BELAJAR MANDIRI
BERITA LAINNYA - 22 October 2021
BELAJAR MANDIRI
Joan Cindana/A2/14
Pada libur tengah semester tanggal 27-29 September kemarin, SMAK PENABUR Kota Tangerang mengadakan kegiatan CSP (Community Social Project) yang berlangsung selama 3 hari. CSP merupakan kegiatan yang mewajibkan para siswa/i untuk membantu orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Dalam kesempatan CSP kali ini, saya memutuskan untuk membantu toko aksesoris aluminium milik tetangga saya yang letaknya tidak jauh dari rumah saya.
Dua hari sebelum kegiatan CSP dimulai, saya memberi kabar sekaligus meminta izin terlebih dahulu kepada sang pemilik toko yang ramah, yaitu Pak Jeffri. Beliau menjawab dengan senang hati tentang kesediaan saya untuk membantu di toko miliknya. Pak Jeffri merupakan sosok yang ramah, pekerja keras, dan rendah hati. Ia tidak pernah membeda-bedakan orang lain dan bahkan menganggap semua orang adalah saudaranya.
Walau kondisi pandemi di wilayah saya sudah mereda, namun tidak ada salahnya untuk terus membatasi kerumunan dan menjaga protokol kesehatan. Oleh karena itu, demi mengurangi kerumunan yang akan timbul, Pak Jeffri menyarankan saya untuk datang pukul 15.00-18.00, yaitu saat toko menjelang tutup. Saya juga setuju terhadap saran dari Pak Jeffri, karena dengan begitu saya bisa fokus mengerjakan aktivitas saya di pagi hari tanpa terburu-buru.
Hari pertama saya CSP dimulai pada hari Senin, 27 September pukul 3 sore. Saya datang kesana dengan membawa tas kecil berisi masker cadangan, desinfektan semprot, dan botol minum pribadi. Pak Jeffri menyambut ramah kehadiran saya dan langsung memperkenalkan saya terlebih dahulu dengan sudut-sudut di toko aksesoris aluminium miliknya. Setelah diperkenalkan kurang lebih selama 10 menit, saya diberi tugas untuk membongkar dan menyusun barang dari kardus ke lemari agar tertata rapi. Barang yang saya bongkar berupa 2 lusin gagang pintu dari bahan aluminium. Gagang pintu tersebut beratnya sekitar 2 kilogram, sehingga saya agak lelah usai memindahkan 2 lusin gagang tersebut dari kardusnya. Maklum, selama pandemi dan pembelajaran jarak jauh ini saya jarang melakukan aktivitas olahraga di rumah.
Melihat saya yang kelelahan, Pak Jeffri mengatakan bahwa Ia sudah sering melakukan hal seperti itu sendirian, bahkan bisa lebih banyak lagi jumlahnya. Mendengar perkataan Pak Jeffri, jiwa kompetitif dan semangat anak muda saya semakin berkobar sehingga mengalahkan rasa lelah saya. Setelah selesai menyusun gagang pintu aluminium di lemari, tugas selanjutnya adalah membersihkan debu-debu di sekitar lemari. Kalau masalah bersih-bersih debu, ini sudah sering saya lakukan di rumah hampir setiap hari jadi saya tidak merasa kesulitan sama sekali.
Selesai melakukan kedua aktivitas tersebut, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore yang mana sisa 1 jam lagi waktu saya untuk membantu Pak Jeffri pada hari pertama CSP. Di sisa 1 jam tersebut, tiba-tiba Pak Jeffri kedatangan pembeli yang hendak membeli beberapa buah gagang pintu aluminium. Pak Jeffri pun mengisyaratkan saya untuk mengambil gagang pintu aluminium yang sudah saya susun tadi untuk diberikan pada pembeli beserta dibungkus rapi. Sungguh sangat kebetulan pembeli itu membeli gagang pintu yang sudah saya susun tadi. Setelah mengambil itu, saya ke depan untuk membungkusnya menggunakan kantong plastik dan diikat menggunakan tali rafia agar gagang pintu aluminium itu tidak terlepas dari kardusnya. Pak Jeffri yang melihat kemahiran saya dalam melayani pelanggan padahal belum pernah diajari pun terkesima. Beliau menyuruh saya untuk datang besok pukul 2 siang agar bisa melayani pelanggan juga.
Tibalah saya di hari kedua, yaitu pada hari Selasa, 28 September. Sesuai arahan Pak Jeffri kemarin, saya datang pukul 2 siang dan selesai jam 5 sore nantinya. Saat saya datang ke toko Pak Jeffri, kebetulan Pak Jeffri sedang pergi keluar menemui klien sehingga digantikan oleh istrinya, Bu Airin yang menjaga toko. Saya juga sudah mengenal Bu Airin cukup sejak saya kecil. Tidak berbeda dengan suaminya, Bu Airin adalah sosok yang keibuan, pekerja keras, dan mandiri. Ia bisa mengurus pekerjaan rumah sekaligus membantu suaminya di toko.
Tak lama sejak saya sampai, ada seorang pembeli yang datang hendak membeli sealant alias lem untuk aluminium. Seumur-umur, saya baru tahu dan baru lihat lem khusus untuk aluminium dan kaca. Bentuknya seperti tabung ramping, botolnya terbuat dari plastik tebal, dan baunya asam menyengat. Pembeli tersebut membeli sebanyak 2 lusin dan akan dibawa menggunakan motor. Saya dan Bu Airin pun akhirnya bergotong royong untuk menggotong 2 kardus sealant itu untuk diikat di motor sang pembeli. Bu Airin sangat cekatan ketika mengikat kardus tersebut agar tidak jatuh dan kencang, sementara saya agak lambat. Walaupun agak lambat, namun saya bisa mengikat tali dan membuat simpul agar kardus sealant tersebut tidak jatuh karena saya pernah mempelajari tali temali di kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah saya.
Setelah lelah mengangkat kardus yang berat, Bu Airin mengajak saya untuk mengambil stok sealant yang baru di lantai 2 tokonya. Lantai 2 dari toko aksesoris aluminium milik Pak Jeffri dan Bu Airin berisi stok-stok dari barang dagangan mereka. Semuanya tertata rapi dan tidak ada yang berantakan sedikitpun agar mudah ditemukan saat mencari barang. Bu Airin dan saya lanjut bergotong royong kembali mengangkut kardus sealant untuk ditaruh di gudang lantai 1. Kami berdua mengangkat itu sambil bercanda gurau sesekali sehingga tidak terasa sudah semua kami pindahkan dari lantai 2 ke lantai 1. Seusai kami memindahkan kardus itu, Pak Jeffri sudah kembali dari luar dan membersihkan diri terlebih dahulu sebelum melanjutkan aktivitasnya di toko. Saya senang dan merasa aman di toko ini karena semua orangnya menjaga protokol kesehatan.
Saat sisa 1 jam 30 menit sebelum waktu CSP saya berakhir, tiba-tiba toko Pak Jeffri menjadi ramai. Yang awalnya saya hanya membantu sedikit, menjadi membantu banyak. Saya bertugas membuat nota penjualan dari para pembeli. Pak Jeffri mendikte nama barang dan harga, kemudian saya yang menghitung total harga menggunakan kalkulator. Sangat seru namun sangat memusingkan juga karena saya harus menulis cepat dan teliti. Tak terasa, akhirnya sesi CSP saya di hari kedua usai. Saya pulang dan mempersiapkan diri untuk hari ketiga sekaligus hari terakhir saya CSP di toko Pak Jeffri.
Dan tibalah akhirnya hari ketiga dan hari terakhir saya CSP, yaitu pada hari Rabu, 29 September. Saya datang pukul 3 sore seperti hari pertama. Di hari ketiga ini, Pak Jeffri meminta saya untuk membantunya menjawab pesan di WhatsApp. Pak Jeffri berkata bahwa kecepatan mengetik saya lebih cepat dan lebih baik. Saya pun dengan senang hati melakukan hal itu karena saya memang suka mengetik. Saya membalas pesan dari para pembeli Pak Jeffri baik di aplikasi WhatsApp ataupun Tokopedia. Pak Jeffri juga membuka tokonya di Tokopedia untuk memperluas cakupan para pembeli. Pak Jeffri hanya mendiktekan saya pesan apa yang harus saya ketik, kemudian saya mengetikkan dengan baik dan rapi, lalu dikirim kepada pengirim pesan.
Sambil membalas pesan dari handphone, Pak Jeffri juga kedatangan beberapa pembeli yang langsung datang ke toko. Saya pun turut membantu Pak Jeffri dalam melayani para pembeli. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, waktunya Pak Jeffri menutup tokonya. Saya menyapu bagian dalam dan teras toko yang kotor serta membuang sampah ke tempat pembuangan sampah yang besar. Akhirnya, CSP saya selama 3 hari di toko milik Pak Jeffri usai.
Sungguh pengalaman yang berharga untuk saya selama 3 hari bisa membantu Pak Jeffri dan istrinya di toko mereka. Saya belajar banyak sekali hal mulai dari menulis nota, menyusun barang, mengenal barang-barang yang belum pernah saya lihat sebelumnya, dan belajar untuk bekerja keras pantang menyerah. Pengalaman semacam ini tentunya sangat saya butuhkan sebagai remaja masa kini yang belum mengetahui apa-apa terkait dunia pekerjaan. Terima kasih CSP, saya jadi bisa merasakan pengalaman ini.
Share:
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
