Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read MoreSaat anak berusia remaja, mereka akan merasa hidupnya diatur orang tua dan akan susah diatur. Meskipun Anda sudah menempatkan anak di sekolah terbaik, banyak anak remaja yang sulit untuk diatur, sulit untuk mematuhi perintah, dan terkadang bahkan terkesan kurang menghormati yang tua. Atau sebaliknya, mereka awalnya mengikuti aturan, tapi kemudian melakukan sesuatu yang berbeda. Anda pun pasti tidak dapat menghindarkan perdebatan dengan anak. Apapun gaya pembangkangan anak, hal ini dapat membuat orang tua, guru, serta orang dewasa lainnya frustasi. Tapi sebagai orang tua, Anda perlu lakukan 4 hal di bawah ini.
1.Jangan jatuh ke dalam perangkap alasan dan kesalahan
Ketika sebuah masalah muncul dengan anak Anda, tetaplah fokus pada topik dan perilaku anak serta konsekuensinya. Misalnya, anak Anda mungkin akan beralasan bahwa dia tidak mengerjakan PR karena gurunya tidak menjelaskan dengan baik maksud PR-nya. Dia menyalahkan orang lain untuk membuat dirinya terlihat tidak bersalah. Cobalah untuk tidak terjebak dengan perkataannya dan lihat dari segala sisi. Mungkin anak Anda memang tidak mengerti dengan pelajarannya, tapi bukan berarti Anda harus memarahinya bukan?
2.Jangan jatuh ke dalam perangkap emosional
Sangat mudah untuk terjebak dalam emosi pembangkangan anak. Mereka kesal, Anda kesal, dan terkadang guru atau orang dewasa lainnya juga kesal. Sekali lagi, ini mengalihkan fokus dari topik yang sedang dibahas. Jangan mempersonalisasi apa yang dikatakan atau dilakukan anak. Tetaplah seobjektif mungkin dan fokuslah pada masalah yang sedang dihadapi.
3.Ajari anak untuk berpikir
Anak-anak yang susah diatur seringkali bereaksi terhadap orang dewasa dan aturan, daripada membuat pilihan yang disengaja dan tidak disengaja. Mereka tidak meluangkan waktu untuk memikirkan tindakan mereka hingga konsekuensi potensial yang mungkin terjadi bagi perilaku mereka. Menimbang keputusan dan konsekuensi, membuat daftar pro dan kontra, lalu membuat pilihan yang dipikirkan dengan matang adalah salah satu keterampilan paling berharga yang dapat dipelajari anak. Tidak ada kata terlalu dini untuk mulai mengajari anak cara mengevaluasi situasi. Jadi, lain kali dia membuat komentar yang menyatakan dia tidak ingin belajar untuk ujiannya, Anda jangan langsung emosi. Cobalah untuk tenang dan lanjutkan pertanyaan, bukan melontarkan ceramah atau pertengkaran. Anda bisa bertanya, “Apakah dengan tidak belajar dapat menghasilkan nilai bagus?” Inti dari pertanyaan-pertanyaan itu bukan untuk menginterogasi, tapi untuk mengajari anak untuk berpikir daripada bereaksi.
4.Ingatlah bahwa konsekuensi adalah bagian dari hidup
Apakah itu konsekuensi alami (sesuatu yang terjadi secara alami sebagai akibat langsung dari tindakan anak atau konsekuensi yang Anda berikan. Begitulah cara anak Anda belajar tentang kehidupan. Biarkan hal itu terjadi bahkan ketika naluri Anda berteriak untuk menyelamatkan anak dari ketidaknyamanan.
Baca Juga: 4 Langkah Mengubah Mental Anak Saat Usia Sekolah Agar Lebih Baik
Dengan melakukan 4 hal di atas, Anda akan mengajari anak tentang bagaimana menjadi manusia yang baik sebagai bekal hidupnya kelak. Tentunya, pelajaran seperti ini tidak selalu dia dapatkan dari sekolah terbaik pilihan Anda, tapi dari hidupnya sendiri.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG