Nathan Gabriel Winoto, siswa kelas XII SMAK 5 PEN...
Read MoreKunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MorePemerintah telah memberikan izin untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara tatap muka bagi sekolah yang berada di zona hijau dan kuning dari virus corona. Keputusan ini pun sudah diputuskan oleh 4 menteri (SKB) tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di zona hijau dan kuning. Namun, menurut ahli epidemiologi, Bapak Iqbal Elyazar, dengan adanya pembukaan sekolah dapat meningkatkan risiko penularan virus yang tinggi antara siswa dan guru. Menurutnya, tim ahli pemerintah ini kurang memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi secara matang.
“Penelitian terbaru yang terdapat di San Fransisco, dikatakan dengan adanya pembukaan sekolah bukan hanya mengancam jiwa anak-anak tapi juga akan mengancam jiwa para guru. Pembukaan sekolah menengah atas dapat meningkatkan infeksi pada guru 41 persen, 37 persen pada anak usia sekolah menengah pertama,” jelas Iqbal dalam webinar penolakan pembukaan sekolah di masa pandemi.
Bapak Iqbal Elyazar mengatakan bahwa apakah tim ahli pemerintah juga menyampaikan dengan jujur dan terbuka ada berapa banyak jiwa para siswa yang bisa diselamatkan dan mereka tidak perlu masuk rumah sakit bila sekolahnya masih ditunda untuk dibuka. Pejabat pemerintah pun belum tentu mau bertanggung jawab atas konsekuensi dari terbukanya sekolah lagi. Oleh karena itu, kebijakan pembukaan sekolah bukan langkah yang tepat untuk waktu sekarang-sekarang ini.
Bapak Iqbal juga menjelaskan bahwa pembukaan sekolah berdasarkan zona hijau atau kuning ini tidak bisa dijadikan landasan oleh pemerintah dalam mengambil keputusan. Sebab, menurutnya ini harus diperiksa lebih lanjut dan data-data pemeriksaan pun tidak transparan. Persoalan zonasi hijau juga sudah diributkan sejak akhir Mei, zonasi hijau pun dianggap sebagai zona yang tidak terdampak COVID-19. Pemerintah juga tidak berani menampilkan berapa jumlah pemeriksaan per kabupaten kota.
“Dengan data-data asli tersebut kita bisa melihat keseriusan pemerintah mencari, melacak, dan melakukan penanggulangan pandemi ini. Sampai detik ini pun kita tidak pernah diberi tahu jumlah pemeriksaan PCR per kabupaten kota. Oleh karena itu, kredibilitas apapun yang berkaitan dengan zonasi, selama indikator tersebut tidak dikeluarkan, maka datanya tidak menjadi kredibel,” jelas Iqbal.
Baca Juga: Berkah di Balik Tantangan PJJ di Tahun Ajaran Baru Era New Normal
Bahayanya mengizinkan membuka kembali sekolah akan berdampak pada kesehatan siswa dan guru. Sebaiknya, kebijakan ini harus dipertimbangkan matang-matang karena akan melibatkan banyak pihak di dalamnya.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR