Kasus Demam Berdarah di Jakarta
BERITA LAINNYA - 06 January 2025
Kasus Demam Berdarah di Jakarta
X3, Pradipta/24, Lionel /21
Demam berdarah dengue yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti masih merupakan masalah kesehatan penting di dunia. Di Indonesia, demam berdarah dengue mulai dikenal pertama kali pada tahun 1968 di DKI Jakarta dan Surabaya, dan terus menyebar ke seluruh tiga puluh tiga provinsi di Indonesia. Pola epidemiologi infeksi dengue mengalami perubahan dari tahun ke tahun, jumlah kasus memuncak setiap siklus 10 tahunan.
Minggu ke-17 tahun 2024, tercatat 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 621 kasus kematian di Indonesia. Berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024. Pada Juli 2024, kemarau diprediksikan terjadi di sebagian pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara. Sedangkan pada Agustus 2024, kemarau diprediksi terjadi di sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Imran Pambudi menyampaikan, kemarau diperkirakan akan meningkatkan frekuensi gigitan nyamuk. Sebab, nyamuk akan sering menggigit ketika suhu meningkat.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, ada beberapa alasan, mengapa demam berdarah bisa berakibat fatal. Gejala yang Beragam dan “Mengikis” Tubuh adalah hal yang sering orang lupakan mengenai demam berdarah adalah, penyakit ini merupakan komplikasi dari demam dengue (dengue fever) yang memburuk. Gejala DBD tergolong yang parah bisa membuat kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening, muntah-muntah disertai darah, pendarahan dari gusi dan hidung, napas terengah-engah, dan pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri di sekitar perut.
Pada umumnya, jika pasien mengidap demam berdarah dengue, pasien akan mengalami 3 fase. Di antaranya adalah fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan. Pada fase demam, kamu akan mengalami demam tinggi hingga 39-41 derajat Celcius yang berlangsung selama kurang lebih 3-4 hari. Biasanya, demam ini tidak akan reda dengan menggunakan penurun panas biasa.Penanganan pada fase kedua ini sangatlah penting. Karena demam berdarah bisa menyebabkan kematian, jika: -Jumlah trombosit terlalu rendah. Kalau angka trombosit di bawah normal atau 150.000, tubuh akan sangat sulit mengusir virus dalam tubuh. -Terserangnya sistem kekebalan tubuh. Ketika virus demam berdarah menyerang, sistem kekebalan tubuh dan setiap organ dalam tubuh akan terkena dampaknya. Itulah sebabnya, banyak bayi dan orang tua yang meninggal apabila terkena demam berdarah. -Terlambat ditangani mengakibatkan kebocoran plasma. Kebocoran plasma ketika fase kedua ini akan membuat kamu tetap kehilangan cairan meskipun sudah banyak minum atau mendapatkan cairan infus. Hal ini akan mengubah kondisi demam berdarah menjadi dengue shock syndrome (DSS). Kondisi ini akan menyebabkan kegagalan organ yang berujung pada kematian. Fase kritis akan berakhir yang ditandai dengan suhu tubuh yang normal, denyut nadi menguat, pendarahan berhenti, dan terjadinya perbaikan fungsi tubuh lainnya. Selain itu, nafsu makan bisa kembali naik dan bintik merah akan berkurang. Namun, diagnosis dokter tetap diperlukan untuk menentukan apakah benar fase kritis sudah dilewati.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pengurus PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Soroy Lardo, mengatakan terdapat dua faktor yang bisa menyebabkan kasus DBD meningkat, yakni faktor hulu dan hilir. "Bagaimana kita melihat parameter prediksi itu dari dua hal, yaitu aspek hulu mencakup hidup sehat dan lingkungan. Serta aspek hilir mencakup perjalanan klinis," ungkap Soroy dalam acara Media Briefing PB IDI yang digelar secara daring, Selasa (27/2). Aspek hulu, kata dia, meliputi perubahan cuaca, perilaku hidup sehat, dan kesehatan lingkungan. Faktor penyebab DBD dari aspek ini juga dipengaruhi oleh berbagai perubahan kebijakan dan Standar Operasional Prosedur (SOP). "Termasuk SOP yang dipersiapkan dalam mengantisipasi terjadinya suatu kejadian luar biasa berdasarkan pendekatan early warning," jelasnya. Sementara itu, aspek hilir mencakup perjalanan klinis yang berkaitan dengan keadaan dan sistem daya tahan tubuh atau imunitas. Kata dia, orang dengan daya tahan tubuh rendah cenderung mudah sakit. Hal ini juga yang mempengaruhi tingkat penularan virus dengue. Setelah mengetahui faktor penyebab kasus DBD meningkat, Soroy pun menyarankan masyarakat untuk selalu konsumsi makanan yang bergizi dan menjaga daya tahan tubuh tetap sehat.
Demam berdarah, atau demam berdarah dengue (DBD), adalah penyakit viral yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berikut adalah contohnya penyebab dan penularan: DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Nyamuk Aedes aegypti biasanya aktif pada pagi hari dan menjelang sore. Gejala awal DBD mirip dengan flu, seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta ruam. Dalam beberapa kasus, dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih parah seperti demam berdarah berat atau sindrom syok dengue, yang dapat mengancam jiwa.
Diagnosis DBD biasanya dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium. Tes darah dapat mengidentifikasi virus dengue atau antibodi terhadap virus tersebut. Tidak ada obat khusus untuk mengobati DBD. Pengobatan berfokus pada manajemen gejala, seperti menjaga hidrasi yang cukup, mengendalikan demam, dan memantau kondisi pasien secara ketat.Pencegahan melibatkan pengendalian populasi nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk. Ini termasuk penggunaan repelen nyamuk, memasang kelambu, dan menghindari tempat penampungan air di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk.Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Jika seseorang mengalami gejala DBD, terutama jika ada riwayat terkena gigitan nyamuk di daerah endemik, segera mencari bantuan medis sangat dianjurkan.Demam berdarah merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di banyak daerah tropis dan subtropis, dan upaya kolektif untuk pencegahan dan kontrol sangat penting untuk mengurangi dampaknya.
Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Berdasarkan data Kemenkes, hingga minggu ke-22 tahun 2023, jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia sebanyak 35.694 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 270. Berikut ini adalah cara mencegah DBD yang dapat kita lakukan secara bersama di lingkungan sekitar kita dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Langkah ini biasa disebut dengan 3M Plus, yaitu: Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Rodhi. 2019. Buku Saku Stop Demam Berdarah. Yogyakarta : Husada.
https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue )
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur