ORANG BEBAL - DAILY DEVOTION
Artikel - 04 December 2024
Dalam buku Laugh is Beautiful halaman 96-97, sang penulis buku, Xavier Quentin Pranata memberi ilustrasi tentang orang bebal. Seorang pemabuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter pribadinya. Karena sang dokter prihatin dan berharap pasiennya berhenti meminum alkohol, ia menunjukkan sebuah eksperimen. Dokter itu mengambil sebuah cawan, meletakkan seekor cacing di dalamnya, lalu menyiramnya dengan alkohol dan cacing itu mati dalam sekejap. Kemudian sang dokter bertanya, “Apa yang kamu lihat?” Pasiennya menjawab, “Cacing bisa mati karena alkohol, dok.” Tanya sang dokter lagi, “Lalu, pelajaran apa yang bisa kamu petik?” Jawab pasien itu, “Saya tidak akan pernah cacingan seumur hidup saya. Benar kan, dok?” Sang dokter tersenyum kecut mendengar jawaban pasiennya.
Menurut penulis buku tadi, orang bebal bukanlah orang yang bodoh melainkan orang yang merasa dirinya pandai, sehingga sulit sekali dinasihati. Istilah yang cocok untuk menggambarkan orang bebal adalah “masuk telinga kanan, keluar telinga kiri”. Artinya, informasi, pengetahuan, teguran, nasihat atau apa pun yang diberikan tidak akan pernah didengar, dipahami, dan diikuti. Mengapa? Karena setiap orang punya kecenderungan membenarkan setiap perbuatannya. Istilah kerennya adalah self-righteousness atau merasa benar sendiri. Ayat firman Tuhan yang kita baca hari ini ditujukan kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang selalu meminta tanda untuk membuktikan keilahian Yesus, tetapi mereka tidak mau memahami dan menerima tanda-tanda yang sudah dibuat oleh Yesus. Mereka adalah contoh orang bebal. Bahkan, mereka lebih bebal dari orang-orang Niniwe karena orang-orang ini bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus. Sedangkan, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak. Mendengar pemberitaan dari Yohanes Pembaptis dan Yesus, mereka tetap tidak mau mengerti dan menerima.
Siapa lagi yang bisa menjadi orang bebal? Kita semua. Kita bisa menjadi bebal ketika kita tidak mau memahami dan melakukan firman Tuhan yang sudah kita baca atau dengar. Kita bisa menjadi bebal ketika kita tidak mau patuh pada peraturan yang ada di sekitar kita. Ingatlah, setiap orang punya kecenderungan untuk merasa benar sendiri. Karena itu, dalam minggu-minggu Adven ini, mari kita berlatih membangun karakter untuk mendengar dengan kritis: menyerap, mencoba mengerti, dan melakukan segala hal baik dan benar yang sudah kita ketahui, agar kita tidak menjadi orang bebal.
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur