Resensi Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup

BERITA LAINNYA - 17 April 2025

Orientasi 

Ke Sarang Penyelundup merupakan seri keempat dari kisah Lima Sekawan yang dikarang oleh Enid Blyton. Novel ini terinspirasi dari lokasi pesisir selatan Inggris, Romney Marsh yang memiliki sejarah penyelundupan. Buku ini juga mengisahkan kejadian aneh dan misterius yang dijumpai oleh saudara kandung—Julian, Dick, dan Anne—bersama mereka, George (nama lengkap: Georgina), serta anjingnya Timmy. Petualangan kali ini dimulai ketika mereka bermukim di sebuah rumah tua di atas sebuah bukit yang menjulang tinggi, penuh dengan lorong-lorong rahasia yang gelap dan rumit. 

Sinopsis 

Cerita dimulai dengan kegirangan Lima Sekawan akan hari libur mereka. Dikisahkan Lima sekawan hendak balik ke Pondok Kirrin, tempat tinggal George (nama lengkap: Georgina), ia tidak mau disebut Georgina karena ia mau disamakan dengan anak laki-laki. Namun, tragedi menimpa Lima Sekawan. Pada malam itu ada angin ribut yang menimpa Pondok Kirrin. Lima sekawan terpaksa untuk dipindahkan ke rumah Pak Lenoir, seorang rekan peneliti dari Paman Quentin, ayahnya George. Rumah tersebut terlihat kuno, dikelilingi rawa, dan banyak riwayat kisah aneh yang disampaikan oleh warga setempat, sehingga area tersebut kerap dikenal sebagai “Sarang Penyelundup”. Satu syarat keras yang dititipkan oleh Pak Lenoir yaitu anjing tidak diperkenan untuk dibawa. Meski demikian, George tetap kekeh untuk membawa Timmy dengan cara menyelundupkannya.

Sesampainya di Sarang Penyelundup, mereka bertemu dengan Si Hangus dan adiknya Marybelle, anak dari Pak Lenoir. Karena keberadaan Timmy, mereka terpaksa melewati jalur rahasia menuju kamar tidur Si Hangus, agar tidak ketahuan. Timmy pun diletakkan pada ruangan tersembunyi pada akhir lorong rahasia. Di Tempat itu, mereka mencurigai berbagai aktivitas aneh sedang terjadi, sikap aneh dari Block (seorang pesuruh dari Pak Lenoir), sinyal pada malam hari, dan kedatangan tokoh mencurigakan Pak Barling.  

Di saat langit bertabur bintang, Si Hangus memandang sebuah pijaran cahaya janggal dari menara samping rumah. Hingga akhirnya para anak lelaki menyelidiki kejadian tak wajar ini, tetapi penyelidikan ini hanya meninggalkan lebih banyak pertanyaan. Masalah mereka bertambah ketika keberadaan Timmy diketahui oleh Block. Seiring berjalannya waktu, teka-teki terselubung mulai tersingkap. Sejak awal Block bekerja, ia dikenal sebagai orang yang tuli. Namun, hal tersebut hanya tipu muslihat belaka dan masih banyak perkara licik yang ia perbuat. Tujuan utama Block bekerja di rumah itu adalah untuk menyukseskan rencana Pak Barling, seorang penyelundup handal di area tersebut. 

Adrenalin mulai meningkat saat Paman Quentin datang berkunjung dan diculik oleh Barling dan Block ke lorong rahasia bawah tanah (katakomba), beserta Si Hangus yang ketahuan mengintip. Puncak cerita terjadi saat Paman Quentin menolak untuk menjual hasil penelitiannya untuk mengeringkan rawa. Selama ini rawa tersebut menjadi tempat persembunyian yang elok. Jika rawa dikeringkan, maka kegiatan ilegal tersebut akan digagalkan. Namun, berkat keberanian dan kerja sama tim, mereka berhasil membebaskan ayah George dan menggagalkan rencana para penjahat. Polisi pun akhirnya menangkap para pelaku. 

Analisis 

Secara keseluruhan, buku ini dapat dikatakan sebagai buku yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat pembaca. Walaupun pembaca tidak membaca edisi-edisi sebelumnya, pembaca dapat mengenal karakter dan situasi dalam cerita. Hal ini dapat terjadi karena penulis selalu memberi padangan dan perkenalan sekilas mengenai tokoh-tokoh serta

keadaan yang ada, sehingga pembaca tidak perlu membeli terbitan-terbitan sebelumnya. Mengenai ini tertuang dalam halaman ke 8 hingga ke 9 di buku ini. 

Novel ini memiliki alur yang menegangkan dan sulit untuk diprediksi. Hal ini dibuktikan melalui kehadiran serta perkembangan karakter yang tidak terduga. Pada awalnya, Lima Sekawan mengira Pak Lenoir adalah sosok yang jahat, dengan perawakannya yang menyeramkan. Namun, persepsi tersebut justru berubah, seperti yang ditunjukkan pada kutipan berikut: “Pak Lenoir tak bersikap seperti seharusnya menurut Julian” (halaman 204, paragraf ke-2). 

Perkembang tokoh Pak Lenoir juga dijelaskan dalam Bab 19 yang berjudul Pak Barling Membuka Kartu, di mana Pak Lenoir bersedia mengurus akomodasi penitipan Timmy, meskipun ia sendiri tidak gemar anjing. 

Sepanjang cerita, pembaca juga disuguhkan dengan berbagai teka-teki yang menimbulkan rasa penasaran dan memancing berbagai spekulasi. Pada Bab 8, berjudul Jalan-Jalan yang Mengasyikkan, diceritakan sebuah misteri mengenai seseorang yang memberikan isyarat ke arah laut, lalu masuk ke dalam kamar Block, dan menghilang tanpa jejak. Sosok misterius ini kemudian diungkap sebagai Block itu sendiri. Dalam kutipan halaman 224, paragraf ke-5 disebutkan, “Ternyata uang berbaring di tempat tidur itu sama sekali bukan Blok, sebuah bantal bundar dicat hitam supaya mirip dengan rambut manusia diletakkan pada tempat kepala!”. Kebohongan Block sebagai seorang yang tuli juga akhirnya diungkap pada halaman 233 paragraf terakhir. Namun, dalam beberapa bagian alur cerita yang dianggap kurang realistis sehingga mengurangi kesan nyata pada pembaca. Ini ditunjukkan pada halaman 255 di mana Timmy tiba-tiba bisa merasakan bahwa George sedang dalam bahaya dan perlu akan bantuannya. Hal ini dianggap kurang logis, karena saat itu jarak antara mereka berdua sangatlah jauh. 

Buku ini juga menjelaskan bagaimana pola berpikir dan budaya Inggris kala itu. Disini dijelaskan bagaimana mereka ada waktu untuk minum teh dan berbincang, hal ini tentu merupakan hal yang kurang lazim dilakukan di Indonesia. Dalam buku ini sendiri, telah disebutkan kata teh sebanyak 8 kali (halaman 13, 15, 43, 51, 137, 167, 197, dan 198), menunjukkan kekentalan dari budaya minum teh tersebut. Pada kutipan,”Kalau ia tahu kau adalah anak perempuan, tak mungkin akan dihukum sekeras ini!” tersingkap bagaimana persepsi

kesetaraan gender pada masa itu. Kala itu wanita dianggap sebagai kaum lemah lembut yang seharusnya berperan sebagai ibu tangga, sedangkan para lelaki berperan sebagai kepala tangga yang pergi keluar untuk mencari nafkah. Hal ini tentu berbeda dengan keadaan generasi sekarang, di mana masyarakat sangat mendukung kesetaraan gender yang memberi peluang untuk berkarya bagi setiap kalangan. 

Pada awalnya, edisi Lima sekawan pertama kali diterbitkan dalam versi bahasa Inggris pada 1942, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia di tahun 1978. Tahun penerbitan yang cukup lampau, mengindikasikan kekurangan dari buku ini. Gaya bahasa dan pemilihan kosakata yang klasik khas Enid Blyton sangat penulis, terkesan sulit untuk dipahami dan kurang relevan bagi generasi sekarang. 

Hal ini menjadi sebuah perhatian, karena buku ini direkomendasikan pada anak yang sudah berusia 10 tahun. Selain itu, terdapat beberapa istilah yang kurang familiar bagi orang Indonesia, seperti katakomba, yang tidak dijelaskan lebih lanjut oleh Sang penulis. Berikut adalah rinciannya, 

  • Katakomba, ruangan atau jalan di bawah tanah yang biasanya digunakan untuk keperluan religius (halaman 73, Paragraf ke-7; halaman 75, paragraf ke-3; halaman 89, paragraf ke-3).  
  • Sepen, wilayah penyimpanan untuk menyimpan makanan sebelum digunakan (halaman 80, paragraf ke-3; halaman 174, paragraf ke-2). 
  • Berlenggang kangkung, gaya langkah yang lemah lembut (halaman 93, paragraf ke-3). 
  • Ceruk, sudut (pojok) di dapur; kamar; rumah; dan sebagainya (halaman 108, paragraf ke-3). 
  • Membelalakan, keadaan ketika mata terbuka lebar; bisa karena terkejut; takut; atau heran (halaman 119, paragraf ke-8). 
  • Pesawat Telepon, salah satu mesin bisnis yang berfungsi sebagai alat komunikasi (halaman 113, paragraf ke-3) 
  • Membekuk, kiasan untuk menangkap pencuri (halaman 270, paragraf ke-4).

Poin lain yang sangat disayangkan adalah pemilihan kata yang kurang bijak bagi anak-anak dalam novel ini. Perlu ditekankan lebih lagi, bahwa novel ini diperuntukkan bagi individu yang sedang beranjak menuju remaja. Pada fase ini orang akan sangat rentan untuk terpengaruh hal-hal negatif yang dapat berdampak buruk pada perkembangannya.

Penempatan latar cerita dalam novel ini terinspirasi dari pengalaman masa kecil Enid Blyton yang sering menjelajah hutan, gua, dan pantai di Inggris. Dalam novel, penulis sudah mencoba untuk mendeskripsikan latar cerita yang berkelok-kelok dan kejadian yang terjadi dengan sangat detail, seperti pada halaman 56 : 

“Sebidang papan yang lebih besar dan letaknya di bawah papan pertama menggeser ke samping, di balik nya nampak sebuah lubang yang cukup besar dan dapat dimasuki oleh anak-anak.” 

Namun, pembaca akan masih sulit untuk membayangkan struktur tempat dan kejadian yang sesungguhnya. Meskipun buku ini telah menyiapkan beberapa gambar hitam-putih pada halaman 21, 40, 47, 55, 62, 105, 113, 143, 171, 178, 187, 199, dan 263, tidak ada satupun yang mengilustrasikan mengenai struktur tempat kejadian secara jelas. 

Sampul depan dan belakang pada novel ini sudah termasuk bagus. Terlihat gambar berwarna yang menampilkan lokasi Sarang Penyelundup, tetapi untuk kualitas kertas yang digunakan masih tergolong rendah dan rentan sobek. 

Simpulan 

Secara keseluruhan buku Lima Sekawan ke Sarang Penyelundup adalah buku petualangan yang menghadirkan suasana misterius dan menantang, sehingga ke pembaca akan diajak untuk memacu adrealin bersama. Buku ini memiliki alur cerita yang tidak mudah untuk

diprediksi dan perkembangan karakter yang dikembangan secara bertahap dan tidak biasa, meningkatkan pengalaman dalam membaca. Keberadaan unsur kebudayaan dan pola pikir bangsa Inggris pada masa kala itu membantu pembaca untuk memperkaya wawasan pembaca. Selain itu, buku ini mengajarkan bahwa penting untuk berani dalam menghadapi tantangan yang ada dan untuk tidak menilai seseorang dari tampilan luarnya saja. 

Namun, pemilihan kata dalam buku ini dianggap kurang relevan dalam generasi sekarang. Target pasar buku ini juga perlu dievaluasi lagi karena mengandung kata-kata yang kurang cocok bagi anak-anak . 

Rekomendasi 

Novel ini sangat direkomendasikan bagi remaja-remaja yang gemar akan petualangan dan teka-teki layaknya seorang detektif. Akan tetapi, sangat disarankan adanya pendampingan orang tua dalam, guna membantu dalam kosakata yang sulit serta antisipasi ketika menemukan kata yang kurang baik. Untuk meningkatkan daya tarik, penerbit dapat merevisi beberapa kata dan istilah dalam buku agar lebih relevan dan cocok untuk anak-anak atau remaja-remaja generasi sekarang. Peta ilustrasi lokasi bisa disertakan agar pembaca lebih mudah mengerti kejadian-kejadian dalam buku, dan juga kualitas kertas dapat ditingkatkan.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 10 October 2022
Sekolah Spiritual & Kutukan
Berita BPK PENABUR Jakarta - 15 March 2023
PENABURNESIA
PENABURNESIA
Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 January 2023
Ibadah Awal Tahun Guru dan Karyawan Komplek PENAB...
Ibadah Awal Tahun Guru dan Karyawan Komplek PENAB...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 13 January 2023
Awal Semester Kembali Aktif dan Semangat
Awal Semester Kembali Aktif dan Semangat
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 January 2023
Menghindari kesombongan, menjadi manusia yang tid...
Menghindari kesombongan, menjadi manusia yang tid...
BERITA LAINNYA - 02 September 2022
PICF 2022
BERITA LAINNYA - 31 August 2022
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
BERITA LAINNYA - 16 September 2022
Tertipu dengan Investasi Saham Palsu? No More!
Tertipu dengan Investasi Saham Palsu? No More!
BERITA LAINNYA - 13 September 2022
Kecantikan bagi Perempuan
Kecantikan bagi Perempuan
BERITA LAINNYA - 19 September 2022
Barapen, Tradisi Bakar Batu oleh Suku Dani
Barapen, Tradisi Bakar Batu oleh Suku Dani
BERITA LAINNYA - 08 January 2024
Ibadah Awal Tahun, Semester Genap, 2023-2024
BERITA LAINNYA - 17 January 2024
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menja...
BERITA LAINNYA - 02 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
BERITA LAINNYA - 03 January 2024
Jakarta Informal Meeting
Jakarta Informal Meeting
BERITA LAINNYA - 04 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
BERITA LAINNYA - 23 September 2024
Tukarkan Kekhawatiran dengan Doa Syukur
BERITA LAINNYA - 22 September 2024
Jiwaku Menyadari Keajaiban-Mu
Jiwaku Menyadari Keajaiban-Mu
BERITA LAINNYA - 01 November 2024
Rencana Damai Sejahtera dari Tuhan
Rencana Damai Sejahtera dari Tuhan
BERITA LAINNYA - 02 October 2024
BATIK SEBAGAI TREND FASHION GENERASI MUDA
Artikel
BERITA LAINNYA - 19 July 2024
UPAYA KONSERVASI KEPUNAHAN KOMODO
Artikel
BERITA LAINNYA - 07 January 2025
Domba Yang Hilang
BERITA LAINNYA - 08 January 2025
Misteri Allah
Artikel
BERITA LAINNYA - 09 January 2025
PERTOBATAN
Artikel
BERITA LAINNYA - 10 January 2025
TANPA SANDIWARA
ARTIKEL
BERITA LAINNYA - 11 January 2025
Tuhan Berkuasa
ARTIKEL

Choose Your School

GO