Kunjungan Pengurus Harian Ke Cimahi
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Kepala Badan Standar, Kuriku...
Read MoreBPK PENABUR Kunjungi Direktur Kepala Sekolah, Pen...
Read More
Sumber foto: theAsiaparent
Pernah dengar tidak kalau anak itu seperti spons, mudah menyerap apapun yang dilihat dan dirasakan? Mungkin itu merupakan ungkapan paling tepat untuk si kecil. Karena setiap aktivitas yang orangtua lakukan bersama anak bisa menjadi momen bagi mereka untuk belajar.
Dalam setiap kegiatannya, anak tentu akan mengamati, melihat, atau mendengar sesuatu (see). Kemudian setelah melihatnya, mereka akan berpikir dan mencari ide (thing). Setelah menemukan ide, mereka akan melakukan hal pintar serta membanggakan (act). Inilah yang disebut sebagai proses belajar See-Think-Act.
Nah, untuk mendukung proses belajar ini, ada aktivitas sederhana yang bisa orangtua lakukan. Apa saja? Yuk simak rangkumannya berikut ini!
: Ajak anak bermain di taman dan biarkan ia melihat sekitar
Siap mempelajari metode belajar ini? “See” atau “Melihat” adalah awal dari model belajar See-Think-Act. Anak diajarkan untuk memperhatikan dan mengamati lingkungan sekitarnya dengan menggunakan indra mereka. Anak belajar untuk melihat orang, objek, tempat, atau situasi secara lebih detail. Ini bisa meliputi pengamatan visual, penciuman, pendengaran, pengecap, hingga perabaan.
Lewat pengamatan tersebut, ia mengumpulkan informasi tentang lingkungan sekitarnya. Mengajaknya melakukan aktivitas bermain di taman bisa menjadi salah satu caranya. Ketika di taman, anak pasti akan mengamati banyak hal mulai dari tanaman, pepohonan, bunga, tanah, maupun teman-temannya. Biarkan ia mengamati segalanya, setelah itu ajak anak ke tahap belajar berikutnya.
: Ajak ngobrol untuk membantunya memproses informasi dan mengingat apa yang dilihat serta memicunya mencari ide
Proses selanjutnya adalah “Think” alias “Berpikir”. Setelah melihat dan mengamati, anak didorong untuk memproses informasi yang didapatkan dan membentuk pemahamannya sendiri tentang apa saja yang dilihat. Ini melibatkan kemampuan anak untuk menghubungkan, membandingkan, mengelompokkan, dan membangun pola pikir.
Untuk mendukung proses belajar ini, orangtua bisa mengajukan pertanyaan, memicu diskusi, dan tentunya memberi anak untuk berpikir kritis. Misalnya saja dengan memberi pertanyaan, “kira-kira kalau pohon di taman ini ditebang gimana?” atau “kalau semua tanaman di taman layu gimana nak?”
Contoh pertanyaan tersebut bisa memicu si kecil untuk mulai berpikir dari informasi-informasi yang telah didapatkannya. Coba deh cara ini, biasanya anak akan mulai banyak bertanya dan berdiskusi.
: Tanyakan pada anak apakah ada hal yang ingin dilakukan
Langkah terakhir dari metode belajar satu ini yakni “Act” alias “Bertindak”, dimana anak didorong untuk melakukan tindakan berdasarkan pengalaman dan pemahaman mereka. Fisik dan kreatifitas anak akan terlibat dalam mengungkapkan pemahamannya.
Anak bisa menggunakan mainan miliknya untuk merepresentasikan kondisi atau objek yang diamati, mereka juga bisa menggambar, atau bahkan bermain peran. Tindakan ini akan membantunya mengasah kemampuan ekspresi diri, kreativitas, dan motorik halus.
Yang terpenting adalah ekspresi dirinya! Biarkan anak menunjukkan apa yang telah dilihat dan dipikirkan. Mungkin saja hasil dari tindakannya tidak sama. Misalnya, anak akan mengajak untuk menanam pohon atau menggambar taman bunga yang indah untuk terus dijaga. Berikan kebebasan pada anak untuk melakukan berbagai hal pintar, ya.
Baca juga: 6 Cara Belajar ala Drama Korea SKY Castle, Yuk Coba Terapkan!
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur
© 2019 YAYASAN BPK PENABUR
Develope by FMG