Refleksi Singkat:
Ada sebuah kisah. Seekor elang lahir dari telur yang dierami induk ayam. Diberi makan oleh ayam. Hidup bersama ayam. Mematuk, berjalan, dan melompat selayaknya seekor ayam. Walau tubuhnya jauh lebih besar daripada ayam-ayam di sekitarnya, dia tidak pernah menyadari bahwa dia bukan ayam, dia seekor Elang. Sungguh disayngkan, ahirnya dia mati sebagai seekor ayam, bukan elang.
Ada banyak orang Kristen yang juga tidak betul-betul menyadari bahwa dirinya adalah anak Allah. Hidup sebagaimana anak-anak dunia. Melakukan yang dikehendaki dunia. Mencari dan menginginkan apa yang diinginkan dan dicari dunia. Setiap hari hidup dalam keluhan dan ketakutan akan hari esok. Dan tidak sedikit yang akhirnya mati sebagai ‘anak dunia’.
KITA adalah anak-anak Allah. Demikian Firman Tuhan. Kita adalah pewaris janji-janji Allah dan kita akan menerimanya bersama dengan Sang Anak yaitu Yesus Kristus. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak anak-anak Allah. Terbang tinggi meninggalkan dosa-dosa yang dilakukan anak-anak dunia. Menginginkan dan mencari apa yang diinginkan Allah. Bersukaria karena janji-janji Allah yang pasti akan kita terima di dalam Anak-Nya Yesus Kristus.
Kita adalah anak-anak Allah. Apa pun yang terjadi, jangan kita melepaskan hak waris itu. Kalau pun harus menderita, kita menderita bersama Kristus, karena kita a dipermuliakan sebagai anak bersama Kristus Sang Anak.
Amin
Author : Hendro S. Lumbanraja, M.Pd (Kepala Sekolah SMAK 7 PENABUR Jakarta)