Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: Mitra.Bukalapak
Anak yang bermental kuat umumnya lebih siap dalam menghadapi tantangan dengan percaya diri dan bangkit dari kegagalan.
Meski begitu, orangtua tentu harus mengajarkan pada anak bagaimana caranya tetap kuat secara mental. Hal ini seperti disampaikan oleh psikoterapis Ibu Amy Morin.
Ibu Amy mengatakan bahwa mental anak yang sehat perlu dibangun dengan memerhatikan cara ia berpikir, merasakan, dan bertindak. Berikutnya, luangkan waktu untuk mengasah kebiasaan baik sehingga menjadi bagian dirinya.
Nah kali ini ada tujuh hal yang tidak dilakukan oleh anak bermental kuat menurut Ibu Amy Mori. Yuk simak informasinya.
Anak-anak tidak jarang takut mencoba hal baru, seperti bermain alat musik baru atau mencoba jenis olahraga baru, karena mereka merasa tidak mampu melakukannya.
Sering kali mereka juga hanya melakukan sesuatu sekali dan menyerah jika tidak berjalan sesuai keinginannya sejak awal. Meski begitu, membantunya untuk menghadapi kegagalan dan mendorong anak untuk mencoba hal baru adalah hal yang tepat. Orangtua bisa memuji mereka atas segala usaha yang sudah anak lakukan. Pastikan ia tahu bahwa orangtuanya bangga dengan seluruh kerja keras yang sudah dilakukan.
Menurut Ibu Amy, anak-anak harus memahami bahwa membuat kesalahan itu tidak masalah dan mereka bisa belajar dari kesalahan tersebut. Dalam hal ini, orangtua perlu mengajari anak bagaimana cara belajar dari kesalahan sehingga bisa mengembangkan keterampilan baru dan tumbuh sebagai sosok yang baik.
Orangtua harus lebih terbuka untuk berdiskusi dan bertanya pada anak bagaimana menurut mereka hal pertama belajar dari kesalahan. Kemudian, saat anak mengakui kesalahannya, berikanlah pujian karena sudah berani mengatakan kejujuran.
Saat si kecil merasa kecewa, membiarkan ia mengungkapkan perasaan sedihnya bisa membantu mereka menerima kekecewaan tersebut. Namun pastikan bahwa mereka tidak terjebak dalam kesedihan.
Tanyakan pada anak apa yang akan ia katakana kepada teman yang mengalami kesedihan yang sama. Lalu, terapkan solusi tersebut pada dirinya sendiri tanpa menyalahkan keadaan, orang lain, atau diri sendiri.
Orangtua kadang salah mengira tekanan emosional akibat kurangnya kekuatan mental, menasehati anak untuk tidak membiarkan hal-hal terlalu mengganggunya.
Namun, hal tersebut malah semakin mengubur masalah daripada membantu mengatasi apa yang mengganggu anak-anak dengan cara yang tepat. Ibu Amy menyarankan agar orangtua juga mempunyai perasaan agar ia dapat mengetahui emosi tersebut.
Ibu Amy menyarankan latihan untuk membantu si kecil mengidentifikasi emosi yang membantunya dan emosi yang justru membahayakan dirinya. Mintalah anak bertanya pada dirinya sendiri: Apakah yang aku rasakan sekarang adalah teman atau lawan?
Merendahkan orang lain untuk membuat diri merasa lebih baik merupakan tanda klasik rendahnya harga diri. Hal ini dapat merusak hubungan anak dengan orang lain.
Jika mendengar anak merendahkan orang lain, ajaklah duduk bersama dan coba pahami dari mana perasaan negatif tersebut berasal.
Mungkin anak sedih tentang sesuatu atau merasa malu dan ingin mempermalukan orang lain untuk mengalihkan perasaannya.
Lalu, bantulah anak mencari tahu bagaimana mereka bisa menangani masalah tersebut secara berbeda. Selain itu, jangan beri contoh perilaku merendahkan orang lain pada anak karena mereka akan kebiasaan itu.
Tekanan dari teman sebaya terkenal karena banyak alasan, salah satunya yaitu masalah kepercayaan diri. Karena itu, cobalah bermain peran dengan anak agar ia mendapatkan kepercayaan diri dengan mempraktekkan apa yang dilakukannya dalam situasi saat seseorang membujuk dirinya untuk melakukan sesuatu yang sebetulnya tidak ingin ia lakukan.
Salah satu cara mengurangi stress dan meningkatkan harga diri yakni dengan belajar mengungkapkan rasa syukur.
Anak yang merasa berhak atas segalanya cenderung tak percaya bahwa mereka harus bekerja keras untuk mendapat apa yang mereka inginkan. Oleh karenanya, orangtua perlu melatih anak dengan tidak memberikan semua yang mereka inginkan dan memuji si kecil karena sudah berusaha. Penting untuk mengingatkan tentang perbedaan antara apa itu kebutuhan dan keinginan.
Baca juga: Simak, Ini 5 Penyebab Anak Kurang Percaya Diri Menurut Psikolog
Itulah tujuh hal yang tidak dilakukan oleh anak bermental kuat. Yuk ajarkan anak agar mereka memiliki mental kuat.
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG