Pemakaman Tebing Batu Tana Toraja

Berita Lainnya - 02 December 2022

Apakah yang ada di bayangan kalian ketika mendengar kata “pemakaman”? Seram? Takut? Ngeri? Atau malah terbayang hantu-hantu seperti yang sering muncul di film-film horor?

 

Ada yang unik nih dengan tradisi pemakaman yang ada di Kabupaten Tana Toraja. Alih-alih menggali tanah untuk memakamkan kerabat yang meninggal, mereka malah membuat lubang di dinding batu. Contohnya adalah situs Tebing Batu Lemo di Desa Lemo.

 

Tebing Batu Lemo yang menjadi tempat pemakaman masyarakat Toraja merupakan singkapan batu cadas yang berusia kuarter hingga tersier. Pada bukit terjal nan luas dengan ketinggian lebih dari 100 meter itu terdapat 75 lubang makam. Dimana pada setiap lubang terdapat tau-tau atau tao-tao, patung kayu yang merupakan replika jenasah yang dimakamkan di tebing tersebut. Semakin tinggi lokasi makamnya, status sosial jenasahnya makin tinggi lho.

 

Hal yang sama juga terjadi Bukit Londa, Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi. Bukit Londa merupakan endapan batuan kapur berusia Eosen yang ketinggiannya mencapai seribu meter. Bukit itu memliliki sebuah gua dengan ceruk yang dangkal. Dalam ceruk tersebut terdapat beberapa pemakaman yang hampir sama seperti di Batu Lemo. Pada pemakaman itu, tulang-belulang jenasah juga nampak tertutupi oleh patung replika tau-taunya.

 

Tidak hanya di Batu Lemo dan Bukit Londa, di sepanjang jalan daerah Toraja pun kita dapat melihat banyak pemakaman. Pemakaman tersebut bukan hanya dibuat di dinding tebing batu, tapi juga dibuat di dalam bongkahan batu yang besar-besar. Asalkan batu tersebut cukup untuk dibuat minimal satu jenasah.

 

Rupanya, tradisi kubur batu di Tana Toraja ini merupakan bentuk adaptasi mereka terhadap kondisi lingkungan tempat hidup. Hal ini karena pada mulanya kehidupan manusia sangat bergantung kepada alam. Untuk tetap bertahan hidup tentu mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi alam.

 

Konon, pada jaman dahulu kala, Tana Toraja merupakan gunung berapi yang ada di dalam laut. Hal itu membuat daerah di sekitarnya pun menjadi subur karena mineral-mineral yang dimuntahkan oleh gunung berapi tersebut. Karena suburnya, lalu tumbuhlah terumbu karang di perairan dangkal lereng gunung berapi itu.

 

Akibat proses tektonisme, gunung ini terangkat dari dalam laut dan menjadi daratan. Gunung berapi dan terumbu karang yang menyertainya pun berubah menjadi singkapan batu cadas dan kapur yang luas. Oleh karenanya hampir seluruh wilayah Tanah Toraja diliputi oleh perbukitan bebatuan cadas dan kapur.

 

Nah, karena daerahnya diliputi oleh batu-batuan, maka lapisan tanah yang ada sangat sempit dan tipis. Jadi daripada tanahnya digunakan untuk area pemakaman, mending dipakai untuk pertanian yang mampu menopang kebutuhan pangan warganya. Pasalnya, kalau tanah yang ada digunakan untuk kuburan, lalu rakyat Toraja makan apa?

 

Sekarang kondisi pemakaman-pemakaman yang usianya sudah sangat tua sangat memprihatinkan. Banyak tau-tau yang dicuri dan dijual kepada kolektan barang-barang bernilai sejarah. Bahkan benda-benda penting milik jenazah yang ikut dikuburkan juga banyak yang hilang.

 

Tugas kita sebagai generasi muda tentunya harus turut menjaga warisan budaya Toraja yang masuk dalam kekayaan Indonesia juga. Gak papa kok kalau kita punya rasa takut dan seram. Jusru ketika semua orang punya perasaan seperti itu, situs kebudayaan ini akan tetap terjaga. Artinya, tidak akan ada lagi orang yang berani melakukan pencurian atau bertindak semena-mena seperti pengrusakan dan pengotoran. Kalau sudah begitu, jadi tetap lestari deh cagar alam budaya kita. (Lucia Febriarlita)

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 11 September 2023
Berdiri di Tengah Kerapuhan
Berita Lainnya - 11 September 2023
Allah Mengundang Kita ke Pesta-Nya, Karena Kita...
Allah Mengundang Kita ke Pesta-Nya, Karena Kita...
Berita Lainnya - 08 September 2023
Orang yang Lemah Lembut, Taat dan Rendah Hati kep...
Orang yang Lemah Lembut, Taat dan Rendah Hati kep...
Berita Lainnya - 07 September 2023
God, You More Than Enough For Me
God, You More Than Enough For Me
Berita Lainnya - 06 September 2023
Tips Meningkatkan Kreativitas Diri
Tips Meningkatkan Kreativitas Diri
Berita Lainnya - 25 November 2022
Selamat Hari Guru 2022
Berita Lainnya - 21 September 2022
Ku Bersuka Sebab DIA Girangkanku
Ku Bersuka Sebab DIA Girangkanku
Berita Lainnya - 16 September 2022
Tuhanlah Gembalaku
Tuhanlah Gembalaku
Berita Lainnya - 06 September 2022
Jangan Pernah Menyerah Melakukan Hal Benar
Jangan Pernah Menyerah Melakukan Hal Benar
Berita Lainnya - 02 September 2022
Tuhanlah Prioritas dalam Hidup Kita
Tuhanlah Prioritas dalam Hidup Kita
Berita Lainnya - 19 November 2021
Tanda Pengikat Rasa
Berita Lainnya - 21 October 2021
Beriman dan Rendah Hati
Beriman dan Rendah Hati
Berita Lainnya - 31 December 2021
Kita Dipenuhi dengan Pujian
Kita Dipenuhi dengan Pujian
Berita Lainnya - 23 December 2021
Kita Menjadi seperti Dia
Kita Menjadi seperti Dia
Berita Lainnya - 15 December 2021
Sekaranglah Waktu Memeteraikan Itu
Sekaranglah Waktu Memeteraikan Itu
Berita Lainnya - 05 August 2024
Kadang Kita Tak Mengerti Maksud Tuhan, Tapi Ia Ak...
Berita Lainnya - 06 August 2024
Forgiving Like Jesus
Forgiving Like Jesus
Berita Lainnya - 07 August 2024
Membuka Diri pada Pembaharuan Iman dalam Tuhan Ye...
Membuka Diri pada Pembaharuan Iman dalam Tuhan Ye...
Berita Lainnya - 08 August 2024
Tuhan Telah Menyediakan Kesembuhan dan Pemulihan,...
Tuhan Telah Menyediakan Kesembuhan dan Pemulihan,...
Berita Lainnya - 09 August 2024
God will be with You in Every Situation and Promi...
God will be with You in Every Situation and Promi...
English Day - 02 March 2023
Craving Academic Validation
English Day - 13 February 2023
Starving for Validation
Starving for Validation
English Day - 23 February 2023
Academic Validation: Essential or Detrimental?
Academic Validation: Essential or Detrimental?
English Day - 27 February 2023
Is AI a Threat or an Opportunity?
Is AI a Threat or an Opportunity?
English Day - 07 March 2023
AI: Artificial Insecurity
AI: Artificial Insecurity

Choose Your School

GO