Mengungkap Kebudayaan Suku Nias

BERITA LAINNYA - 25 December 2024

Suku Nias mendiami salah satu pulau di Indonesia yaitu pulau Nias. Dalam bahasa asli mereka, orang-orang Nias disebut “Ono Niha”. “Ono” berarti “anak” atau “keturunan”, sedangkan “Niha” berarti “manusia”. Secara arkeologis, peradaban masyarakat Nias menunjukkan mereka mendiami pulau ini sejak zaman dengan bukti seperti alat-alat batu, sarkofagus, dan megalit serta peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ada sampai sekarang. prasejarah berasal dari rumpun bangsa austronesia berdasarkan doktor Departemen Biologi Molekuler Forensik Erasmus MC. Mayoritas agama yang dianut masyarakat Nias adalah Kristen Protestan dan agama-agama lain termasuk kepercayaan Fanömba adu. Bahasa lokal yang digunakan masyarakat Nias adalah bahasa Nias. Suku Nias juga memiliki budaya-budaya yang unik, contohnya Lompat Batu, ngayau, dan penghormatan para leluhur.

Suku Nias terkenal dengan budaya yang beragam, salah satunya adalah Lompat Batu.

Tradisi ini merupakan ritual pendewasaan masyarakat Nias yang banyak dilakukan di Pulau Nias dan menjadi pertunjukan khas dari daerah tersebut. Masyarakat setempat menyebut budaya ini dengan nama “Fahombo”. Budaya Lompat Batu ini diperuntukkan untuk para pemuda suku Nias. Mereka harus melompati susunan bangunan batu setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 cm atau lebih, untuk menunjukkan bahwa mereka sudah pantas dianggap dewasa secara fisik.

Budaya lain yang juga terkenal sebagai rumah adat yang disebut “Omo Hada”. Rumah ini merupakan rumah panggung dengan atap yang menjulang tinggi dengan sistem pasak yang kuat. Uniknya, rumah ini telah terbukti tahan gempa. Hal ini dikarenakan budaya nias yang dulunya sering terjadi perang antar desa sehingga rumah ini dibuat tahan terhadap serangan. Rumah ini tersusun dari lempengan batu besar dan material fleksibel lainnya.

Ada pula budaya suku Nias yang disebut mengayau atau ngayau. Mengayau memiliki arti memotong kepala musuh. Upacara mengayau merupakan simbol tanggung jawab sosial, nilai pendidikan dan bersifat untuk melindungi diri bukan kegiatan negatif. Apabila seorang laki-laki ingin menikah, maka ia harus membawa satu kepala musuh yang ia penggal. Adapun kegunaaan kepala (binu) tersebut antara lain, ketika seorang ayah meninggal, maka harus diberikan beberapa binu sebagai pelayan baginya, ketika mendirikan rumah adat, tengkorak seorang laki-laki ditanam di sebelah bawah tiang rumah, di ujung kanan, dan tengkorak seorang perempuan ditanam di sebelah bawah tiang rumah, di ujung kiri, ketika mendirikan satu megalit di depan rumah, maka harus ditanam satu binu, di sebelah bawah, dan ketika mengesahkan hukum adat (fondrako). Tetapi, budaya ini sudah tidak dilestarikan semenjak masuknya agama Kristen di pulau Nias.

Pembuatan patung dari kayu untuk orangtua yang baru meninggal juga merupakan budaya disana. Pembuatan patung tersebut dilakukan untuk menghormati para leluhur. Patung itu diresmikan pada hari keempat sesudah kematian. Kemudian roh orang tua hadir dalam patung itu (pemujaan leluhur). Segala peristiwa yang terjadi di dalam satu keluarga disampaikan dengan doa kepada mereka. Meskipun pada masa kini kebiasaan tersebut hampir tidak ada, karena masyarakat Nias telah menganut berbagai agama yang notabene melarang pemujaan terhadap roh-roh orang mati.

Suku Nias, yang mendiami Pulau Nias di Indonesia, memiliki sejarah dan budaya yang kaya, termasuk tradisi dan adat istiadat yang unik. Mereka dikenal dengan berbagai budaya seperti Lompat Batu (Fahombo), yang merupakan ritual pendewasaan bagi pemuda Nias, serta rumah adat "Omo Hada" yang khas dengan desain panggung dan atap tinggi. Selain itu, ada juga tradisi mengayau, yaitu memotong kepala musuh, yang dulunya merupakan simbol tanggung jawab sosial dan adat, tetapi kini tidak lagi dilestarikan setelah masuknya agama Kristen. Bahasa lokal yang digunakan adalah bahasa Nias, dan mayoritas masyarakat Nias menganut agama Kristen Protestan, bersama dengan beberapa kepercayaan tradisional lainnya.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

BERITA LAINNYA - 01 December 2020
HARI AIDS SEDUNIA
BERITA LAINNYA - 02 December 2020
Sebuah Renungan.
BERITA LAINNYA - 30 November 2020
PA GURU DAN KARYAWAN SMAK PENABUR HARAPAN INDAH ,...
BERITA LAINNYA - 07 December 2020
Musim Hujan Telah Tiba
BERITA LAINNYA - 14 November 2020
Parent Cell Group : Menjadi Teman Curhat Remajaku
BERITA LAINNYA - 24 September 2022
MID Semester dan Seminar "Toxic Parenting"
BERITA LAINNYA - 27 September 2022
"Profil SMAK Penabur Harapan Indah, SMA Terbaik d...
"Profil SMAK Penabur Harapan Indah, SMA Terbaik d...
BERITA LAINNYA - 29 September 2022
Mural Membuat Lingkungan Menjadi Indah
Mural Membuat Lingkungan Menjadi Indah
BERITA LAINNYA - 29 September 2022
Empati Menggerakan Aksi
Empati Menggerakan Aksi
BERITA LAINNYA - 30 September 2022
Festival Kora-Kora yang Menarik Wisatawan
Festival Kora-Kora yang Menarik Wisatawan
BERITA LAINNYA - 13 November 2023
What is school for? A Speech by Leon Oswald..
BERITA LAINNYA - 01 November 2023
Daily REMINDER : Menjadi teladan sejak muda.
Daily REMINDER : Menjadi teladan sejak muda.
BERITA LAINNYA - 10 November 2023
Daily REMINDER : Menyebarkan kebaikan Yesus dalam...
Daily REMINDER : Menyebarkan kebaikan Yesus dalam...
BERITA LAINNYA - 16 November 2023
Daily REMINDER : Menjadi wajah Kristus di dunia..
Daily REMINDER : Menjadi wajah Kristus di dunia..
BERITA LAINNYA - 03 November 2023
Perang Geng dan Bencana Alam di Haiti: Ketegangan...
Perang Geng dan Bencana Alam di Haiti: Ketegangan...
BERITA LAINNYA - 10 June 2024
Nikmatnya Soto Lamongan "Nanti Kita Cerita Tentan...
BERITA LAINNYA - 10 June 2024
Ketupat
Ketupat
BERITA LAINNYA - 23 July 2024
Rewind FLS2N Provinsi Jawa Barat 2024
Rewind FLS2N Provinsi Jawa Barat 2024
BERITA LAINNYA - 23 July 2024
Keunikan Budaya dan Alam Indonesia
Keunikan Budaya dan Alam Indonesia
BERITA LAINNYA - 01 July 2024
DEKAT DENGAN TUHAN
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 29 August 2024
Rahasia Kebahagiaan yang Abadi
BERITA LAINNYA - 30 August 2024
Mengalami Persekutuan dengan Roh Kudus
Mengalami Persatuan dengan Roh Kudus
BERITA LAINNYA - 31 August 2024
Menemukan Ketenangan dalam Kristus
Menemukan Ketenangan dalam Kristus
BERITA LAINNYA - 19 August 2024
Upah Dosa vs. Karunia Allah
Upah Dosa vs. Karunia Allah
BERITA LAINNYA - 18 August 2024
Muda dan Tetap Tenang: Menghadapi Tantangan Hidup
Muda dan Tetap Tenang: Menghadapi Tantangan Hidup

Choose Your School

GO