Vaksinasi 2 untuk Anak usia 6 - 12th BPK PENABUR ...
Read MoreAchievement BPK PENABUR Bandung
Read MoreNicholas Darren merupakan salah satu peraih gold ...
Read MoreCukup banyak yang kebingungan untuk memilih jurusan perkuliahan. Umumnya dikarenakan kurangnya informasi yang didapat oleh anak maupun orang tua.
Di Podcast Inspiratif BPK PENABUR Bandung akhir Juli lalu, Christian, seorang influencer pendidikan dan juga dosen, berbagi pandangan tentang hal ini. Ia memberikan tips yang agak jarang diketahui oleh para orang tua mengenai apa yang harus dilakukan untuk membantu anak-anaknya menentukan jurusan kuliah.
Pertama kali, Christian mengatakan bahwa penentuan jurusan kuliah itu akan sangat lebih baik dilakukan saat para siswa ada di kelas IX SMP. Mengapa? Karena penentuan jurusan IPA dan IPS sudah di tahun pertama SMA. Maka dari itu, akan sangat ideal jika sudah memiliki keputusan sejak kelas IX.
“Nanti dari IPA mau jurusan apa, dari IPS mau jurusan apa. Jadi idealnya kelas IX. Nah, dari IPA atau IPS-nya mau kemana, direkomendasikan untuk memilih dari kelas X atau XI. Kalau di kelas XII baru menentukan, akan sulit, karena selain kesibukan menuju kelulusan, sudah banyak penerimaan universitas swasta yang dibuka,” ujarnya.
Christian juga mengakui ada banyak faktor dalam menentukan perkuliahan seorang anak, mulai dari biaya, lokasi, prospek karir dan banyak hal lain. Sayangnya, tidak semua punya pemahaman yang lengkap mengenai jurusan apa yang akan diambil dan apa keunggulannya.
“Kita bisa memutuskan sesuatu jika informasinya banyak. Kalau informasinya sedikit, kita jadi menebak-nebak dan syukur-syukur jika tebakannya benar. Jika keliru, maka pertaruhannya adalah 4, 5, 6, 7 tahun anak tersebut akan berkuliah nantinya,” jelasnya.
Maka dari itu, Christ menyarankan para orang tua untuk dapat berkomunikasi secara rutin terkait pendidikan anaknya. Momen seperti mezbah keluarga dapat dipakai untuk membicarakan jurusan kuliah bersama anaknya. Lebih bagus lagi, jika orang tua bisa meluangkan waktu untuk menemani anak pergi ke kampus impiannya dan melihat proses pembelajaran di sana.
“Saat ada Edu Expo di sekolah, misalnya. Kunjungilah booth dari kampus yang ada dan berdiskusilah setelahnya. Cara kedua adalah dengan mengajak anak langsung ke kampus untuk melihat situasi kantin, suasana belajar, dan melakukan campus tour. Syarat utamanya adalah orang tua harus memiliki waktu luang untuk melakukan hal-hal ini,” ujar Christian.
Christian mengingatkan apa yang tertulis di brosur kampus atau yang dipresentasikan universitas di depan khalayak umum merupakan sesuatu yang sudah dipoles. Hal ini memanglah tidak salah, namun orang tua perlu menanyakan hal-hal di balik itu. Contohnya mengenai seberapa banyak pembelajaran menggunakan open-ended projects, magang, dan pengetahuan mengenai prospek kerja, termasuk hubungan dengan alumni.
“Tanyakan mengenai jumlah persenan kerja kelompok, kerja praktek lapangan, dan jaringan dengan alumni. Hal-hal ini sangat jarang ditanyakan oleh para orang tua,” tutupnya.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR