Sinopsis Buku Perpustakaan Bulan Mei - Saya Sujiatmi, Ibunda Jokowi

Berita Lainnya - 31 May 2021

Judul    Buku                : Saya Sujiatmi, Ibunda Jokowi

Penulis                         : Francisca Ria Susianti, Kristin Samah

Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama

Ketebalan                    : 154 halaman

Tahun Terbit                 : 2014

Kategori                      : Biographies & Memoirs

 

SINOPSIS

Lahir sebagai anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara pasangan Wirorejo dan Sani, Sujiatmi tumbuh besar di Desa Gumukrejo , Kelurahan Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Ibunya melahirkannya saat kalender di dinding menunjuk tanggal 15 februari 1943, setengah bulan sebelum pasukan Jepang menduduki Jawa.  Yogya berjaarak 56 kilometer dari rumah masa kecil Sujiatmi. Orang tuanya tak pernah membedakan perlakuan terhadapnya dan terhadap kakak lelakinya. Saat kakak lelakinya sekolah, ia pun turut sekolah. Padahal di kampung itu, tak satupun bocah perempuan sebayanya bersekolah.  Jarak rumahnya dengan SD Kismoyo, tempat ia bersekolah, tak bisa dibilang dekat, sekitar 5 kilometer. Kadang pulang pergi dia berjalan kaki, tapi tak jarang juga ia berkayuh dengan sepeda. Di SD Kismoyo, bangunan sekolah bertembok yang didirikan Belanda, puluhan bocah sebaya dari tiga kampong bersekolah disitu. Tapi tetap ia tak menemukan kawan perempuan. Satu- satunya perempuan yang bersekolah hanya dirinya.

Sujiatmi mengenang, ia pacaran dengan Widjiatno sekitar 2 tahun, sebelum kemudian memutuskan menikah pada 23 Agustus 1959. Usia Sujiatmi baru 16 tahun dan Widjiatno 19 tahun. Keduanya belum lulus sekolah.  Namun pada masa itu perempuan usia 16 tahun sudah jamak menikah. Bahkan banyak kawan sebayanya menikah dengan usia jauh lebih muda.

Widjiatnoto, yang kemudian bernama Notomiharjo, sikapnya pemalu dan penuh pertimbangan. Ini pula sebabnya Sijiatmi lambat laun punya peran dominan dalam membangun rumah tangganya.  “Ibu yang memutuskan, Bapak pelaksana,” ujar lit Suryantini, anak keduanya. Keputusan ini termasuk soal sekolah untuk anak-anaknya. “saya Cuma ngarahin. Kalau udah pilihan ya itu pilihan mereka. Saya milihin anak sampai SMP saja,” ungkap Sujiatmi. Dalam setiap keputusan atau arahan yang dibuat Sujatmi untuk keluarga maupun anak-anaknya, tak pernah ada “protes” dari Noto di depan anak-anaknya. Anak-anak sendiri tak pernah meminta “bantuan” atau mengadu pada sang bapak, jika mereka merasa tak sepaham dengan ibu mereka. Namun kepada Sujiatmi pula anak-anaknya selalu datang untuk berkeluh kesah, bukan pada Noto. Kepatuhan anak-anaknya juka terbentuk karena Sujiatmi menjaga konsistensi sikapnya.

Waktu berlalu dan Sujiatmi akhirnya mengandung anak pertamanya, buah kasihnya dengan Noto. Anak itu lahir pada 21 Juni 1961 dan Noto menamainya Joko Widodo. Joko artinya lelaki. Widodo artinya slamet atau selamat.  Beda tiga tahun dari Joko Widodo lahir anak kedua yang bernama Lit pada 15 Februari 1964. Anak ketiga bernama Idayati lahir pada 26 Mei 1966. Titik Ritawati dua tahun setelah lahir anak ketiga pada 8 Desember 1968. Ternyata Joko Widodo bukan anak lelaki satu-satu nya, sayangnya putra yang diberi nama Joko Lukito janin tidak sempat menghirup udara dunia. Namun sebelum Joko Widodo tumbuh besar dan menjadi sandaran keluarga, Sujiatmi terlebih dulu menjadi fondasi dan kayu penopang rumah mereka.  

Saat pindah ke Gilingan, Noto dan Sujiatmi hanya memiliki tekad. Modal usaha diberikan oleh Wirarejo . bukan berupa uang, tapi kayu. Meski bukan bisnis yang besar, bahkan tak ada nama perusahaan yang mereka gunakan, usaha kayu yang dirintis Noto dan Sujiatmi berjalan lancar. Setidaknya, hasil yang mereka dapat bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, menyekolhkan anak-anak , juga membayar pembantu dan mengupah tukang. Namun mendadak kabar buruk datang. Tanah dan rumah yang mereka tempati di Gilingan itu bukan milik perorangan yang bebas diperjualbelikan. Tanah tersebut adalah milik pemerintah yang hendak digunakan sebagai pasar. Sehingga rumah atau tempat tinggal Sujiatmi beserta suami dan anak-anak harus di gusur.

            Tak ada orang yang sukses sepanjang hayat  tanpa mengalami kegagalan. Sebaliknya tak mungkin seseorang menjalani hidup dalam keterpurukan selamanya. Keputusan apa yang akan diambil oleh Noto dan Sujiatmi beserta anak-anaknya? Kunci apakah yang digunakan Sujiatmi untuk mempersatukan keempat anaknya dalam  satu ikatan persaudaraan yang kuat?  Dengan membaca buku ini kita dapat mengetahui keluarga macam apa yang menciptakan karakter seorang Joko Widodo, seorang yang fenomenal di Indonesia bahkan sampai ke  mancanegara. Buku ini layak  dan menarik untuk kita baca karena penuh dengan motivasi hidup untuk tegar dalam setiap permasalahan yang ada disini kita belajar dari seorang perempuan pengajar kesederhanaan. Untuk mengetahui lebih lengkapnya kisah dalam buku ini,  kita dapat membaca dan meminjam di e-Library BPK PENABUR. Selamat membaca!

 

 Tanamlah pikiran, Anda akan menuai tindakan;

Tanamlah tindakan, Anda akan menuai kebiasaan;

Tanamlah kebiasaan, Anda akan menuai karakter;

Tanamlah karakter, Anda akan menuai takdir.

#Nellie Hershey Tullis#

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita Lainnya - 16 September 2021
Resensi Buku Perpustakaan ASB - Hujan
Berita Lainnya - 30 September 2021
Wujudkan Harapan Peningkatan Mutu Pendidikan Mela...
Wujudkan Harapan Peningkatan Mutu Pendidikan Mela...
Berita Lainnya - 30 September 2021
PACARAN PADA MASA REMAJA
PACARAN PADA MASA REMAJA
Berita Lainnya - 24 September 2021
Keluargaku Tempat Belajarku
Keluargaku Tempat Belajarku
Berita Lainnya - 30 September 2021
Theodicy : Melihat lebih dalam makna dari Penderi...
Theodicy : Melihat lebih dalam makna dari Penderi...
Berita Lainnya - 09 December 2021
Teacher’s Day: Guru Sebagai Jantung Pendidikan
Berita Lainnya - 20 December 2021
ROTH : Rise Of The Houses
ROTH : Rise Of The Houses
Berita Lainnya - 25 February 2022
Melatih Memimpin Diri - LDK OSIS 2022
Melatih Memimpin Diri - LDK OSIS 2022
Berita Lainnya - 25 February 2022
Standarisasi MPK & OSIS SMA KRISTEN PENABUR Summa...
Standarisasi MPK & OSIS SMA KRISTEN PENABUR Summa...
Berita Lainnya - 26 April 2022
Aksi Sosial 2022 Dalam Menyambut Idul Fitri
Aksi Sosial 2022 Dalam Menyambut Idul Fitri
Berita Lainnya - 03 October 2023
Yuk Menulis - Tips Menulis Dengan Prinsip 5W dan ...
Berita Lainnya - 06 October 2023
Pentingnya Pendidikan Berbasis Karakter
Pentingnya Pendidikan Berbasis Karakter
Berita Lainnya - 08 October 2023
Happy Sunday ASB - 08 Oktober 2023
Happy Sunday ASB - 08 Oktober 2023
Berita Lainnya - 15 October 2023
Happy Sunday ASB - 15 Oktober 2023
Happy Sunday ASB - 15 Oktober 2023
Berita Lainnya - 22 October 2023
Happy Sunday ASB - 22 Oktober 2023
Happy Sunday ASB - 22 Oktober 2023
Berita BPK Penabur Jakarta - 10 September 2021
Break The Limit - Virtual Education Fair ASB 2021
Berita BPK Penabur Jakarta - 17 March 2021
Upacara Bendera 16 Maret 2021 Memperingati Serang...
Berita BPK Penabur Jakarta - 20 September 2021
PENABUR APPRENTICE - Membangun Jiwa Wirausaha Sis...
PENABUR APPRENTICE - Membangun Jiwa Wirausaha Sis...
Berita BPK Penabur Jakarta - 13 November 2021
E-SUBS QUATERVOIS SMA KRISTEN PENABUR Summarecon ...
E-SUBS QUATERVOIS SMA KRISTEN PENABUR Summarecon ...
Berita BPK Penabur Jakarta - 05 January 2022
SELAMAT HARI NATAL BAGI KITA SEMUA - IBADAH DAN P...
SELAMAT HARI NATAL BAGI KITA SEMUA - IBADAH DAN P...
Berita BPK Penabur Jakarta - 31 July 2023
SPECTACULAR PENABUR - OPEN HOUSE SMA KRISTEN PENA...
Berita BPK Penabur Jakarta - 07 August 2023
Agenda Siswa ASB 7 - 12 Agustus 2023
Agenda Siswa ASB 7 - 12 Agustus 2023
Berita BPK Penabur Jakarta - 20 August 2023
Happy Sunday ASB - 20 Agustus 2023
Happy Sunday ASB - 20 Agustus 2023
Berita BPK Penabur Jakarta - 21 August 2023
Agenda Siswa - 21 s.d 27 Agustus 2023
Agenda Siswa - 21 s.d 27 Agustus 2023
Berita BPK Penabur Jakarta - 14 August 2023
Upacara peringatan Hari Pramuka ke-62 Gugus Depan...
Upacara peringatan Hari Pramuka ke-62 Gugus Depan...

Choose Your School

GO