ADVERSITY QUETIONT

BERITA LAINNYA - 29 May 2021

ADVERSITY QUETIONT

 

Pada 3-8 Mei 2021, IC7 Academy mengadakan Pelatihan Nasional Guru Bimbingan Konseling dengan tema “Membangun Sistem Layanan BK Sekolah”. Pembicara pada pelatihan ini adalah Human Capital Character Management Consultant, Santoso S. Hutabarat. S,Si, CBC, CLS. Pendekatan yang digunakan adalah melatih guru sebagai sahabat siswa.  

Secara umum, karakteristik yang terlihat pada generasi Z dan Alfa adalah mereka sangat akrab dengan perkembangan teknologi, khususnya internet dan gadget. Generasi ini termasuk generasi yang cenderung optimis namun tidak gigih dalam usahanya. Mereka kritis dan detail dalam mencermati suatu informasi tetapi juga praktis sehingga enggan meluangkan waktu untuk proses yang panjang. Hal ini disebabkan karena mereka lahir pada zaman yang sudah serba instan.

Di sisi lain, memasuki era industri 4.0 bahkan menuju ke 5.0, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus di dunia membutuhkan perjuangan yang gigih. Tidak cukup dengan kepandaian dan ketrampilan saja. Tantangan yang akan dihadapi generasi Z dan Alfa semakin bertambah, ketahanan terhadap situasi dan kondisi yang sulit, tidak putus asa juga dibutuhkan untuk mendapatkan masa depan yang cerah. Untuk mempersiapkan generasi Z dan Alfa, orangtua dan guru BK perlu berkolaborasi dalam mempersiapkan siswa.

Salah satu topik yang menarik untuk diikuti adalah topik Adversity Quetiont. Melalui topik ini, guru-guru BK diharapkan dapat mendorong dan memotivasi siswa agar melatih diri dalam menggunakan adversity quetiont. Adversity Quetiont sendiri mempunyai arti kemampuan mengendalikan tekanan, tantangan, hambatan, masalah menjadi sebuah kekuatan, kesempatan dan peningkatan. Ada 4 elemen dasar yang disampaikan oleh seorang tokoh bernama Paul G. Stoltz yaitu Control, Origin, Reach,  Endurance yang disingkat menjadi CORE.

Kontrol atau kendali  adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan mengelola kuantitas tekanan yang ada. Hal ini akan berdampak pada tindakan selanjutnya walau sesulit apapun keadaannya sekarang. Origin atau asal usul adalah kemampuan mengetahui sumber tekanan. Sumber tekanan itu bisa datang dari dalam diri atau luar diri. Jadi, seseorang bisa mendapati bahwa rasa bersalah, kegagalan, kesulitan tersebut berasal dari dirinya atau seseorang mempermasalahkan orang lain atau lingkungan yang menjadi sumber rasa bersalah, tekanan, kesulitan atau kegagalan. Rasa bersalah yang tepat akan menggugah seseorang untuk bertindak sedangkan rasa bersalah yang terlampau besar akan menciptakan seseorang putus asa. Reach atau jangkauan adalah kemampuan mengantisipasi penyebab tekanan. Endurance atau daya tahan adalah kemampuan bertahan dalam tekanan.

Dalam webinar tersebut juga disampaikan korelasi antara Adversity Quetiont dengan competency, responsibility, motivation, dan leadership.

 

HUBUNGAN CORE DGN COMPETENCY

HUBUNGAN CORE DGN RESPONSIBILITY

CORE > competency

Kualitas konstan

CORE > responsibility

Hasil maksimal

CORE = competency

Kualitas pasti

CORE = responsibility

Hasil memuaskan

Core < competency

Kualitas Minimun

CORE< responsibility

Hasil rata-rata

 

HUBUNGAN CORE DGN MOTIVASI

HUBUNGAN CORE DGN LEADERSHIP

CORE > motivasi

Langsung sukses

CORE > leadership

Mampu regenerasi

CORE = motivasi

Sukses terprediksi

CORE = leadership

Hanya satu generasi

Core < motivasi

Sukses yang sementara

CORE< leadership

Hanya situasional

 

Faktor-Faktor Pembentuk Adversity Quotion (AQ)

Dalam webinar tersebut, disampaikan bahwa Paul G. Stoltz dalam bukunya menggambarkan potensi dan daya tahan individu dalam sebuah pohon yang disebut pohon kesuksesan. Aspek- aspek yang ada dalam pohon kesuksesan tersebut yang dianggap mempengaruhi Adversity Quotient seseorang, diantaranya (Stoltz, 2000):

  1. Faktor InternaL
  2. Genetika

Warisan genetis tidak akan menentukan nasib seseorang tetapi pasti ada pengaruh dari faktor ini. Beberapa riset terbaru menyatakan bahwa genetika sangat mungkin mendasari perilaku. Oleh karena itu, adversity quetiont seseorang dipengaruhi dari genetika orangtuanya.

  1. Keyakinan

Keyakinan mempengaruhi seseorang dalam menghadapi suatu masalah dan membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidup. Keyakinan membuat seseorang mau bertahan dan berjuang untuk mencapai apa yang diyakininya

  1. Bakat

Kemampuan dan kecerdasan seseorang dalam menghadapi suatu kondisi yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Ssalah satunya dipengaruhi oleh bakat. Bakat adalah gabungan pengetahuan, kompetensi, pengalaman, dan keterampilan.

  1. Hasrat atau Kemauan

Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup diperlukan tenaga pendorong yang berupa keinginan yang disebut hasrat. Hasrat menggambarkan motivasi, antusias, gairah, dorongan, ambisi, dan semangat.

  1. Karakter

Seseorang yang berkarakter baik, semangat, tangguh, dan cerdas akan memiliki kemampuan untuk mencapai sukses. Karakter merupakan bagian yang penting bagi kita untuk meraih kesuksesan dan hidup berdampingan secara damai.

  1. Kinerja

Merupakan bagian yang mudah dilihat orang lain sehingga seringkali hal ini sering dievaluasi dan dinilai. Salah satu keberhasilan seseorang dalam menghadapi masalah dan meraih tujuan hidup dapat diukur lewat kinerja.

  1. Kecerdasan

Bentuk-bentuk kecerdasan kini dipilah menjadi beberapa bidang yang sering disebut sebagai multiple intelligence. Bidang kecerdasan yang dominan biasanya mempengaruhi karier, pekerjaan, pelajaran, dan hobi.

  1. Kesehatan

Kesehatan emosi dan fisik dapat memengaruhi seseorang dalam menggapai kesuksesan. Seseorang yang dalam keadaan sakit akan mengalihkan perhatiannya dari masalah yang dihadapi. Kondisi fisik dan psikis yang prima akan mendukung seseorang dalam menyelesaikan masalah.

 

  1. Faktor Eksternal
  2. Pendidikan

Pendidikan dapat membentuk kecerdasan, pembentukan kebiasaan yang sehat, perkembangan watak, keterampilan, hasrat, dan kinerja yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan Gest. Dkk.. (1999 dalam McMillan dan Violato, 2008) menyebutkan bahwa meskipun seseorang tidak menyukai kesulitan/masalah yang diakibatkan oleh pola hubungan dengan orang tua. Namun, permasalahan orang tua secara langsung ikut berperan dalam perkembangan adversity ouetiont remaja. Salah satu sarana dalam pembentukan sikap dan perilaku adalah melalui pendidikan.

  1. Lingkungan

Lingkungan tempat individu tinggal dapat mempengaruhi individu beradaptasi dan memberikan respon kesulitan yang dihadapinya. Individu yang terbiasa hidup dalam lingkungan sulit akan memiliki adversity quotient yang lebih besar karena pengalaman dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

 

Cara Menumbuhkan Adversity Quotient

     Menurut Stoltz, cara menumbuhkan dan mengembangkan Adversity Quotient dapat dilakukan dengan istilah LEAD (Listened, Explored, Analized, Do).

  1. Listened “Dengar”

Mendengarkan respon terhadap kesulitan merupakan langkah yang penting dalam mengubah AQ. Individu berusaha menyadari dan menemukan jika terjadi kesulitan, kemudian menanyakan pada diri sendiri apakah itu respon AQ yang tinggi atau rendah, dan menyadari dimensi AQ mana yang paling tinggi.

  1. Explored “Gali”

Pada tahap ini, individu didorong untuk menjajaki asal-usul atau mencari penyebab dari masalah. Setelah itu, menemukan hal yang merupakan kesalahannya, lalu mengeksplorasi alternatif tindakan yang tepat.

  1. Analized “Analis”

Pada tahap ini, individu diharapkan mampu menganalisis hal yang menyebabkan individu tidak dapat mengendalikan masalah. Jawabannya dapat merupakan beberapa penyebab lain dalam kehidupan, sehingga berlangsung lebih lama dari semestinya. Fakta ini perlu dianalisis untuk menemukan beberapa faktor yang mendukung AQ individu dalam mengendalikan masalah.

  1. DO “Lakukan”

Terakhir, individu diharapkan dapat mengambil tindakan nyata setelah melewati tahapan tahapan sebelumnya. Diharapkan individu dapat menggunakan informasi tambahan yang berguna untuk melakukan pengendalian situasi yang sulit. Kemudian, berjuang untuk mencapai situasi yang lebih baik

 

Melalui webinar ini, Pak Santoso mengarahkan guru Bimbingan Konseling untuk dapat memahami Generasi Z dan Alpha, yaitu para siswa yang dilayani dan memotivasi mereka menggunakan ‘Adversity Quetiont’ dalam menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Memang tidak mudah melatih mereka dalam masa pandemik karena tidak dapat bertemu secara langsung dengan mereka. Oleh karena itu, guru Bimbingan Konseling perlu berkolaborasi dengan orangtua. Remaja yang memiliki ‘Adversity Ouetiont’ yang bagus lahir dari orangtua yang tangguh dan bijaksana dalam mendidik dan membimbing mereka.

Erlin Nagasaputra S.Pd, MA

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 10 October 2022
Sekolah Spiritual & Kutukan
Berita BPK PENABUR Jakarta - 15 March 2023
PENABURNESIA
PENABURNESIA
Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 January 2023
Ibadah Awal Tahun Guru dan Karyawan Komplek PENAB...
Ibadah Awal Tahun Guru dan Karyawan Komplek PENAB...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 13 January 2023
Awal Semester Kembali Aktif dan Semangat
Awal Semester Kembali Aktif dan Semangat
Berita BPK PENABUR Jakarta - 16 January 2023
Menghindari kesombongan, menjadi manusia yang tid...
Menghindari kesombongan, menjadi manusia yang tid...
BERITA LAINNYA - 31 August 2022
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
BERITA LAINNYA - 16 September 2022
Tertipu dengan Investasi Saham Palsu? No More!
Tertipu dengan Investasi Saham Palsu? No More!
BERITA LAINNYA - 13 September 2022
Kecantikan bagi Perempuan
Kecantikan bagi Perempuan
BERITA LAINNYA - 19 September 2022
Barapen, Tradisi Bakar Batu oleh Suku Dani
Barapen, Tradisi Bakar Batu oleh Suku Dani
BERITA LAINNYA - 20 September 2022
Mumi Asal Papua
Mumi Asal Papua
BERITA LAINNYA - 02 January 2024
Peran Indonesia dalam upaya perdamaian antara Isr...
BERITA LAINNYA - 03 January 2024
Jakarta Informal Meeting
Jakarta Informal Meeting
BERITA LAINNYA - 04 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
Peran Indonesia dalam Perdamaian Israel dan Pales...
BERITA LAINNYA - 05 January 2024
Upaya Indonesia Dalam Perdamaian di Kamboja Melal...
Upaya Indonesia Dalam Perdamaian di Kamboja Melal...
BERITA LAINNYA - 06 January 2024
Peran Indonesia dalam Perdamaian Konflik Israel -...
Peran Indonesia dalam Perdamaian Konflik Israel -...
BERITA LAINNYA - 02 October 2024
BATIK SEBAGAI TREND FASHION GENERASI MUDA
BERITA LAINNYA - 19 July 2024
UPAYA KONSERVASI KEPUNAHAN KOMODO
Artikel
BERITA LAINNYA - 26 July 2024
RITUAL TIWAH
Artikel
BERITA LAINNYA - 12 July 2024
BURUNG MALEO, FAUNA KHAS SULAWESI YANG TERANCAM P...
ARTIKEL
BERITA LAINNYA - 26 July 2024
“The spirit is willing but the flesh is weak”
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 11 January 2025
Tuhan Berkuasa
BERITA LAINNYA - 25 January 2025
Tsunami dan Rintihan
Tsunami dan Rintihan
BERITA LAINNYA - 26 January 2025
Masuknya Budaya Korea ke Indonesia
Masuknya Budaya Korea ke Indonesia
BERITA LAINNYA - 27 January 2025
Dampak Obesitas Pada Sumber Daya Manusia dan Ekon...
Dampak Obesitas Pada Sumber Daya Manusia dan Ekon...
BERITA LAINNYA - 16 January 2025
Masyarakat dan Permasalahan Sosialnya
Masyarakat dan Permasalahan Sosialnya

Choose Your School

GO