Nathan Gabriel Winoto, siswa kelas XII SMAK 5 PEN...
Read MoreKunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreSejak penyebaran virus corona semakin merata di seluruh Indonesia, proses pembelajaran dialihkan secara daring (online). Tak hanya berbagai tantangan dan kesulitan, dalam proses belajar daring anak-anak ternyata membutuhkan kekuatan ekstra lho. Anak-anak diminta selalu stand by di depan komputer untuk mengikuti kelas. Selain itu, mengerjakan tugas pun terkadang harus secara daring. Kubayangkan betapa lelahnya mata anak-anak harus di depan media elektronik dengan waktu yang cukup lama.
Jika Anda sebagai orang tua membiarkan anak-anak dalam kondisi tersebut, berarti Anda sedang mendorong anak dalam keterpurukan. Sebab, kondisi tersebut bisa saja membuat anak stress. Selain itu bisa jadi ilmu yang dipelajarinya hanya menjadi angin lalu, sia-sia karena masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Kalau sudah begini pastinya sayang sekali bukan? Nah agar anak tidak merasa kelelahan dan berujung stress saat belajar. Sebagai orang tua, Anda bisa mengajaknya untuk brain breaks. Apa itu brain breaks? Mari simak ulasan selengkapnya.
Apa itu Brain Breaks?
Brain Breaks atau istirahat otak merupakan kegiatan mengambil jeda waktu dari aktivitas belajar atau tugas sekolah untuk melakukan aktivitas tubuh. Menurut penelitian, istirahat otak dapat meningkatkan fokus anak-anak ketika belajar, bisa bertahan lebih lama saat belajar, serta membuat anak lebih efektif saat mengerjakan tugas. Yuk, ajak anak-anak melakukan brain breaks.
1.Strategi sebelum melakukan brain breaks
Kalau di sekolah biasanya anak-anak akan melakukan brain breaks dengan cara menggerakan badan mengikuti video yang ditayangkan. Namun, karena saat belajar di rumah sudah terlalu banyak melihat layar komputer, usahakan melakukan aktivitas brain breaks dengan cara lain. Anda bisa menggunakan berbagai peralatan di rumah, seperti bangku, kertas, dan mainan anak atau bisa juga dengan menggunakan peralatan olahraga.
2.Durasi yang tepat untuk melakukan brain breaks
Biasanya anak kecil yang baru mulai sekolah seperti taman kanak-kanak, bisa melakukan brain breaks selama 10 menit. Sedangkan untuk anak usia yang lebih besar seperti SD dan SMP bisa mencapai 30 menit atau lebih. Akan tetapi, sebenarnya tidak ada waktu ideal untuk melakukan brain breaks. Semuanya dikembalikan kepada masing-masing anak.
Mungkin ada beberapa anak SD atau SMP melakukan brain breaks 1 jam setelah melakukan pembelajaran selama 1 jam. Adapun anak di usia mereka yang membutuhkan brain breaks lebih sebentar namun lebih sering dilakukan, seperti 10 menit belajar 10 menit brain breaks atau ada juga siswa yang belajar 30 menit dan brain breaks 10 menit. Semua kembali pada kebutuhan anak-anak untuk mengistirahatkan otaknya. Jika sudah mulai kehilangan fokus, mari ajak anak untuk melakukan brain breaks
3.Beragam aktivitas brain breaks di dalam rumah
Berikut ini beberapa aktivitas brain breaks yang bisa dilakukan anak-anak dan orang tua saat belajar dari rumah.
Tantang anak Anda untuk melakukan beberapa jenis lompatan tertentu. Selain itu, Anda juga dapat menantang anak dengan jumlah lompatan yang harus dicapai dengan waktu yang telah ditentukan. Misalnya 60 kali lompatan selama 60 detik.
Apakah anak Anda gemar olahraga beladiri? Jika iya, aktivitas ini sangat cocok untuknya. Anak Anda dapat melakukan pukulan dan tendangan dengan bayangan atau tidak ada target. Mintalah anak untuk mencoba berbagai rangkaian pukulan tangan, seperti memukul ke depan, pukulan hook, hingga pukulan uppercut. Selain itu mintalah anak Anda melakukan beberapa tendangan agar otot-otot kaki pun ikut bergerak.
Hula hoop juga bisa menjadi permainan yang dapat dimintakan untuk brain breaks. Anda dapat menargetkan berapa lama anak dapat mempertahankan hula hoop. Buatlah target waktu, mulai dari yang sebentar hingga waktu yang lebih lama. Jika sudah terbiasa mempertahankan hula hoop dengan stabil. Anak Anda dapat mencoba untuk mengkreasikan gerakan bermain hula hoop, seperti menaikan dan menurunkan hula hoop di tubuh mereka.
4.Beberapa aktivitas brain breaks di luar rumah
Jika anak-anak merasa bosan di dalam rumah terus, Anda juga dapat melakukan brain breaks di luar rumah dengan beberapa aktivitas berikut ini.
Aktivitas ini dapat membantu memompa darah sehingga aliran darah dalam tubuh menjadi lancar. Agar aktivitas ini lebih menantang, pasanglah timer. Minta anak Anda menyelesaikan jarak tertentu dengan waktu yang telah ditentukan.
Bersepeda mengitari rumah dapat membantu anak menghirup udara segar sehingga mereka akan fresh kembali untuk belajar. Selain itu, mengayuh pedal sepeda pun dapat menguatkan otot-otot kaki.
Jika Anda memiliki peralatan olahraga ini secara lengkap, boleh banget ajak anak bermain badminton. Selain menggerakan tubuh untuk meregangkan otot-otot, badminton juga dapat meningkatkan fokus. Jadi sangat cocok untuk dimainkan dengan anak-anak. Setelah bermain anak jadi fokus kembali untuk belajar.
Baca Juga: 6 Tips Mendidik Anak Agar Membiasakan Diri Tepat Waktu
Beragam aktivitas brain breaks di atas tidak akan membuang-buang waktu dan mengganggu waktu belajar anak. Hanya beristirahat sebentar, anak akan semangat dan bugar kembali saat belajar. Selain itu, beragam aktivitas brain breaks ini juga sangat penting untuk menunjang kebugarannya agar senantiasa sehat. Produktivitas belajar pun semakin meningkat.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR