SABAR MENANTI - DAILY DEVOTION
Artikel - 02 December 2024
Seorang ayah duduk di teras rumah sampai larut malam. Ia sedang menanti kepulangan anak remajanya yang pergi bersama teman-temannya. Ini bukan kali pertama terjadi tetapi sudah berkali-kali sampai-sampai sang ayah sering ketiduran di teras menunggu anaknya pulang. Relasi antara ayah dan anak ini memang tidak selalu baik-baik saja. Sang ayah mendidik anaknya dengan keras agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk. Sedangkan, sang anak masih ingin menikmati masa remaja bersama teman-temannya, meskipun mereka seringkali melakukan perbuatan-perbuatan yang meresahkan dan menyusahkan banyak orang. Sang ayah selalu sabar menanti anaknya pulang. Ia sabar menunggu kesempatan untuk berbicara dengan anaknya dari hati ke hati. Semua itu dilakukannya karena ia mengasihi sang anak.
Minggu ini kita memasuki minggu Adven I. Ada empat minggu Adven yang akan kita jalani. Adven secara sederhana berarti penantian. Ada dua momen penantian sekaligus yang kita hayati. Pertama, kita menghayati kembali penantian kelahiran Yesus Kristus ke dunia. Kedua, kita menanti kedatangan Kristus kembali pada akhir zaman. Ayat yang kita baca hari ini bicara tentang penantian yang kedua atau tentang Hari Tuhan. Ada banyak orang Kristen menghitung-hitung kapan Tuhan akan datang kembali, sesuatu yang tidak perlu dilakukan. Firman Tuhan hari ini menegaskan kembali kepada kita bahwa Tuhan akan datang kembali pada waktu yang tepat sesuai dengan kehendak-Nya. Terpenting dalam menanti Hari Tuhan itu, setiap orang berbalik dari cara hidupnya yang lama atau bertobat. Sebab, Allah mengasihi kita semua, maka Ia menghadirkan karya keselamatan bagi semua.
Memasuki minggu-minggu Adven marilah kita melihat dan memeriksa kembali bagaimana kita hidup selama ini. Sudahkah kita berbalik dari cara hidup kita yang lama dan hidup dalam pertobatan dan kebenaran Allah? Jika belum, Allah menanti kita karena Dia mengasihi kita semua. Ingatlah, Allah menebus kita bukan dengan barang yang fana, emas ataupun perak, melainkan dengan darah Anak-Nya yang tunggal di atas kayu salib. Mari kita hayati dan jalani hidup ini seperti lirik lagu berikut: “Ku telah mati dan tinggalkan cara hidupku yang lama. Semuanya sia-sia dan tak berarti lagi. Hidup ini kuletakkan pada mezbah-Mu, ya Tuhan. Jadilah padaku seperti yang Kau ingini.”
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur