Ibadah YANG SEJATI,

Suatu hari ketika saya pulang dari gereja ada seorang Jemaat lewat di depan saya dan berceletuk,  "aahhh...akhirnya ibadah selesai". Kalimat yang Saya dengar barusan membuat saya tergelitik dan bertanya, apakah arti ibadah hanyalah sebatas datang ke gereja atau rumah ibadah? Jika Iya, maka tidaklah mengagetkan ketika banyak orang terlihat begitu spiritualis di hari mereka bergereja, tetapi melakukan berbagai kejahatan di hari-hari lainnya.

Permasalahan ini sejatinya sudah ada dari sejak gereja mula-mula. Titus sebagai pemimpin kekrsitenan dimasa itu harus menghadapi dualism para jemaat yang justru kontraproduktif. Maka Rasul Paulus memberikan panduan yang jelas bagi Titus dan jemaatnya (Titus 1:1) salah satunya mengingatkan bahwa perkumpulan orang beriman adalah momentum pemeliharaan dan penguatan, namun ibadah sejatinya adalah seluruh detik kehidupan yang didasari kesadaran bahwa kita melakukan kebenaran karena Allah sudah lebih dahulu dengan anugerahnya membenarkan kita. Jadi ibadah sejati justru bukan di perkumpulan rayanya: "....Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini"

Kembali ke cerita tadi, kalau ibadah yang 2 jam saja kita mengeluh, apalagi dengan perjalanan hidup yang begitu panjang? Padahal justru itulah  ibadah yang sejati yang Tuhan tuntut untuk terus dijalani sesuai dengan kebenaran Ilahi. Maka mari kita bersama-sama menyamakan persepsi bahwa lewat berbagai kesulitan dan kesempatan hidup yang kita alami, justru inilah momen kita sedang menjalankan ibadah yang benar kepada Allah. Tuhan Memberkati

-Sir Arda-