Nathan Gabriel Winoto, siswa kelas XII SMAK 5 PEN...
Read MoreKunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreDemi keberhasilan anak dalam bidang akademi, sebagai orang tua tentu kita bersedia melakukan segala hal. Salah satunya adalah dengan memberikan sikap suportif demi keberhasilan anak kelak. Selain memberikan pendidikan sejak dini, adanya sikap suportif yang orang tua berikan pada anak juga menjadi fondasi baginya agar mereka dapat memiliki semangat untuk belajar hingga dewasa.
Nah berikut ini beberapa sikap suportif yang bisa membuat anak nyaman dan semangat belajar.
1.Mengoptimalkan kemampuan anak dan tidak terlalu menuntut
Setiap orang tua tentu ingin anaknya menjadi juara kelas. Namun, tidak semua anak memiliki kemampuan yang sama untuk mendapatkan hasil demikian. Untuk itu, alih-alih menuntut anak menjadi juara, orang tua bisa membantu mengoptimalkan kemampuannya agar tetap semangat berusaha menjadi terbaik.
Apapun hasil yang anak dapatkan, orang tua perlu bangga dengan pencapaian tersebut. Sekecil apapun usahanya, pastikan anda memberikan dukungan dengan memberi apresiasi pada setiap usaha yang mereka lakukan. Dengan begitu anak pun tidak akan merasa terlalu dituntut dan tertekan, serta akan lebih bersemangat dalam belajar karena usahanya telah diapresiasi oleh orang tua.
2.Tidak menakuti anak seandainya gagal mencapai sesuatu
Tanpa sadar, masih banyak orang tua yang menakuti anak mereka ketika malas belajar atau gagal mencapai sesuatu. Misalnya saja menakuti mereka akan kesulitan saat berkuliah atau bekerja nantinya.
Sikap seperti itu tidak akan memotivasi anak dan justru hanya akan membuatnya merasa cemas bahkan tidak yakin akan kemampuannya sendiri. Ketika anak dalam kondisi demikian, bukan tidak mungkin hal ini memicu hilangnya konsentrasi anak pada pelajaran yang sedang ditempuhnya.
Jadi, sebagai orang tua pastikan anda memberikan dukungan semaksimal mungkin tanpa menakuti-nakuti.
3.Utamakan kejujuran daripada hasil yang sempurna dari menyontek
Selain menuntut anak menjadi juara kelas, orang tua juga perlu menjaga diri akan obsesi nilai bagus yang anak raih di sekolah. Hal yang perlu diketahui adalah cara mendapatkan nilai tersebut jauh lebih penting dibanding hasilnya.
Apakah anak mendapatkan nilai sempurna karena hasil kerja kerasnya dengan jujur, atau justru ia dikenal sebagai orang yang selalu menyontek temannya di kelas? Jika anak mendapat nilai bagus karena hasil menyontek, bisa jadi ini adalah cerminan dari rasa ketakutan anak apabila nilainya buruk dan mengecewakan orang tua. Sehingga ia tidak percaya dengan kemampuannya sendiri demi memenuhi tuntutan orang tua yang terlalu tinggi.
Anak juga bisa merasa cemas dan takut mendapat hukuman bila nilai yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan orang tua. Itulah mengapa akhirnya mereka melakukan cara lain demi mendapat nilai bagus.
4.Memberi kesempatan anak menentukan gaya belajarnya
Orang tua tentu mengetahui bahwa setiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda, begitu pula dengan gaya belajar mereka. Ada yang senang belajar sendiri di rumah, harus berkonsentrasi ketika mendengarkan musik, hingga ada pula yang harus belajar berkelompok demi keberhasilannya.
Dengan adanya perbedaaan gaya belajar seperti ini juga perlu orang tua pahami dan hargai. Jangan sampai anda memaksa anak belajar dengan gaya yang menurut anda terbaik. Biarkan juga mereka memilih gaya belajar yang sekiranya nyaman untuk mereka sendiri.
Dengan menentukan gaya belajarnya sendiri, maka anak dapat menikmati proses belajar menjadi lebih nyaman dan dapat membantu meningkatkan prestasi akademiknya.
5.Memberi izin anak untuk belajar kelompok
Berbicara gaya belajar, ada pula gaya belajar kelompok yang biasanya memudahkan anak untuk mengajarkan suatu pelajaran. Belajar kelompok sendiri adalah hal umum yang biasanya dilakukan oleh anak sekolah, bahkan mahasiswa.
Meski umum dilakukan, nyatanya masih banyak orangtua yang cenderung menghalangi keinginan anak untuk belajar berkelompok dengan temannya. Selain takut prestasi anak tersaingi, orang tua juga takut anak justru anak lebih banyak bermain alih-alih belajar.
Sikap seperti inilah yang pada akhirnya membuat anak kesal dan enggan mengikuti kemauan orang tuanya. Padahal, beberapa tugas sekolah memang mungkin saja harus dikerjakan secara berkelompok. Jadi, cobalah untuk mempercayai anak belajar dengan teman temannya
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Anak yang Sering Mengantuk Saat Belajar
Nah dengan kelima sikap suportif di atas, bukan tidak mungkin anak lebih nyaman saat belajar dan membantunya meraih prestasi sesuai ekspektasi. Meski begitu, orang tua tetap perlu memberikan dukungan dan apresiasi atas apapun hasil yang raih sang anak. Sehingga ia akan lebih bersemangat untuk belajar.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR