Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: wiracarita
Agustus adalah bulan kemerdekaan Indonesia setelah sebelumnya dijajah selama bertahun-tahun. Tapi, tahukah kamu kalau Indonesia juga mengalami masa revolusi?
Siapa sajakah tokoh di balik revolusi Indonesia? Berikut ini 4 tokoh revolusi yang harus kamu kenal.
Bapak Soekarno lahir di Jawa Timur pada 6 Juni 1901. Ia memiliki nama lahir Kusno Sosrodihardjo, namun kemudian diganti dengan Soekarno karena sering sakit-sakitan. Ia pernah bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), dan melanjutkan di Hogere Burger School (HBS) Surabaya.
Bapak Soekarno bisa sekolah di HBS yang merupakan sekolah elite pada jaman Belanda karena bantuan H.O.S. Cokroaminoto.
Ia aktif dalam organisasi Jong Java dan aktif menulis di Oetoesan Hindia yang dipimpin H.O.S. Cokroaminoto. Bapak Soekarno juga menjadi pencetus ajaran Marhaenisme.
Dari ajarannya itu, pada 4 Juli 1927 ia kemudian membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI). Tujuan pembentukan PNI dan ajaran Marhaenisme yaitu untuk menentang kolonialisme dan memerdekakan Indonesia.
Perjuangan Bapak Soekarno juga dilakukan selama masa penjajahan Jepang. Berbeda dari sebelumnya, pada penjajahan Jepang, perjuangan kemerdekaan Indonesia dilakukan secara kooperatif lewat organisasi-organisasi bentukan Jepang seperti BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Bapak Soekarno juga menjadi pencetus gagasan Pancasila. Selain itu, ia juga menyusun naskah proklamasi bersama Bapak Moh. Hatta dan Bapak Ahmad Soebardjo di rumah Laksamana Tadashi Maeda.
Setelah kemerdekaan, melalui sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, Bapak Soekarno dipilih secara aklamasi sebagai Presiden pertama RI.
Bapak Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Ia menempuh pendidikan lanjutan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (ELS), Padang, kemudian dilanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) Jakarta.
Semasa mudanya, beliau bergabung dengan organisasi Jong Sumatranen Bond. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam, Belanda.
Di Belanda, Bapak Hatta tetap aktif dalam organisasi Indonesia yang dikenal dengan nama Indische Vereeniging.
Selama di Belanda, ia menentang kolonialisme dan imperialisme terhadap Indonesia. Karena dianggap membahayakan, Bapak Hatta kemudian ditangkap oleh pemerintah Belanda dan dibebaskan setelah menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Free. Tahun 1931, Bapak Hatta kembali ke tanah air dan melanjutkan perjuangannya.
Sumber foto: SI
Ia kemudian mendirikan organisasi Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) yang bertujuan untuk memajukan pendidikan masyarakat Indonesia.
Karena gerakannya dianggap berbahaya, pemerintah Hindia Belanda kemudian mengasingkan Bapak Hatta dan beberapa tokoh lainnya ke Boven Digoel lalu dipindahkan ke Banda Neira.
Pada 3 Februari 1942 saat pendudukan Jepang, Bapak Hatta dibawa ke Sukabumi. Ia kemudian kembali aktif menyuarakan kemerdekaan Indonesia dengan bergabung bersama PUTERA.
Selain itu ia juga masuk ke dalam organisasi BPUPKI dan PPKI. Bahkan ia menjadi wakil ketua PPKI.
Bapak Moh. Hatta juga memiliki peranan besar dalam kemerdekaan Indonesia. Beliau ikut merumuskan teks proklamasi dan menandatanganinya bersama Bapak Soekarno. Setelah merdeka, Bapak Moh. Hatta dipilih menjadi Wakil Presiden RI.
Sutomo atau yang lebih dikenal dengan “Bung Tomo” lahir pada 3 Oktober 1920 di Kampung Blauran, Surabaya.
Ia dikenal sebagai penyulut semangat dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Keren, ya! Meski memimpin pertempuran, namun Bung Tomo sebenarnya tidak punya latar belakang pendidikan militer.
Bung Tomo muda justru memiliki minat pada dunia jurnalisme. Saat Indonesia dikuasai Jepang, beliau bekerja di kantor berita Domei bagian Bahasa Indonesia untuk wilayah Jawa Timur di Surabaya.
Bersama wartawan Bapak Romo Bintarti, Bung Tomo memberitakan proklamasi kemerdekaan Indonesia menggunakan bahasa Jawa. Kenapa bahasa Jawa? Alasannya supaya lolos sensor dari Jepang.
Bung Tomo kemudian membangun sebuah pemancar radio bernama Radio Pemberontakan. Radio Pemberontakan berperan penting dalam pertempuran melawan tentara Inggris pada November 1945. Lewat radio itulah, Bung Tomo menyerukan pidatonya yang berapi-api.
Pernah dengar Bandara Juanda di Surabaya? Tahu tidak siapa yang memberikan usul atas pembangunan bandara itu? Betul! Yang mengusulkan tidak lain adalah Bapak Juanda Kartawijaya. Ia lahir pada 14 Januari 1911 di Tasikmalaya.
Ia pernah menjabat sebagai perdana menteri di Kabinet Djuanda (1957-1959) saat masa Demokrasi Liberal. Bapak Juanda juga aktif bergabung dalam beberapa organisasi pergerakan nasional, seperti Budi Utomo dan Paguyuban Pasundan. Di masa ini pula, ia menjadi guru di SMA Muhammadiyah Jakarta sejak berusia 23 tahun.
Pada periode setelah kemerdekaan Indonesia, Bapak Juanda sering menempati jabatan di kabinet. Pada tahun 1933, Bapak Juanda menyelesaikan pendidikannya di di Technische Hoogeschool te Bandoeng (THB) dengan keahlian teknik sipil.
Beberapa jabatan menteri yang pernah beliau tempati adalah Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan, dan Menteri Pekerjaan Umum.
Capaian terbesar Bapak Juanda selama bergabung dengan pemerintahan adalah saat beliau menjadi perdana menteri di Kabinet Djuanda. Pada 13 Desember 1957, beliau berhasil merumuskan Wilayah Perairan RI, yang dikenal sebagai deklarasi Juanda.
Baca juga: Mengenal Sejarah dan Perkembangan Pramuka di Indonesia
Wah ternyata menarik sekali ya mempelajari para tokoh revolusi Indonesia ini. Kamu harus rajin belajar nih supaya bisa ikut membangun bangsa seperti mereka!
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG