Bisakah Konflik Dihilangkan?

BERITA LAINNYA - 12 January 2024

Bisakah Konflik Dihilangkan?

Chesya Alma Wijaya  

 

Lingkungan sosial merupakan wilayah atau tempat berlangsungnya macam-macam interaksi sosial antara berbagai kelompok yang berdasar pada norma yang berlaku. Berdasarkan definisinya, dapat dikatakan bahwa ada banyak sekali interaksi sosial yang terjadi dalam suatu lingkungan. Untuk itu, kita harus mampu untuk berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita. Meskipun kita telah berusaha untuk menyesuaikan diri, tetap saja tidak dapat menutup kemungkinan akan terjadinya konflik dalam suatu lingkup.

Secara garis besar, ada beberapa faktor penyebab konflik, yaitu perbedaan pendirian dan keyakinan, perbedaan kebudayaan, serta perbedaan kepentingan.

 

Perbedaan pendirian dan keyakinan

Perbedaan pendirian dan keyakinan antara satu orang dengan yang lainnya dapat menghasilkan bentrokan-bentrokan. Karena itu, akan ada usaha seseorang dalam melenyapkan keyakinan pihak lain yang tidak sesuai dengan pemikiran pribadi. Dan tentu saja, di dalam kehidupan sosial manusia yang berisi keberagaman pendapat dan tujuan, hal tersebut adalah hal yang rentan terjadi.

 

Perbedaan kebudayaan

Perbedaan kebudayaan mudah dijumpai di negara kita, negara dengan keanekaragaman budaya. Nilai-nilai budaya yang berbeda dapat membawa bentuk kepribadian dan perilaku yang berbeda juga baik tiap kelompoknya maupun perorangan. Terlebih lagi, adanya sikap-sikap yang meninggikan kelompok sendiri seperti sikap etnosentrisme dan primordialisme. Akibatnya, terjadi konflik yang mungkin secara tidak sengaja karena terpengaruh oleh nilai bawaan kebudayaan.

 

Perbedaan kepentingan

Perbedaan kepentingan pasti ada karena setiap orang mempunyai keinginan dan tujuan yang ingin dicapai. Kepentingan ini dapat berupa kepentingan individu maupun berkelompok. Sehingga, banyak orang akan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan dalam mencapai kepentingannya masing-masing.

 

Seperti salah satu contoh konflik sosial yang cukup dikenal, yaitu Konflik Sampit. Konflik Sampit ini merupakan konflik yang terjadi antar etnis di Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas hingga ke ibukota dari Provinsi Kalimantan. Konflik ini sendiri disebabkan karena ketidakpuasan suku Dayak terhadap para transmigran Madura yang telah membentuk 21 persen populasi Kalimantan Tengah pada tahun 2000. Dan suku Dayak merasa tersaingi dengan adanya hukum yang memungkinkan suku Madura untuk memiliki kontrol dalam berbagai industri. Selain itu, adat dari suku Madura yang membawa parang ataupun celurit ke mana-mana menunjukkan perbedaan kebudayaan yang menyebabkan kesalahpahaman pada suku Dayak.

 

Sehingga pada tahun 2001, kerusuhan dimulai dengan pembakaran rumah Dayak yang kemudian dibalas dengan pembakaran lain terhadap rumah orang Madura. Bahkan, ada juga pernyataan mengenai warga Dayak yang disiksa oleh sekelompok warga Madura. Pada akhirnya, konflik ini diselesaikan dengan membuat perjanjian damai antara warga Dayak dan Madura. Contoh ini membuktikan adanya pengaruh perbedaan kebudayaan dalam faktor yang menyebabkan konflik.

 

Sudah banyak terjadi kasus di lingkungan sosial, belum lagi dengan hal-hal yang berpotensi dalam menyebabkan permasalahan. Grafik nilai kasus sosial yang meningkat, juga dengan jumlah potensi konflik yang meningkat cukup besar, seharusnya mulai menyadarkan semua orang mengenai pentingnya peran masing-masing orang dalam pencegahan suatu konflik dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Lalu, bagaimana cara untuk mencegah dan menanggulangi konflik? Untuk menghindari adanya lebih banyak masalah yang terjadi, kita dapat melakukan tindakan preventif dimulai dari diri kita masing-masing. Hal tersebut bukanlah hal yang sulit. Kita bisa membiasakan diri untuk hidup bertoleransi dan menghormati orang lain. Menurut Pasal 6 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2012, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain memelihara kondisi damai dalam Masyarakat, membangun persatuan kesatuan, serta mengembangkan sistem peringatan dini dan sistem penyelesaian perselisihan secara damai. Saat tiap-tiap individu sadar akan perlunya menjaga persatuan, maka jumlah konflik yang terjadi bisa berkurang.

 

Jika suatu masalah telah terjadi, ada beberapa cara dalam menyelesaikan konflik seperti kompromi, toleransi, berunding untuk menyelesaikan masalah tanpa bantuan pihak lain (negosiasi) maupun dengan bantuan pihak ketiga untuk memberi nasihat tanpa kewajiban untuk dijalani (mediasi), dan meminta pihak ketiga untuk mengambil keputusan terbaik bagi kedua belah pihak (ajudikasi). Atau bahkan bisa saja salah satu pihak bersedia menerima keyakinan dari pihak lain (konversi). Seperti pada contoh konflik sebelumnya, yang menggunakan cara kompromi untuk menyelesaikan masalahnya.

 

Konflik sosial dapat terjadi karena berbagai hal, tetapi sebagian pemicu terbesar adalah karena adanya perbedaan pendirian dan keyakinan, kebudayaan, serta kepentingan. Dengan perbedaan yang berpotensi menyebabkan permasalahan, akan lebih baik jika perbedaan tersebut diterima dan menjadi hal yang dapat memajukan bangsa. Perbedaan itu dapat diterima dengan mengembangkan sikap toleransi, persatuan dan kesatuan, juga menyelesaikan perselisihan secara damai. Saat konflik telah terjadi, tetap ada hal yang bisa dilakukan seperti cara negosiasi, mediasi, konversi, ajudikasi, dan lainnya. Maka dari itu, kita harus menghindari dan menyelesaikan keberadaan konflik untuk lingkungan yang lebih harmonis meskipun konflik tidak dapat dihilangkan dari kehidupan kita semua.

 

 

 

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 01 December 2020
HARI AIDS SEDUNIA
BERITA LAINNYA - 02 December 2020
Sebuah Renungan.
BERITA LAINNYA - 30 November 2020
PA GURU DAN KARYAWAN SMAK PENABUR HARAPAN INDAH ,...
BERITA LAINNYA - 07 December 2020
Musim Hujan Telah Tiba
BERITA LAINNYA - 14 November 2020
Parent Cell Group : Menjadi Teman Curhat Remajaku
BERITA LAINNYA - 21 July 2023
Daily Inspiration 21 Juli 2023
BERITA LAINNYA - 23 July 2023
HARI ANAK NASIONAL 2023
Hari Anak Nasional 2023
BERITA LAINNYA - 25 July 2023
Daily Inspiration, 25 Juli 2023
Daily Inspiration, 25 Juli 2023
BERITA LAINNYA - 26 July 2023
Daily Inspiration, Rabu, 26 Juli 2023
Daily Inspiration, Rabu, 26 Juli 2023
BERITA LAINNYA - 26 July 2023
PANAS dan CINTA
PANAS dan CINTA
BERITA LAINNYA - 22 February 2024
Pengalaman Selama CG, Proyek, dan Komitmen
BERITA LAINNYA - 01 February 2024
Pelantikan OSIS dan Latihan Dasar Kepemimpinan Pe...
Pelantikan OSIS dan Latihan Dasar Kepemimpinan Pe...
BERITA LAINNYA - 01 March 2024
Congratulations for Gold Flag, OSIS SMAK HI >> St...
Congratulations for Gold Flag, OSIS SMAK HI >> St...
BERITA LAINNYA - 29 March 2024
Peringatan Jumat Agung, 29 Maret 2024.
Peringatan Jumat Agung, 29 Maret 2024.
BERITA LAINNYA - 28 March 2024
19 Siswa SMAK Penabur Harapan Indah lolos Perguru...
19 Siswa SMAK Penabur Harapan Indah lolos Perguru...
BERITA LAINNYA - 25 August 2024
Hidup dalam Kehadiran-Nya
BERITA LAINNYA - 26 August 2024
Mengatasi Segala Rintangan dengan Iman
Mengatasi Segala Rintangan dengan Iman
BERITA LAINNYA - 27 August 2024
Damai Sejahtera di Tengah Badai (1)
Damai Sejahtera di Tengah Badai
BERITA LAINNYA - 28 August 2024
Hidup Menurut Daging atau Roh
Hidup Menurut Daging atau Roh
BERITA LAINNYA - 29 August 2024
Rahasia Kebahagiaan yang Abadi
Rahasia Kebahagiaan yang Abadi
BERITA LAINNYA - 01 February 2025
Investasi Zat Besi Bisa Mencegah Stunting?
BERITA LAINNYA - 03 February 2025
Mengapa Perdebatan Harus Dihindari?
Mengapa Perdebatan Harus Dihindari?
BERITA LAINNYA - 04 February 2025
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP ...
Artikel
BERITA LAINNYA - 14 February 2025
Analisis Faktor yang Memengaruhi Peningkatan Suar...
Artikel
BERITA LAINNYA - 08 February 2025
Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Ter...
Artikel

Choose Your School

GO