SPIRITUALITAS PEMIMPIN BERINTEGRITAS
Berita Lainnya - 07 January 2021
Semula saya berpikir kalau perbincangan dalam Temu Wicara dengan Pak Ahok tentang suka duka Pak Ahok, sebagai pemimpin yang berintegritas yang dikagumi banyak orang. Wow, ternyata bukan itu, justru yang memukau malah Pak Ahok akan mengganti posisi guru agama ??? Tentu saja, ini bukan ancaman bagi guru agama, karena hanya sekadar trik-trik Pak Ahok saja karena sedang berbicara di BPK PENABUR. Terlepas itu settingan, dari narasumber atau tidak, tetapi bahwa di balik profil tokoh yang garang dan tegas itu ternyata kita mendapatkan satu keteladanan yang hakiki.
SMAK 3 patut bersyukur, mengenal Spiritualitas Pak Ahok yang dilontarkan secara jujur, dan terbuka. Contoh memplesetkan M.BA menjadi “Management by Angry.” Bahwa Pak Ahok adalah gubernur DKI yang baik dengan temperamen yang tegas dan keras, sudah menjadi rahasia umum. Kepemimpinan gubernur DKI dengan temperamen yang sama di zaman Gubernur Ali Sadikin di zaman ORLA dan ORBA. Pemimpin yang baik tegas, keras, dan berprinsip yang dicintai rakyatnya. Ada pantun begini: “Jika ada jarum yang patah jangan masukkan dalam mangkok, jika ada kata yang salah jangan sampaikan pada Pak Ahok.” Pantun itu diucapkan oleh pembicara pelatihan bukan sekali, lho... sering! Sampai sebegitu takut dan segan pada gubernur DKI waktu itu.
Pak Ahok adalah tipe pemimpin yang memiliki anugerah istimewa. Mengutip pendapat Robby Chandra dalam buku “Perjalanan MengikutiNya” beliau pengikut Kristus pada level Intim dengan Tuhan. Tipe pemimpin berintegritas yang punya keinginan berubah agar makin sesuai denganNya, dan peka mampu memaknai anugerah dalam berbagai peristiwa.” (2018:14). Sebagai guru di sekolah Kristen, rasanya kita perlu mengaca diri setelah mendengar pemaparannya, bagaimana kiat sukses seorang pemimpin yang mampu menyeimbangkan antara logika/rasio, realitas politik, dan spiritulitas (iman).
Menjawab pertanyaan awal dari Pak Julius tentang perjalanan karirnya dari Belitung, Pak Ahok dengan rendah hati mengakui diri sebagai orang yang biasa, merangkak dari bawah sampai ke level atas menjadi pemimpin di ibu kota negara. Bahkan, ketika harus menghadapi intrik-intrik politik yang kotor, sampai-sampai harus menginap di “Hotel Prodeo” Brimob Depok. Beliau tetap santai sambil berkelakar. Tapi filosofi ‘emas walau terjatuh di lumpur yang kotor, tetap emas yang berharga’. Coba, jika cincin pernikahan kita jatuh di selokan, bukankah kita rela berkotor-kotor demi benda kecil itu. Integritas diri, tidaklah tercoreng oleh karena retaknya sebuah keluarga atau pernah tinggal di “hotel prodeo” tetapi konsisten antara prinsip hidup yang diwujudnyatakan dalam sikap dan perbuatan.
Tentu saja tidak mungkin lagi saya mengutip ayat-ayat Alkitab yang beliau sampaikan. Pengalaman beliau mulai dari sharing, ketika ditanya Pak Patty berkaitan dengan dasar iman untuk dapat berintegritas. Ketika Pak Patty menyampaikan keteladanan tokoh Timotius, seorang muda yang menjadi pemimpin berintegritas. Timotius menjadi seorang tokoh panutan dimulai dengan keteladanan neneknya Louise. Dengan jujur Pak Ahok bersyukur dididik dan dibesarkan dalam keluarga yang baik. Keteladanan dari orang tua dan masyarakat yang mendukungnya, berkontribusi membentuk karakternya sebagai pemimpin. Kini kita menyadari bahwa untuk menjadi seorang yang berintegritas perlu proses alam yang tidak mudah. Kita tidak mungkin menjadi Pak Ahok, tapi kita bisa belajar dari pengalaman hidupnya agar menjadi seorang yang berintegritas. Dua hal yang bisa dilakukan untuk bisa mencontoh Pak Ahok, Intim dengan Tuhan dan mengikuti jalan-Nya, Jalan Pengikut Kristus, jalan Salib tentu saja. Bravo.
Oleh : Sunarta
Informasi Terkini seputar sekolah kristen BPK PENABUR
Daftar Indeks Berita Terbaru dari BPK Penabur