Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreSetiap orang tua pastinya ingin memiliki anak yang cerdas. Bahkan hingga saat ini orang tua masih menilai kecerdasan anak melalui angka. Misalnya anak yang memiliki nilai 100 lebih baik dari nilai 80. Namun di era digital, kecerdasan tak lagi dipandang dengan nilai atau angka. Menurut praktisi pendidikan Bapak Munif Chatib, kecerdasan itu merupakan rangkaian dari beberapa kemampuan.
Apakah anda pernah dengar teori tentang Multiple Intelligence (MI)? Teori ini dicetuskan tahun 1983 oleh Bapak Dr. Howard Garden yang berisi tentang delapan kecerdasan. Menurut bapak Munif, kecerdasan anak diwakili dengan angka dari tes apa pun. Namun, setelah multiple intelligence muncul, selamat tinggal angka. Yah paradigma atau pandangan tentang kecerdasan mulai berubah seiring berjalannya waktu. Nah berikut ini lima paradigma kecerdasan baru yang perlu dipahami oleh orang tua.
1.Tidak dapat dilihat dari angka hasil tes
Kecerdasan anak di era digital tidak bisa dinilai atau diwakili hanya dari satu nilai hasil tes. Misalnya nilai kognitif jelek, orang tua jangan sedih. Anda perlu tahu kalau itu hanya satu dari ribuan kesempatan anak untuk menjadi cerdas.
2.Kebiasaan kreatif dan problem solving yang mempengaruhi kecerdasan
Kecerdasan dapat dilihat dari kebiasaan, kreatif, dan problem solving. Kreatif ini seperti membuat produk baru yang mempunyai nilai budaya. Sementara itu, problem solving adalah kemampuan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Anda sebagai orang tua bisa memberikan tantangan untuk anak menjadi kreatif dengan memberinya kesempatan mencari penyelesaian masalah. Hal ini bisa dimulai dari lingkungan di sekitarnya.
3.Kecerdasan itu multiple atau tidak tunggal
Tentunya hal ini masih berkaitan dengan kecerdasan yang tidak bisa diwakili dari satu penilaian saja. Kecerdasan seseorang itu ada banyak. Dalam Multiple Intelligences (MI), ada delapan kecerdasan yang bisa dilihat pada anak. Kecerdasan ini meliputi, bahasa, matematika (angka dan logika), spasial visual (gambar dan ruang), musikal (musik), kinestesis (bergerak), interpersonal (bergaul).
4.Kecerdasan itu dinamis dan tidak konsisten
Paradigma baru kecerdasan yakni tidak konstan atau dinamis. Hal ini masih berkaitan dengan banyaknya kecerdasan yang bisa dimiliki anak.
5.Kecerdasan berhubungan dengan stimulus lingkungan, tidak mutlak karena keturunan
Kecerdasan berkaitan dengan stimulus yang tepat. Ini bisa didapatkan anak di rumah maupun di sekolah. Jadi, anda sebagai orang tua bisa membantu untuk menstimulasi anak menjadi cerdas.
Baca Juga: Full Day School, Seberapa Baik Sistem Belajar untuk Anak Sekolah?
Jadi, dari kesimpulan diatas sudah jelas bahwa standar kecerdasan anak bukan hanya terpaku pada nilai prestasinya di sekolah. Sebagai orang tua anda berhak dan wajib memasukan anak ke sekolah terbaik, namun bukan hanya cerdas sebagai nilai utama melainkan cerdas dalam segala hal, baik sikap, berpikir dan berperilaku. Oleh karenanya BPK PENABUR menghadirkan sekolah kristen terbaik yang mengedepankan iman dan ilmu.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG