Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sadar tidak kalau sejak duduk di bangku sekolah dasar, anak-anak cenderung dididik untuk jadi pengikut, penurut, atau mungkin selalu disalahkan jika mereka tidak mendapat nilai baik dalam sebuah mata pelajaran? Padahal, anak-anak seharusnya diajarkan untuk berpikir kritis sejak di masa sekolahnya.
Apalagi, cara berpikir ini memiliki banyak nilai positif, terutama untuk menemukan titik masalah yang dihadapi anak agar mereka terhindar dari kesalahan tersebut. Cara berpikir kritis juga mengajarkan anak-anak untuk bisa memecahkan masalahnya sendiri.
Coba bayangkan, kalau anak-anak tidak diajarkan berpikir kritis sejak dini, kebiasaan tersebut bisa terbawa hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Misalnya saat mereka sudah kuliah dan tinggal jauh dari orang tua, karena tidak diajarkan berpikir kritis ia akan kesulitan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah sendiri.
Menjadi orang berpikiran kritis sendiri disebut “problem solver”, yaitu orang yang jeli dalam melihat berbagai sisi dari sebuah masalah untuk mencari solusinya. Nah, berikut ini 7 tips mengajarkan anak berpikir kritis sejak dini, simak baik-baik ya.
Bertanya merupakan sebuah kunci. Banyak hal di dunia ini diciptakan karena berawal dari sebuah pertanyaan. Dorong anak agar selalu bertanya tentang berbagai hal, mulai dari yang sepele, hingga yang membuatnya sangat penasaran. Hal tersebut akan mengasahnya berpikir kritis.
Kalau anak sudah banyak bertanya, usahakan jangan langsung menjawabnya. Kenapa? Karena hal ini akan membuat anak lebih cepat puas. Alhasil, ia tidak terbiasa berpikir karena selalu mendapatkan jawaban dari rasa keingintahuan mereka.
Dibanding memberi jawaban dari setiap pertanyaan, coba ajukan pertanyaan balik. Bantu anak untuk berpikir kritis dengan kembali memberinya pertanyaan.
Contohnya, saat mereka bertanya tentang sebuah topik, Anda bisa bertanya pendapat anak lebih dahulu. Kemudian, ajukan lagi pertanyaan tentang opini mereka mengenai pendapat sebelumnya.
Dorong anak mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, seperti lewat buku maupun internet. Tetapi, pastikan mereka harus mampu menyaring informasi. Dengan begitu, selain membuatnya jadi kritis, kegiatan ini juga mengasah minat baca anak dan menambah wawasannya.
Sebagai orang tua, kita pasti selalu ingin membimbing atau mengarahkan sang buah hati dalam melakukan berbagai hal. Namun, tidak jarang hal ini malah membatasi anak untuk bertindak dengan caranya.
Saat anak berhadapan dengan sebuah masalah, orang tua akan menyelesaikannya. Akibatnya, ia akan bergantung pada orang tua. Mereka tidak terbiasa berpikir untuk memecahkan masalahnya sendiri. Karena itu, Anda perlu memberikan kepercayaan untuk bereksplorasi.
Saat si kecil sudah mendapat referensi atas jawabannya, lakukan diskusi kecil dengan anak. setelah anak membaca referensinya, ajukan pertanyaan apakah ia setuju atau tidak dengan penulisnya. Minta anak menjelaskan alasannya setuju dan mengapa ia tidak setuju.
Andai anak-anak membuat suatu kesalahan, jangan langsung memarahi atau memberinya nasihat. Cukup tanyakan dulu kenapa ia melakukan kesalahan tersebut, atau cari tahu alasan mereka melakukannya dengan pendekatan yang membuatnya tidak merasa sedang diinterogasi.
Baca juga: Mengenal Dopamin, Hormon Kesenangan Pada Manusia
Itu dia tujuh cara mengajarkan anak berpikir kritis yang bisa diterapkan untuk si kecil. Cara di atas memang tidak langsung membuat anak mampu berpikir kritis, tapi kita bisa mengasahnya lewat tips-tips tersebut. Ciptakan rasa nyaman untuk mereka bisa mempelajari apapun di sekitarnya, termasuk saat belajar.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG