Cerpen : "Kisah Cinta Niskala Anak SMA"

BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 08 February 2024

Kisah Cinta Niskala Anak SMA

Dian Olivia Siregar

Memang tak mudah untuk melupakan seseorang yang sudah menjadi ‘zona nyaman’ bagi perempuan yang baru naik kelas sebelas itu, Derana Arunika. Banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh Derana untuk menyibukkan dirinya dari segala godaan yang membawanya agar kembali kepada Levin Amerta Saujana, seorang kakak kelas yang sempat dekat dengannya. Derana banyak mengisi acara sekolah, mulai dari kegiatan rohani hingga bahkan penampilan seni. Namun, masih saja bayang-bayang seorang Levin menghantui dirinya.

Derana dan Levin memang hanya sekadar ‘teman’, tetapi Derana menganggap berbeda. Levin lebih dari teman baginya. Di pagi, siang, sore, malam hari yang Derana tunggu hanyalah pesan dari Levin. Perhatian dari Levin juga membuat Derana semakin berharap. Benar kata orang tua, lugu tidak jauh berbeda dengan bodoh.

Di suatu selasa pagi, Derana berkesempatan untuk mengikuti ANBK di laboratorium komputer SMP sekolahnya. Sembari berjalan naik tangga ke SMA, Derana bertemu dengan Pak Sutrisno, guru matematikanya saat SMP. Derana merasa senang dan mengajak Pak Sutrisno berswafoto bersama. Ide jenaka Derana muncul, ia mengirim hasil swafoto tadi kepada anak Pak Sutrisno, Ezhar, yang merupakan teman Levin semenjak kecil. Reaksi Ezhar seperti biasa, kesal disertai dengan ketikan singkat miliknya. 

Hari itu berlangsung sebagaimana mestinya, hingga pada malam hari Ezhar mengirim pesan lewat instagram. Pesan tersebut membuat perasaan Derana campur aduk. Derana merasa marah, kesal, sedih. Akan tetapi, di sisi lain Derana juga merasa lega karena akhirnya mendapat kabar dari Levin. Ya, Ezhar mengirimkan pesan tentang Levin. Namun,  bukan kabar tentang Levin, melainkan tangkapan layar dari obrolan whatsapp Ezhar dan Levin. Di situ, Levin bertanya apakah Derana ingin kembali dekat dengannya. “Bagaimana bisa dia meninggalkanku begitu saja lalu menginginkanku untuk kembali padanya? Memangnya siapa dia?” Decak Derana dengan kesal.

Hubungan Derana dan Levin untuk disebut ‘balikan’ saja tak pantas. Mereka kan hanya ‘teman’ dari awal. Namun, jika disebut teman juga tidak cocok. Teman macam apa yang berjalan berdua, sleepcall setiap malam, berbagi air minum, bahkan menunggu Levin selesai tanding bulu tangkis agar mengetahui bagaimana harinya berjalan. Namun, Derana harus tetap kuat dan menjauh dari memorinya tentang Levin, karena esok dirinya harus memenuhi tugas sebagai pasukan upacara di sekolahnya.

Upacara di sekolah Derana berjalan lancar, teman-teman Derana yang tidak ikut bertugas turut menghampiri Derana untuk berfoto bersama dan menghargai hasil kerja keras Derana. “Ah, mungkin minggu ini tidak akan seburuk itu.” Batin Derana. 

Ternyata, dirinya salah. Keesokan harinya, Derana berperan dalam lomba fashion week di perayaan HUT RI sekolahnya. Semua murid yang ikut lomba tersebut wajib berkumpul di auditorium, termasuk Levin dan Ezhar yang mewakilkan kelas mereka. Derana mencoba tenang dan profesional. Dengan semangat dirinya memimpin teman-teman sekelasnya untuk membuat kostum fashion week.

“Jangan lupa tulis tema dan makna kostum ya!” Seru salah seorang panitia di depan auditorium. Sialnya, Derana tidak membawa alat tulis apapun, begitu juga teman-teman sekelasnya. Terpaksa Derana mengambil gawainya dan mengirim pesan kepada Ezhar, hendak meminjam pulpen. 

Beberapa menit menunggu, ternyata yang datang adalah Levin. 

Deg.

Thanks, Vin.” Balas Derana spontan. Ia tidak ingin suasananya rusak karena perasaannya yang kacau. Derana tidak bisa berpikir apa-apa sekarang. Setelah Levin kembali ke teman sekelasnya, Derana hanya diam memandang-mandang pulpen tersebut. 

“Aksesoris kepalanya ingin dibuat seperti apa?” ucap Yosia, yang mengembalikan kesadaran Derana. “E-eh, bantu Nada saja. Kebetulan dia sedang mengerjakan aksesoris kepala,” ucap Derana yang dibalas dengan anggukan singkat dari Yosia. 

Tanpa menunggu lama, Derana menuliskan makna dan nama kostum pada secarik kertas. Setelah selesai, Derana membawa lem tembak serta beberapa bahan kostum ke tengah auditorium, dikarenakan penuhnya stop kontak di dekatnya. Tak lupa juga, mengembalikan pulpen Levin.

Tibalah waktu untuk menampilkan kostum dari masing-masing kelas, para model diwajibkan berkumpul di depan aula menunggu giliran. Yosia, rekan model Derana pergi ke kamar dan meninggalkan Derana. Untung saja, ada Anastasia dari kelas lain yang menjadi teman berbincang Derana. 

Derana mendengar percakapan samar dari belakangnya.

“Ih, Levin! Kostumku gak enak deh, ada yang salah gitu gak sih?” 

“Gak, gak ada.”

“Menurut kamu, kita harus gandengan gak sih nanti?

Kesal. Itu yang ada di pikiran Derana sekarang. Rasanya, Derana ingin tidur dan tak bangun lagi, tetapi Derana tidak akan bisa melakban mulut perempuan itu dengan 100 lapis lakban terkuat di dunia. Seharusnya Derana yang menggandeng Levin, bukan perempuan itu. 

Dalam lamunannya, tiba-tiba Levin datang menghampiri Derana. Derana yang kesal hanya bisa menjawab singkat, “Ada apa?” “Hanya iseng,” Levin menjawab dengan santai. Levin tahu betul Derana sangat tidak suka dirinya dekat dengan perempuan lain yang tertarik kepada dirinya. Berusaha santai, Derana memulai percakapan,

“Mau foto bareng?”

“Gak. Aku cowok dingin,” jawaban irit dari Levin selalu membuat Derana emosi. 

“Diam cowok lebay,” balas Derana, pergi meninggalkan Levin dengan kesal.

Setelah percakapan mereka itu, kegiatan fashion week berjalan sebagaimana mestinya. 

Selesainya penampilan para model menandakan perayaan HUT RI sekolah Derana berakhir. 

TING! Muncul pesan dari Levin.

“Jadi foto bareng? Aku di lantai 7, kamu di lobi saja, aku yang datang ke sana.” 

Derana bersama Merlina bersama merapikan sampah dari kelas mereka dan menuju lobi.

Levin tak kunjung datang. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk naik ke lantai 7. Sayangnya, ada penampakan tak mengenakkan. Levin sedang berfoto bersama ‘sahabat perempuan’nya. Entah sahabat apa yang jalan berdua di koridor setiap hari kamis dan jumat.  Setelah Levin berfoto bersama ‘sahabat perempuan’nya itu, Levin bersiap turun bersama Ezhar. 

“Tidak jadi?” teriak Derana agak keras.

“Eh, kamu di sini?” Sahut Levin yang membuat Derana ingin pergi dari situ.

Pada akhirnya mereka berdua foto bersama. Hasil fotonya lumayan bagus, terima kasih kepada Merlina yang ahli dalam mengambil foto. Setelah perbincangan kecil dengan Levin dan Ezhar, Merlina dan Derana bergegas keluar dari lingkungan sekolah dan pergi ke toko kopi.

Derana membeli satu gelas iced coffee latte kesukaannya, lalu duduk bersama Merlina. Tak ada angin tak ada hujan, Derana harus bertemu lagi dengan Levin dan Ezhar. Mereka juga datang ke toko kopi yang sama. Namun, Derana sangat bersyukur karena ia tidak sendiri, melainkan ditemani Merlina.

“Aku pulang duluan ya, om go car sudah sampai,” ucap Merlina memotong lamunan Derana.

“Baru saja bersyukur, sudah datang cobaan lagi. Ya sudah jika begitu, sampai jumpa!” balas Derana, berusaha sabar. 

Derana sendiri lagi. Tidak ada teman. Ibunya terpaksa terlambat menjemput karena ada perbaikan di rumah, sementara asisten rumah tangga Derana belum datang. Derana memberanikan diri untuk mengirim pesan kepada Levin.

“Ada tempat kosong?”

“Ada, kenapa?”

“Ibuku belum bisa menjemput.”

“Sini, kami lagi bermain Mobile Legends, ikut saja.” 

Begitu kira-kira isi pesan singkat mereka. Dengan itu, Derana mendatangi kursi Levin dan Ezhar. Rasanya sangat nostalgia, duduk di samping Levin di pojokan toko kopi itu. Memakan eskrim berdua, hingga Ezhar hanya bisa melihat kami dengan tampang kesal. Menertawakan setiap hal yang bahkan orang normal anggap tidak lucu. 

Setelah hari itu, Derana kembali lagi ke pelukan Levin. Memang, perempuan yang duduk di kelas sebelas itu memiliki kepintaran memadai dalam bidang akademik dan public speaking, tetapi dirinya sangat bodoh dalam bidang percintaan. Seribu nasihat dari teman-temannya tak kunjung membuatnya sadar. Entah Derana terlalu mendalami namanya yang berarti tabah, atau memang ini sebuah kisah cinta niskala anak SMA.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 20 May 2020
Ujian Praktik TA 2019-2020
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 29 January 2021
Pelantikan Anggota Paskibra
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 29 January 2021
Pelantikan PMR
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 01 February 2021
Ibadah Spekta: Membuka Ruang
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 29 January 2021
Pelantikan Pramuka SMAK PENABUR Kota Wisata
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2020
PENGUMUMAN PSB AKW 2021-2022
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 03 September 2020
OPEN HOUSE AKW
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 19 September 2020
Seminar Psikotes AKW
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 22 September 2020
Character Building kelas X
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 22 September 2020
Bina Iman Kelas XI
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 13 February 2023
“HIKMAT DI DALAM KETEKUNAN”
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 11 February 2023
PCG 3 : MENJAGA KESEHATAN MENTAL REMAJA SETELAH P...
PCG 3 : MENJAGA KESEHATAN MENTAL REMAJA SETELAH P...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 06 February 2023
Skrining Kesehatan kelas 10
Skrining Kesehatan kelas 10
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 15 February 2023
"Do not follow the crowd in doing wrong"
"Do not follow the crowd in doing wrong"
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 16 February 2023
"Buku terpopuler edisi Januari 2023 PERPUS-AKW"
"Buku terpopuler edisi Januari 2023 PERPUS-AKW"
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2023
Resensi Buku Cinta Tak Kunjung Selesai
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2023
Resensi Buku Perasaan Sesungguhnya
Resensi Buku Perasaan Sesungguhnya
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2023
Resensi Buku Lail, Esok, dan Hujan
Resensi Buku Lail, Esok, dan Hujan
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2023
Resensi Buku Perjalanan Menuju Juara
Resensi Buku Perjalanan Menuju Juara
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 20 October 2023
Kesempatan Memenangkan hadiah tambahan periode 23...
Kesempatan Memenangkan hadiah tambahan periode 23...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 27 February 2024
Renungan : "IMAN YANG BENAR"
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 28 February 2024
Morning Devotion : “Help My Unbelief!"
Morning Devotion : “Help My Unbelief!"
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 01 February 2024
Renungan pagi
Renungan pagi
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 02 February 2024
Morning Devotion
Morning Devotion
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 06 February 2024
Renungan : “YANG KECIL JUGA DIPEDULIKAN”
Renungan : “YANG KECIL JUGA DIPEDULIKAN”

Choose Your School

GO