Tradisi Kebo-Keboan di Banyuwangi

BERITA LAINNYA - 14 September 2022

Tradisi Kebo-Keboan di Banyuwangi

 

Ada yang pernah dengar tentang tradisi kebo-keboan? Kalau belum, simak yuk artikel berikut ini!

Dirilis dari Liputan 6.com, Dyah Mulyaningtyas menyampaikan bahwa nama Kebo-keboan diambil dari bahasa daerah setempat yang berarti kerbau tiruan atau jadi-jadian. Dipilihnya hewan kerbau sebagai simbol dalam tradisi ini karena kerbau merupakan hewan yang dekat dengan kegiatan petani di sawah. Kebo-keboan ini merupakan upacara yang berasal dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur. 
Selain itu, dirilis dari Kompas.com, William Ciputra memaparkan bahwa tradisi ini berasal dari suku Osing sebagai wujud rasa syukur terhadap hasil panen yang mereka terima. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh para petani. Para petani akan mengubah dirinya menyerupai kerbau, dengan mengecat seluruh tubuh menggunakan warna hitam. Tak hanya ucapan syukur atas hasil panen, tradisi kebo-keboan ini dilakukan untuk membersihkan desa dengan tujuan seluruh warga desa diberi keselamatan dan dijauhkan dari segala penyakit, marabahaya, dan ancaman lainnya.

Munculnya tradisi ini di Desa Alasmalang berawal dari wabah penyakit pagebluk (wabah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh kekuatan spiritual) yang banyak menyerang warga hingga tanaman padi petani juga terserang hama. Akibatnya, banyak warga yang kelaparan dan meninggal. Maka dari itu, Mbah Karti yang merupakan sesepuh desa kala itu melakukan meditasi di sebuah bukit dan mendapat wangsit yang berisi warga disarankan untuk menggelar syukuran desa dengan menggelar Kebo-Keboan. Setelah menggelar tradisi ini, wabah pun menghilang.

Di Banyuwangi sendiri, hanya terdapat dua desa yang masih melaksanakan tradisi ini, yaitu Desa Aliyan dan Alasmalang. Tujuan dari dilakukannya ritual ini pada umumnya sama, hanya saja alur pelaksanaannya berbeda di masing-masing desa. Di desa Aliyan, tradisi ini dilakukan dalam lima tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan dengan memasang umbul-umbul di sepanjang jalan desa.
Tahap kedua dengan membuat kubangan yang lokasinya disesuaikan rute arak-arakan manusia kerbau. Kubangan tersebut melambangkan persemaian padi yang akan menghasilkan butir-butir beras. Tahap ketiga dengan membuat gunungan hasil bumi berupa buah-buahan dan hasil bumi lain. Tahap keempat dilakukan dengan mengarak manusia kerbau ke seluruh penjuru desa. Tahap terakhir adalah ngurit, yaitu pemberian benih padi kepada para petani untuk ditanam.

 Sementara itu, di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,  tradisi ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama, selamatan dengan 12 tumpeng yang nantinya akan dimakan secara bersama di sepanjang jalan desa, lauk pauk, 5 porsi jenang sengkolo, dan 7 porsi jenang suro. Jumlah sajian yang disediakan memiliki makna yakni 12 tumpeng melambangkan 12 bulan dalam satu tahun, 7 porsi jenang suro melambangkan 7 hari dalam satu minggu, dan lima porsi jenang sengkolo sebagai perlambang hari pasaran dalam kalender Jawa. Semua sajian ini menggambarkan filosofi dimensi waktu dalam siklus kehidupan manusia. Kedua, mengarak sebanyak 30 manusia kerbau untuk mengelilingi empat penjuru desa yang dipimpin oleh tokoh adat. Ketiga,  penanaman benih padi oleh manusia kerbau.

Ternyata di dua desa ditunjukkan Kebo-keboaan dengan tahapan yang berbeda. Menarik bukan? Ada fakta menariknya nih. Kerbau merupakan simbol tenaga andalan para petani dan kerbau merupakan binatang yang lekat dengan kebudayaan agraris. Dalam kehidupan agraris, kerbau dan sapi merupakan binatang yang membantu para petani untuk mengolah sawah. Pada umumnya, kerbau lebih kuat daripada sapi. Oleh karena itu, tradisi ini dinamakan kebo-keboan bukan sapi-sapian. Tradisi ini biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan rutin. Lebih tepatnya pada bulan Muharam atau Suro menurut penanggalan Jawa, yang jatuh pada hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 Suro.

Gimana teman-teman, keren banget kan tradisi ini? Ada yang berminat untuk nonton ga nih?

 

Felisha Reginna Suhendi

 

Daftar Pustaka

Ciputra, William. Ed. 2022. Upacara Adat Kebo-keboan Banyuwangi: Sejarah, Tujuan, dan Pelaksanaannya.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/01/190000878/upacara-adat-kebo-keboan-banyuwangi--sejarah-tujuan-dan-pelaksanaannya?page=all. Diunduh 5 Juli 2022.

 

Mulyaningtyas, Dyah. 2019. 6 Fakta Menarik Tradisi Kebo-Keboan Banyuwangi, Ungkapan Rasa Syukur Petani.

https://surabaya.liputan6.com/read/4066805/6-fakta-menarik-tradisi-kebo-keboan-banyuwangi-ungkapan-rasa-syukur-petani. Diunduh 5 Juli 2022.

 

Laily M., Rizka Nur. 2020. Kebo-keboan, Upacara Tradisi di Banyuwangi untuk Menghalau Wabah Penyakit.

https://merdeka.com/jatim/kebo-keboan-upacara-tradisi-di-banyuwangi-untuk-menghalau-wabah-penyakit.html. Diunduh 5 Juli 2022.

 

 

NKCTI

Bidang 8 OSIS SMAK HI

 

Ketekunan dan kebersamaan

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 28 September 2021
Character Corner: DOA
BERITA LAINNYA - 10 September 2021
Hari Olahraga Nasional
Hari Olahraga Nasional
BERITA LAINNYA - 29 September 2021
Peran Pendidikan dalam Perkembangan Era Society 5...
Peran Pendidikan dalam Perkembangan Era Society 5...
BERITA LAINNYA - 30 September 2021
Ruang Siswa: Salah Satu Ilmuwan Penemu Sel Bahan ...
Ruang Siswa: Salah Satu Ilmuwan Penemu Sel Bahan ...
BERITA LAINNYA - 30 September 2021
LETS TALK ABOUT FREEDOM
LETS TALK ABOUT FREEDOM
BERITA LAINNYA - 10 November 2021
Character Camp; Saka Bakti Husada
BERITA LAINNYA - 11 November 2021
Ada Apa dengan Saka Bakti Husada?
Ada Apa dengan Saka Bakti Husada?
BERITA LAINNYA - 11 November 2021
WANTED : PAHLAWAN YANG GAGAH BERANI!
WANTED : PAHLAWAN YANG GAGAH BERANI!
BERITA LAINNYA - 10 November 2021
GEGAP GEMPITA GANEFO : MENENTANG IMPERIALISME BA...
GEGAP GEMPITA GANEFO : MENENTANG IMPERIALISME BA...
BERITA LAINNYA - 11 November 2021
Karakter?
Karakter?
BERITA LAINNYA - 04 October 2022
Memulihkan Kasih yang Hilang
BERITA LAINNYA - 05 October 2022
Semangat yang Tak Pernah Padam
Semangat yang Tak Pernah Padam
BERITA LAINNYA - 06 October 2022
Janji Bunga Lili Putih
Janji Bunga Lili Putih
BERITA LAINNYA - 07 October 2022
Angin Berlalu
Angin Berlalu
BERITA LAINNYA - 08 October 2022
Dapet  Empat Ratus Ribuan per Bulan tapi Gak Nga-...
Dapet  Empat Ratus Ribuan per Bulan tapi Gak Nga-...
BERITA LAINNYA - 19 September 2023
Internet Taking Over The World: kisah awal mula i...
BERITA LAINNYA - 20 September 2023
Penjajah Rasa : Ketika makanan Asia Timur "menjaj...
Penjajah Rasa : Ketika makanan Asia Timur "menjaj...
BERITA LAINNYA - 21 September 2023
BANDUNG : KOTA KEMBANG SEJUTA KENANGAN....
BANDUNG : KOTA KEMBANG SEJUTA KENANGAN....
BERITA LAINNYA - 22 September 2023
SM Entertainment: The Future of Entertainment Tec...
SM Entertainment: The Future of Entertainment Tec...
BERITA LAINNYA - 23 September 2023
Membuang Sampah Sembarangan sebagai Masalah Sosia...
Membuang Sampah Sembarangan sebagai Masalah Sosia...
BERITA LAINNYA - 13 January 2024
Fesyen Daur Ulang: Transformasi Kreatif Gaya Hid...
BERITA LAINNYA - 14 January 2024
Memahami dan Mengatasi Pelecehan Seksual: Membang...
Memahami dan Mengatasi Pelecehan Seksual: Membang...
BERITA LAINNYA - 15 January 2024
Mendekati Era Cashless dengan QRIS
Mendekati Era Cashless dengan QRIS
BERITA LAINNYA - 16 January 2024
Rokok, Pedang Bermata Dua
Rokok, Pedang Bermata Dua
BERITA LAINNYA - 18 January 2024
Peran Indonesia dalam Mendirikan Gerakan Non-Blok
 Peran Indonesia dalam Mendirikan Gerakan Non-Blok

Choose Your School

GO