BERHARAPLAH KEPADA ALLAH! - DAILY DEVOTION
Artikel - 28 April 2025
Dalam konteks seni drama ada istilah solilokui. Istilah ini dipakai untuk mengungkapkan perasaan, firasat, atau konflik batin yang paling dalam dari si tokoh, untuk menyajikan informasi yang diperlukan pembaca atau pendengar. Solilokui merupakan cara aktor menyampaikan curahan hati dan keluhan dari tokoh yang diperankan dengan berbicara seorang diri. Jika dikaitkan dengan kehidupan nyata manusia, kita juga mungkin pernah melakukan solilokui; bertanya pada diri sendiri tentang apa yang sedang terjadi dan perasaan apa yang muncul saat itu. Hal itu biasanya kita lakukan ketika sedang dalam tekanan atau ketika hati sedang gelisah karena suatu hal. Pada saat itu kita diperhadapkan pada banyak pilihan dan kita diminta untuk memutuskan atau menyikapi peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Mendengar diri sendiri kadang kala lebih baik dari pada mendengar suara-suara lain di luar diri kita.
Pemazmur dalam bacaan hari ini juga melakukan solilokui. Ia bertanya kepada dirinya sendiri, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku?” Di dalam Alkitab tidak dijelaskan apa yang dialami atau dirasakan oleh pemazmur. Mazmur 42 dan 43 merupakan satu rangkaian ungkapan hati pemazmur. Dari Mazmur 43:1 kita bisa menduga bahwa pemazmur menderita karena mungkin difitnah telah melakukan kejahatan oleh orang lain. Hal itu membuat jiwanya tertekan dan gelisah. Pemazmur tidak menolak atau mengabaikan semua perasaan itu. Ia mengolah apa yang dirasakannya sambil bicara kepada diri sendiri, “Berharaplah kepada Allah!” Ini adalah cara pemazmur untuk menerima kerapuhannya sebagai manusia tetapi sekaligus meyakini bahwa di dalam kerapuhannya itu, Allah selalu hadir sebagai sumber pengharapan.
Sebagai orang percaya kita perlu meyakini bahwa di dalam diri kita ada Roh Kudus, yang menjadi Penolong bagi kita dalam banyak hal. Ketika jiwa kita tertekan dan hati kita dipenuhi dengan kegelisahan, ketakutan, kecemasan, kekuatiran, ambillah waktu sejenak untuk solilokui atau bicara dengan diri sendiri. Akui semua perasaan itu sebagai bagian dari kerapuhan kita sebagai manusia. Kemudian, katakan kepada diri kita sendiri, “Berharaplah kepada Allah, hai jiwaku! Sebab, Dialah Allah dan penolongku.” Percayalah, kita akan merasakan ketenangan dan kedamaian, sehingga kita dimampukan untuk mengambil keputusan yang bijak di tengah pergumulan yang kita alami.
Tim Bina Iman Jenjang
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur