Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreTak sedikit para orang tua yang menyadari bahwa selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah daring ini anak-anak mengalami penurunan nilai akademis. Tak sedikit pula anak-anak yang mengeluh bahwa pemahaman yang mereka dapatkan dari sekolah daring kurang optimal bila dibandingkan dengan sekolah tatap muka.
Hal ini tentu dipengaruhi berbagai faktor seperti Sinyal internet, gaya belajar yang tidak sesuai dengan kehendaknya, serta harus duduk di depan layar yang membuat mereka rentan stres dan akhirnya mempengaruhi mood untuk belajar. Tentu saja, itu semua berkonsekuensi kepada rapor mereka.
Psikolog Ibu Sri Purwita Mintarti, B.A. (Hons), MPsyach, Psi juga menyadari akan hal tersebut sebagai salah satu konsekuensi dari pembelajaran selama pandemi, yakni learning loss. Ia juga menjelaskan bahwa learning loss bisa mengakibatkan menurunnya kemampuan atau hasil belajar karena adanya jeda dalam proses pendidikan.
learning loss merupakan kejadian yang biasa terjadi, bahkan sebelum pandemi. Kondisi ini biasanya dialami anak setelah libur panjang. Ada beberapa konten pelajaran atau kebiasaan di sekolah yang anak lupa. Akan tetapi, situasi epidemi seperti sekarang ini cukup mengkhawatirkan. Terutama dalam pendidikan, namun sebagai orang tua dan guru ada baiknya kita menyadari hal ini agar anak-anak dapat meraih prestasinya dengan maksima.
Langkah-langkah orang tua dalam menangani learning loss
Ada beberapa hal yang disarankan psikolog Ibu Sri Purwita dalam meminimalkan risiko learning loss ini. diantaranya;
Mengubah pola pikir
Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah mengubah mindset kita tentang arti atau proses belajar mengajar. Sebelum pandemi, orang tua hanya mengantar anak ke sekolah, kemudian anak menjadi tanggung jawab guru. Namun, ini adalah saatnya orang tua lebih mengambil peran atas kegiatan belajar anak.
Selalu mendampingi dan menanyakan kondisi pembelajaran adalah hal yang tepat untuk memastikan anak-anak mendapatkan pembelajaran yang maksimal.
Pandang anak sebagai subjek
Selain itu orang tua juga perlu memandang anak-anak bukan lagi sebagai objek yang harus menerima pelajaran ini dan itu. Posisikan mereka sebagai subjek yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan merasa perlu untuk belajar. Nah disinilah peran orang tua untuk menumbuhkan minat belajar itu pada anak.
Melihat ketertarikan anak-anak
Psikolog juga menyarankan kepada orang tua untuk memberikan materi pelajaran sesuai dengan ketertarikan anak-anak. Menurutnya, walaupun anak-anak tidak bisa belajar optimal selama pandemi, bukan berarti mereka harus kehilangan banyak pengetahuan. Orang tua bisa mencari ketertarikan anak untuk eksplor pengetahuan.
Sebab, anak punya kemampuan untuk mengaitkan ilmu yang baru ia dapat dengan apa yang sudah didapatkan sebelumnya. Sehingga dengan demikian anak bisa survive.
Disamping itu, psikolog juga menambahkan bahwa bila apa yang dipelajari anak-anak terkoneksi dengan kehidupannya, maka lebih bisa diterima. Namun jika belajar akademik terpisah dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan, yang ada anak hanya menghafal, tapi tidak benar-benar menguasai pelajaran.
Baca Juga : 5 Manfaat Yoga untuk Anak Usia Sekolah yang Efektif Mengurangi Kecemasan
Nah itulah cara mencegah learning loss yang bisa dilakukan para orang tua dan pihak sekolah. Bisa dibilang learning loss saat ini terdampak dari pandemi, akibatnya pembelajaran jadi kurang maksimal. Oleh karena itu, disamping program pembelajaran dari sekolah, learning loss bisa diatasi oleh orang tua yang senantiasa mendukung kegiatan belajarnya.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG