Sebuah Renungan.
BERITA LAINNYA - 02 December 2020
Sebuah Renungan :
YEREMIA 29: 11
“ Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKU mengenai kamu, demikianlah Firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”
Ban kempes dan mobil berjalan dengan pelk roda, bagi pengendara mobil bukanlah pengalaman yang menyenangkan dan cenderung berbahaya. Kami berdua dengan suami pernah mengalami hal serupa dan bertepatan hari itu hari libur kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Dalam perjalanan pelayanan mimbar ke sebuah jemaat di sindangkarsa, pinggiran tol Cikeas, kami mengalami peristiwa tersebut sebelum memasuki pintu tol cakung. Sedikit panik pada saat itu dengan mengemban tugas pelayanan mimbar, ban bocor, berjalan dengan pelk roda dan saya tidak mengantongi uang banyak sekedar cukup uang keluar masuk tol dan uang bensin. Suami tetap mengendarai mobil perlahan-lahan, sayapun hanya terdiam dan berdoa, ya Tuhan bagaimana ini, saya tidak tahu harus bagaimana, Langkah pertama saya memberi kabar kepada pihak majelis gereja setempat, langkah kedua berdoa dan berserah.
Perjalanan memakai pelk roda dengan ban yang sudah hancur lebih kurang 1 KM kami menemukan 1 toko ban bekas mobil yang hari libur buka pagi, bagi kami berdua itu suatu berkat Tuhan, tapi saya hanya punya uang Rp. 50,000,- dan saya tahu suami tidak ada uang di dompetnya. Selang beberapa saat suami yang menghampiri toko kembali bersama tukang ban yang membawa ban bekas baru beserta peralatannya, dan memperbaiki ban kami sampai tuntas. Setelah selesai saya bertanya “berapa pi?” dan jawab suami saya “Rp.200.000,- “dan saya bertanya lagi “uang dari mana ?” dan jawabnya “Uang buat bayar sekolah anak-anak belum aku bayarkan”. Haaahh… mungkin kalau dalam kondisi biasa saya akan segera ngomel “@#$%&!?>”, tapi saat itu saya justru terharu dan bersyukur karna uang sekolah itu belum terbayarkan.
Singkat kata kami sudah keluar dari pintu tol Cikeas dan mulai memasuki desa Sindangkarsa, dan sungguh dihadapan kami terbentang pemandangan yang tidak kami bayangkan, jalanan yang kami harus lalui adalah jalanan yang sungguh hancur, penuh lubang dan digenangi air hujan dan air persawahan kanan kirinya. Dan mobil kamipun melintasinya seperti kapal yang berjalan perlahan diatas air. Dan dalam perjalanan pelayanan hari kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, saya dan suami baru tersadarkan bahwa TUHAN tahu apa yang akan kami hadapi didepan sana, jika Tuhan tidak ijinkan ban mobil kami bocor bahkan akhirnya hancur karena berjalan 1 KM , saya percaya ban mobil kami justru hancur dalam genangan air dijalan pedesaan itu.
Pengalaman saya bersama Tuhan pagi itu justru menjadi kesaksian dan berkat bagi jemaat yang saya layani. Dan pengalaman inipun boleh saya bagikan bagi kita semua, bahwa terkadang TUHAN kita mengijinkan hal-hal yang terburuk sekalipun terjadi atas hidup kita karena TUHAN tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita ke depannya. Bahwa “Rancangan TUHAN adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan..” Biarlah nama TUHAN dipermuliakan. AMIN.
Silviati Narjosusilo
Guru PAK
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur