BENUA BIRU

BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 17 November 2023

BENUA BIRU

Regina Marylen Kalelado

Liburan ke Eropa merupakan impian semua orang, termasuk Aluna. Putri semata wayang dari Alkeena dan Hares. Sebagai hadiah kelulusan dari jenjang Sekolah Dasar, Alkeena dan Hares mengajak Aluna pergi ke Benua Eropa untuk berlibur bersama. Mereka sudah mempersiapkan liburan ini untuk Aluna sedari lama. Mulai dari tiket pesawat, penginapan, wisata yang akan dituju, hingga kuliner apa saja yang akan dicoba di Benua Eropa sudah disiapkan Alkeena dan Hares secara matang. Ketika Aluna mendengar kabar bahagia tersebut dari orang tuanya, ia sudah tak sabar menunggu hari keberangkatan tiba dan mulai mengemas barang-barang yang sekiranya diperlukan di sana. Mereka akan berangkat ke Eropa satu minggu setelah hari kelulusan Aluna dari jenjang Sekolah Dasar. 

Tiba harinya untuk Hares, Alkeena, dan Aluna memulai liburan mereka di Benua Eropa, tepatnya di Eropa bagian Barat. Penerbangan dimulai dari Jakarta menuju Abu Dhabi selama delapan jam. Mereka berada di Bandara Internasional Abu Dhabi selama tiga hingga empat jam untuk menunggu penerbangan selanjutnya. Setelah menunggu sekian jam, panggilan pesawat tujuan Kota Munich, Jerman akhirnya terdengar yang artinya Hares, Alkeena, dan Aluna harus segera menaiki pesawat. Bagi Aluna, penerbangan tujuh jam dari Abu Dhabi menuju Kota Munich tak terasa karena yang ia lakukan hanya tidur dan menonton film di televisi berukuran kecil di depan kursinya.

Perjalanan ini cukup melelahkan bagi Alkeena dan Hares, tapi tidak bagi Aluna karena semua rasa lelah terbayarkan setelah ada pengumuman dari pilot bahwa pesawat telah mendarat di kota tujuan pertama mereka di Benua Eropa, Kota Munich. Hares, Alkeena, dan Aluna akhirnya bertemu dengan seseorang yang akan menemani mereka selama perjalan dua minggu di Benua Eropa, yaitu Jazhiel. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, mereka tiba tepat saat pagi hari di Jerman sehingga mereka dapat langsung pergi mengunjungi tempat pertama. Lapangan hijau untuk pertandingan tingkat internasional dengan desain yang unik dan menarik, Allianz Arena. Walaupun tidak diperbolehkan untuk masuk, tampak luarnya saja sudah cukup bagus untuk tempat berfoto. Dengan bantuan Jazhiel, keluarga beranggotakan tiga orang ini mendapatkan foto pertama mereka di Kota Munich. Merasa puas setelah mengambil foto kurang lebih selama lima belas menit, mereka pun akhirnya meninggalkan lapangan hijau tersebut dan melanjutkan perjalanan ke hotel tempat mereka tinggal untuk tiga hari.

Tak banyak yang dilakukan Hares, Alkeena, dan Aluna setelah sampai di hotel. Hanya mengeluarkan barang yang diperlukan dari koper dan membersihkan diri setelah melakukan penerbangan selama hampir enam belas jam. Jazhiel akan selalu siap di depan hotel bersama mobilnya yang terparkir dengan manis kapanpun keluarga ini akan mengunjungi tempat baru. Dengan penampilan yang lebih segar, keluarga ini meminta Jazhiel untuk mengantar mereka berkeliling Kota Munich untuk melihat keindahannya. Tanpa dirasa, jam di tangan Hares sudah menunjukkan pukul tujuh malam waktu Jerman. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menuju tempat makan rekomendasi dari Jazhiel yang dikenal sebagai restoran yang menyajikan daging terbaik dan terenak di Kota Munich. Sesuai dengan perkataan Jazhiel di awal, restoran ini memang menyajikan daging terenak yang pernah Hares, Alkeena, dan Aluna rasakan. Pulang dengan perut kenyang dan hati yang bahagia adalah perasaan yang dirasakan Aluna di hari pertamanya di Benua Eropa.

Technical University of Munich” menjadi salah satu tempat tujuan di hari kedua. Pada dasarnya, yang ingin berkunjung ke sini hanyalah Hares karena saat masih duduk di bangku SMA dirinya sangat ingin untuk masuk ke universitas teknik ternama di Jerman. Dikenal dengan banyaknya universitas dan lulusan terbaik untuk jurusan teknik, Jerman menjadi target utama peminat jurusan tersebut. Walaupun bukan sebagai mahasiswa “Technical University of Munich”, Hares tetap bangga akhirnya bisa sampai di universitas impiannya. Tidak lupa untuk mengambil beberapa foto di sana yang akan diabadikan Hares di akun media sosial pribadinya.

Sampai di hari ketiga yang menjadi hari terakhir mereka di Kota Munich dan akan segera menuju kota tujuan selanjutnya. Dengan menggunakan mobil yang dikendarai Jazhiel, mereka sampai di Kota Salzburg, Austria setelah perjalanan kira-kira 2 jam. Di sini mereka tidak akan bermalam, hanya singgah untuk mengunjungi beberapa tempat. Wisata pertama mereka di Kota Salzburg adalah sebuah taman yang dipenuhi bunga dengan berbagai macam warna bernama “Mirabell”. Sejak pertama kali melihatnya di situs internet, Alkeena sudah jatuh hati dengan keindahan taman bunga ini dan sekarang ia dapat melihatnya dengan mata kepala sendiri. Alkeena sangat takjub dengan keindahan taman bunga ini sampai rasanya dia ingin tinggal di situ saja dan tidak ingin pulang. 

Tak jauh dari taman bunga “Mirabell”, terdapat sebuah wisata lain yang paling terkenal di Kota Salzburg. Dikenal dengan nama “Fortress Hohensalzburg”, wisata ini menawarkan para pengunjung keindahan Kota Salzburg dari ketinggian. Kendaraan yang digunakan untuk sampai di atas ketinggian membuat wisata satu ini kian menarik. Para pengunjung akan menaiki kereta dengan kecepatan rendah yang juga menawarkan pemandangan indah Kota Salzburg selama perjalanan ke atas. Ada harga, ada rupa. Walaupun harus mengeluarkan uang lebih banyak, namun Hares dan Alkeena tidak menyesali itu semua. Tak diragukan mengapa wisata ini digemari banyak turis, karena memang Kota Salzburg terlihat sangat amat indah dari ketinggian. 

Kembali ke perjalanan darat yang panjang menuju Kota Lucerne, Swiss setelah puas berkeliling Kota Salzburg bersama Jazhiel yang selalu menemani Hares dan keluarga kecilnya. Mungkin perjalanan darat kali ini terasa sangat melelahkan bagi Jazhiel karena dirinya harus menyetir selama lima jam penuh untuk sampai di kota tujuan. Hari pertama di Kota Lucerne ini tak banyak yang dapat dilakukan Hares dan keluarga dikarenakan mereka sudah tiba saat malam hari. Mereka memutuskan untuk mencari makan malam yang berada di sekitar penginapan saja, lalu kembali lagi ke penginapan untuk mengistirahatkan diri setelah perjalanan darat yang panjang. 

 

Alarm dari handphone Alkeena mulai berbunyi yang artinya waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi di Swiss. Mereka mulai bergantian untuk mandi, dimulai dari Aluna. Karena hari ini akan memerlukan tenaga yang banyak, maka tentu saja mereka perlu mencari tempat sarapan dalam perjalanan menuju Gunung Titlis. Aluna yang masih di usia muda kala itu, memulai harinya dengan penuh semangat karena dirinya akan bermain salju untuk pertama kali dalam hidupnya. Di atas gunung yang bersalju sangat diperlukan pakaian tebal agar tidak merasa kedinginan. Maka dari itu, keluarga kecil ini bersama Jazhiel sudah bersiap menggunakan pakaian tebal. Setibanya di Gunung Titlis, Aluna langsung berlari kesana kemari tak henti-henti. Ia juga mencoba berseluncur di salju menggunakan papan yang tersedia untuk anak-anak. Melihat Aluna sangat bahagia bermain salju, kedua orang tuanya pun ikut senang karena merasa hasil banting tulang mereka selama ini terbayarkan dengan kebahagiaan sang buah hati.

Kembali terbangun di pagi hari karena alarm dari handphone Alkeena berbunyi dan dilanjutkan dengan kegiatan yang sama seperti hari sebelumnya. Setelah selesai bersiap, mereka meminta Jazhiel untuk menjemput mereka di penginapan dan melanjutkan perjalanan ke wisata ke patung singa simbolik Kota Lucerne. Sering disebut dengan “Singa Lucerne” karena dibentuk untuk mengenang perjuangan para tentara Swiss selama revolusi. Selain taman bunga “Mirabell” di Kota Salzburg, “Chapel Bridge” di Kota Lucerne juga menjadi salah satu kunjungan wisata yang telah ditunggu-tunggu oleh Alkeena. Jembatan yang terbentang di “Reuss River” ini menarik perhatian Alkeena dikarenakan bentuknya yang klasik namun tetap terlihat indah. Alkeena mengambil cukup banyak foto di sini, tentu saja tak hanya sendiri tetapi bersama keluarganya juga. Perjalanan selanjutnya menuju Kota Venice membuat mereka tidak memiliki banyak waktu untuk berfoto-foto.

The Floating City” atau yang biasa dikenal dengan Kota Venice, Italia menjadi salah satu destinasi wajib jika pergi berlibur ke Benua Eropa. Sama seperti saat berkunjung ke Kota Salzburg, di Kota Venice Aluna bersama dengan orang tuanya dan Jazhiel tidak bermalam. Untuk mencapai pusat kota, mereka harus menaiki kapal. Setibanya di pusat kota, mereka segera menuju “Piazza San Marco” untuk mendokumentasikan momen indah di sana. Di sekitaran menara klasik tersebut, terdapat banyak sekali burung merpati yang dapat pengunjung beri makan. Tanpa berpikir panjang, Hares dan Alkeena langsung duduk untuk memberi makan kumpulan burung merpati dan meminta tolong Jazhiel mendokumentasikan pengalaman menarik ini. Selain kunjungan wisata, mereka juga tidak lupa untuk mencoba kuliner Venice, seperti Gelato dan Pizza.

Tak lengkap rasanya jika sudah sampai di Italia tetapi tidak mengunjungi Kota Roma dan Vatican. Seperti hari-hari sebelumnya, perjalanan darat kembali ditempuh selama kurang lebih 5 jam. Sesampainya di Kota Roma, mereka memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu di tempat penginapan.  Di sore hari, mereka ingin mengunjungi salah satu wisata wajib di Kota Roma. Bangunan tua yang dulunya digunakan sebagai tempat pertarungan para gladiator dengan hewan buas, Colosseum. Walaupun sudah berumur sangat tua, tetapi bangunan ini masih terlihat sangat kokoh dan antik. Untuk menghasilkan foto yang bagus, mereka berusaha mencari titik yang tidak terlalu ramai kerumunan.

Berbagai kuliner asli khas Italia sudah dicoba oleh Hares, Alkeena, dan Aluna. Menurut si gadis kecil, dari semua yang telah dirinya rasakan, Pasta menjadi juara di hatinya. Hari pun berganti, destinasi mereka di hari baru tersebut adalah mengunjungi negara tempat para Uskup dan Paus berasal. Daerah yang terlalu kecil untuk disebut sebagai sebuah negara, Vatican. Terdapat sebuah antrian panjang yang ternyata merupakan jemaat Katolik yang akan beribadah di Gereja Basilika Santo Petrus. Hares dan keluarganya bersama Jazhiel berencana berkunjung ke dalam Museum Vatican. Untuk masuk ke dalam museum ini, para pengunjung diwajibkan berpakaian sopan dan ada beberapa titik di museum yang tidak diperbolehkan untuk mengambil foto. 

Hari baru telah tiba dan untuk perpindahan kota kali ini tidak akan dilakukan dengan perjalanan darat, melainkan dengan perjalanan udara. Kota yang dijuluki sebagai “City of Love” adalah destinasi keluarga Hares selanjutnya. Setelah mendarat dengan sempurna di Kota Paris, mereka menuju tempat penginapan terlebih dahulu untuk meletakkan barang bawaan. Aluna merasa sedikit kedinginan sehingga dirinya berganti baju yang sedikit tebal. Sesuai rencana awal, sesampainya di Kota Paris mereka akan segera menuju wisata ikonik dari kota itu. Menara pencakar langit yang ramai dikerumuni turis dari berbagai negara, Menara Eiffel. Hares dan keluarga memutuskan untuk naik ke atas Menara Eiffel sehingga dapat melihat indahnya Kota Paris dari ketinggian. Setelah turun dari atas, mereka juga menyempatkan waktu untuk berfoto-foto di depan Menara Eiffel. Bahkan, mereka juga menyempatkan diri menikmati Kota Paris dengan menaiki kapal yang berlayar sepanjang “Seine River”. 

Untuk mencari pengalaman baru, Alkeena meminta tolong Jazhiel membawa keluarganya berkeliling Kota Paris menggunakan kereta bawah tanah. Transportasi umum yang selalu ramai penumpang dari berbagai kalangan. Jazhiel terus mengingatkan bahwa di Kota Paris seringkali terjadi pecurian dan pelakunya terkadang berpakaian rapih sehingga terlihat seperti orang mampu. Sayang sekali, ketika Hares dan keluarga baru saja turun di stasiun tujuan, Hares menyadari bahwa dompetnya hilang. Kemungkinan terbesar adalah apa yang telah diperingatkan Jazhiel akhirnya terjadi kepada Hares. Karena tidak tahu mau mencari ke mana, akhirnya Hares harus merelakan kehilangan dompetnya. Namun ternyata, di dalam dompet tersebut hanya terdapat uang rupiah saja. Hares membawa dua buah dompet dan kebetulan dompet yang dicuri bukan dompet yang berisi kartu identitas dan kartu ATM. 

Hari baru, pengalaman baru, destinasi baru. Kota destinasi selanjutnya ditempuh dengan menggunakan kereta selama tiga jam. Negara yang memiliki bendera berwana merah, putih, dan biru tepatnya di Kota Amsterdam menjadi kota destinasi terakhir. Terkenal dengan pusat perbelanjaannya, Alkeena langsung meminta Jazhiel mengantar dirinya ke sana. Tidak hanya Alkeena yang berbelanja, tetapi Hares dan Aluna pun tak mau kalah. Sampai langit mulai gelap pun mereka masih berada di pusat perbelanjaan yang sama. 



Keesokan harinya, tidak lagi mengunjungi pusat perbelanjaan. Kota Amsterdam terkenal dengan wisata kincir anginnya, “Zaanse Schans”. Selain wisata kincir angin, banyak turis juga menyarankan untuk mencoba menaiki kanal di Amsterdam. Tak lupa juga untuk melakukan sesi pemotretan di studio foto yang menyediakan pakaian khas berwarna merah dari Amsterdam. Kuliner manis dari Belanda yang bernama “Poffertjes” menjadi makanan kesukaan Aluna selama di Amsterdam. Hari terakhir Hares, Alkeena, dan Aluna di Benua Eropa bagian Barat diakhiri dengan penuh kebahagiaan dan tanpa penyesalan sedikit pun. 

Rasa sedih mulai melanda Aluna di pagi hari karena berat baginya harus mengakhiri liburan kali ini. Begitu juga yang dirasakan Hares dan Alkeena, karena liburan kali ini terasa sangat berbeda dengan dan mereka berharap dapat kembali ke Benua Eropa lagi nanti. Setelah berterima kasih dan mengucapkan selamat tinggal kepada Jazhiel, mereka segera masuk ke dalam ruang tunggu pesawat yang akan mengantarkan mereka kembali ke Jakarta. Keluarga kecil Hares sampai dengan selamat di Kota Jakarta dan kembali menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya.

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 20 May 2020
Ujian Praktik TA 2019-2020
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 29 January 2021
Pelantikan Anggota Paskibra
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 29 January 2021
Pelantikan PMR
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 01 February 2021
Ibadah Spekta: Membuka Ruang
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 29 January 2021
Pelantikan Pramuka SMAK PENABUR Kota Wisata
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2020
PENGUMUMAN PSB AKW 2021-2022
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 03 September 2020
OPEN HOUSE AKW
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 19 September 2020
Seminar Psikotes AKW
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 22 September 2020
Character Building kelas X
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 22 September 2020
Bina Iman Kelas XI
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 13 February 2023
“HIKMAT DI DALAM KETEKUNAN”
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 11 February 2023
PCG 3 : MENJAGA KESEHATAN MENTAL REMAJA SETELAH P...
PCG 3 : MENJAGA KESEHATAN MENTAL REMAJA SETELAH P...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 06 February 2023
Skrining Kesehatan kelas 10
Skrining Kesehatan kelas 10
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 15 February 2023
"Do not follow the crowd in doing wrong"
"Do not follow the crowd in doing wrong"
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 16 February 2023
"Buku terpopuler edisi Januari 2023 PERPUS-AKW"
"Buku terpopuler edisi Januari 2023 PERPUS-AKW"
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2023
Resensi Buku Cinta Tak Kunjung Selesai
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2023
Resensi Buku Perasaan Sesungguhnya
Resensi Buku Perasaan Sesungguhnya
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2023
Resensi Buku Lail, Esok, dan Hujan
Resensi Buku Lail, Esok, dan Hujan
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 30 September 2023
Resensi Buku Perjalanan Menuju Juara
Resensi Buku Perjalanan Menuju Juara
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 20 October 2023
Kesempatan Memenangkan hadiah tambahan periode 23...
Kesempatan Memenangkan hadiah tambahan periode 23...
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 27 February 2024
Renungan : "IMAN YANG BENAR"
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 28 February 2024
Morning Devotion : “Help My Unbelief!"
Morning Devotion : “Help My Unbelief!"
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 01 February 2024
Renungan pagi
Renungan pagi
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 02 February 2024
Morning Devotion
Morning Devotion
BERITA BPK PENABUR JAKARTA - 06 February 2024
Renungan : “YANG KECIL JUGA DIPEDULIKAN”
Renungan : “YANG KECIL JUGA DIPEDULIKAN”

Choose Your School

GO