Mengenal Peradaban Badak Jawa dan Badak Sumatra

BERITA LAINNYA - 29 December 2024

Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang sangat beragam. Dua spesies badak yang endemik di Indonesia adalah Badak Jawa dan Badak Sumatra. Keduanya merupakan penghuni asli nusantara yang sangat langka dan dilindungi. Namun, masih banyak orang, terutama wisatawan lokal, yang menganggap kedua jenis badak ini sama. Kesalahpahaman ini lebih sering terjadi di kalangan wisatawan lokal dibandingkan wisatawan asing. Padahal, kedua spesies badak tersebut memiliki perbedaan mendasar dalam hal karakteristik fisik, populasi, dan habitat. Berikut adalah perbedaan antara Badak Jawa dan Badak Sumatra. 

Nama panggilan dan nama latin yang berbeda 

Badak merupakan salah satu mamalia besar di Indonesia yang terancam punah. Di Indonesia terdapat dua spesies badak yaitu badak sumatera dan badak jawa. Badak Sumatera memiliki nama dalam bahasa latin yaitu Dicerorhinus sumatrensis dan Badak Jawa atau Rhinoceros sondaicus. Kedua Badak ini memiliki jumlah cula yang berbeda. 

Badak Sumatra (kiri) dan Badak Jawa (kanan) 

Ciri fisik tubuh 

Badak Jawa sendiri memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja, dengan rambut tipis. Badak Jawa memiliki bentuk telinga bulat dengan ditumbuhi bulu tipis. Badak Jawa memiliki satu cula dengan panjang rata-rata 20–25 cm, dan dapat mencapai 30,5 cm. Wajah badak jawa lebih panjang dengan lipatan kulit di area leher dan bahunya. Badak Jawa sendiri lebih besar daripada Badak Sumatra, dengan tinggi 1,2–1,7 m, panjang 3–3,4 m, dan bobot antara 900–2,300 kg (2,3 Ton). 

Badak Sumatra merupakan badak terkecil di dunia, dengan panjang sekitar 2,4 - 2,7m, tinggi 1,2–1,3 m, dan bobot 500-1000 kg. Badak Sumatra memiliki warna kulit coklat kemerahan. Badak Sumatra memiliki dua cula, dengan cula yang lebih besar berada di hidung dan biasanya 15–25 cm. Bentuk telinga lebih lancip dengan ditumbuhi bulu-bulu panjang. Bentuk wajah Badak Sumatra cenderung lebih pendek dibandingkan Badak Jawa. Badak Sumatra juga merupakan satu-satunya badak yang tubuhnya ditumbuhi rambut. 

Populasi yang tersisa 

Populasi Badak Jawa terancam punah dengan jumlah kurang dari 80 individu yang ada di alam liar. Badak Jawa sekarang berada di satu populasi di Ujung Kulon, yang membuat badak Jawa sangat rentan terhadap penyakit atau bencana alam. Sementara populasi Badak Sumatra juga terancam punah, dengan jumlah diperkirakan terdapat 80-100 individu di alam liar, yang tersebar di beberapa populasi kecil di Sumatra dan Kalimantan. 

Habitat asli 

Habitat alami badak Jawa terletak di hutan hujan tropis dan semak belukar di Pulau Jawa, khususnya di Taman Nasional Ujung Kulon di provinsi Banten. Mereka lebih suka area dengan vegetasi yang lebat dan akses ke sumber air, karena mereka memerlukan air untuk mandi dan minum. Pengelolaan habitat yang tepat dan perlindungan kawasan hutan sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies ini. Habitat alami badak Sumatra meliputi hutan hujan tropis, hutan rawa, dan semak belukar. Mereka lebih suka area yang memiliki banyak vegetasi lebat dan akses ke sumber air. Perlindungan habitat dan upaya konservasi sangat penting untuk melindungi spesies ini dari ancaman kepunahan. 

Penting untuk diingat bahwa meskipun Badak Jawa dan Badak Sumatra sering kali disalah artikan sebagai spesies yang sama, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, baik dari segi karakteristik fisik, populasi, maupun habitat. Selain itu, kita perlu bangga akan hewan endemik asal Indonesia dan meningkatkan kesadaran untuk melestarikan mereka. Mengingat keduanya merupakan spesies yang terancam punah, kita memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi dan melestarikan mereka agar tetap menjadi bagian dari kekayaan alam Nusantara.

Tags:

Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR

Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur

Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 October 2020
Lomba Desain Logo
Berita BPK PENABUR Jakarta - 04 October 2020
PENABUR Talents Day
Berita BPK PENABUR Jakarta - 12 October 2020
Pelantikan Pengurus Majelis Perwakilan Kelas (MPK...
Berita BPK PENABUR Jakarta - 02 November 2020
Kelompok Tumbuh Bersama - Senin, 2 November 2020
Berita BPK PENABUR Jakarta - 31 October 2020
BINA IMAN
BERITA LAINNYA - 30 March 2022
Hapuskan Apartheid!
BERITA LAINNYA - 03 April 2022
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 4 - 8 April 2022
Agenda Mingguan, Senin - Jumat 4 - 8 April 2022
BERITA LAINNYA - 02 April 2022
Hari Kesadaran Autisme Sedunia
Hari Kesadaran Autisme Sedunia
BERITA LAINNYA - 04 April 2022
EXCELSIOR, An Event that Lingers
EXCELSIOR, An Event that Lingers
BERITA LAINNYA - 13 April 2022
GEJALA GELOMBANG KEHIDUPAN
GEJALA GELOMBANG KEHIDUPAN
BERITA LAINNYA - 08 November 2023
KONFLIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN
BERITA LAINNYA - 10 November 2023
Gagalnya penanganan kerusuhan : Konflik Sumbawa
Gagalnya penanganan kerusuhan : Konflik Sumbawa
BERITA LAINNYA - 11 November 2023
Konflik Separatis Papua Merdeka
Konflik Separatis Papua Merdeka
BERITA LAINNYA - 12 November 2023
Tragedi Kanjuruhan, Hari Kelam Sepakbola Indonesia
Tragedi Kanjuruhan, Hari Kelam Sepakbola Indonesia
BERITA LAINNYA - 17 November 2023
Konflik  Keluarga: China dan Taiwan
Konflik  Keluarga: China dan Taiwan
BERITA LAINNYA - 28 October 2024
Tuhan Beserta Kita Sampai Selamanya
BERITA LAINNYA - 29 July 2024
Menjadi seperti Semut
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 30 July 2024
Meraih Damai dengan Sukacita dan Syukur
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 31 July 2024
Tuhan Memelihara
DAILY REMINDER
BERITA LAINNYA - 01 July 2024
Berserah Diri Kepada Tuhan
Daily Reminder
BERITA LAINNYA - 21 December 2024
Peristiwa Kelam di Salem
BERITA LAINNYA - 22 December 2024
Sekilas tentang Perang Dingin.
Sekilas tentang Perang Dingin.
BERITA LAINNYA - 24 December 2024
JUARA AKUNTANSI
JUARA AKUNTANSI
BERITA LAINNYA - 18 December 2024
Prestasi Para Penari.
Prestasi Para Penari.
BERITA LAINNYA - 21 December 2024
Catatan Prestasi Olahragawan SMAKHI
Catatan Prestasi Olahragawan SMAKHI

Choose Your School

GO