirkan Rahel bagi Yakub, anak kesayangan Yakub pada masa tuanya. Karena Yakub amat mencintai Rahel dan mendapatkan Rahel dengan susah payah ia harus bekerja 14 tahun pada Laban mertuanya untuk mendapatkan Rahel – maka anak yang dilahirkan Rahel merupakan anak yang paling disayanginya. Yusuf mendapatkan perlakuan yang lebih istimewa dari semua anak yang dilahirkan oleh istri Yakub yang lain. Tambahan, saudara-saudara Yusuf sudah dewasa dan punya keluarga masing-masing, dan karena itu sudah hidup agak mandiri, sementara Yusuf masih relatif muda: ketika dijual ia berumur sekitar 17 tahun dan masih lajang (37:2). Bagi Yusuf dibuat satu jubah indah yang membedakannya dari saudara-saudaranya. Yusuf pula lebih dipercayai oleh Yakub sehingga segala informasi mengenai saudara- saudaranya di padang penggembalaan didapatkan Yakub dari Yusuf, termasuk laporan tentang peri laku jelek yang dibuat oleh Dan, Naftali, Gad dan Asyer (37:2).
Keistimewaan Yusuf ini menumbuhkan rasa benci dan iri hati dalam hati saudara-saudaranya. Kebencian bertambah ketika Yusuf, yang secara sangat tidak bijaksana, menceritakan mimpi- mimpinya yang semuanya menunjukkan bahwa nanti mereka akan sujud menyembah dia. Dengan kata lain, Yusuf akan menjadi yang terutama dari mereka. Kebencian inilah yang membuat mereka berencana membunuh Yusuf, atau setidak-tidaknya menghilangkannnya dari tengah-tengah mereka. Rencana pembunuhan ini kemudian berubah dan Yusuf dijual kepada kafilah (rombongan dagang) Ismael.
Pengalaman pahit Yusuf tersebut di masa mudanya berbuah manis, ada maksud Tuhan dari pengalaman tersebut. Ia berhasil menyelamatkan nyawa banyak orang ketika memiliki jabatan di Mesir. Yusuf tidak tumbuh sebagai pribadi yang pendendam. Ia justru mengasihi saudara-saudaranya saat dipertemukan kembali di Mesir. Jika kita jadi Yusuf mungkin belum tentu bisa memaafkan perlakuan seperti itu.
Mengapa Yusuf tidak mendendam?
Jelas karena ia tahu bahwa proses yang ia lewati ini adalah rencana Tuhan dalam hidupnya. Saudara-saudaranya adalah bagian dari rencana-Nya untuk mengangkat dia dan menyelamatkan keluarga serta bangsa Mesir dan sekitarnya dari bencana kelaparan. Oleh karena itu, Yusuf mengatakan,”Karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.”
Yusuf ingin menjadi adik yang bijak, ia tidak mau terus-menerus membawa dendam dalam hatinya. Ia memaafkan perbuatan saudara-saudaranya, bahkan sebaliknya ia mau menolong saat saudara dan keluarganya kesusahan. Ia melakukan semua itu atas dasar kasih, kasih yang selama ini selalu ia rasakan dari Tuhannya saat mengalami berbagai masalah di negeri orang lain.
Dari kisah Yusuf dan saudara-saudaranya kita belajar 3 hal:
Persaudaraan harus tetap ada sepanjang masa. Manusia tidak bisa hidup sendiri, khususnya dalam hubungan persaudaraan, meskipun mungkin kita pernah mengalami perbedaan perlakuan oleh orang tua yang kesannya orang tua lebih perhatian kepada adik kita. Hal itu jangan membuat iri hati karena pada dasarnya perhatian yang diberikan orang tua sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh pada waktu kecil kita masih terbatas dalam berbicara, jelas membutuhkan banyak perhatian dibandingkan saat kita sudah bisa berbicara dengan lancar. Persaudaraan penting. Jangan dikuasai dendam tapi dikuasai kasih Tuhan.
Sikap kerjasama dan saling mendukung antar saudara. Saat saudara kita susah, marilah menjadi penolong baginya. Misalnya saat adik kita belum paham terkait tugas/pelajaran, kita bisa membantu untuk mengajarinya
Tumbuhkan rasa saling percaya satu dengan yang lain. Misalnya ketika adik curhat ke kakak maka perlu menjaga rasa percaya, atau meminjam barang maka dijaga dengan baik barang tersebut. Tunjukkanlah kasih kepada saudara kita, jangan menunggu dikasihi, berikanlah kasih itu terlebih dahulu.
_JEN_
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur